Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) atau United Nation berduka. Setelah sejumlah staf World Foof Programe (WFP) turut menjadi korban pesawat Ethiopian Airlines yang jatuh pada Minggu pagi di Addis Abada, Ethiopia.
Seorang staf WFP diketahui merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal dan bekerja di Roma, Italia.
Melalui keterangan United Nation yang diterima Tribun, Senin (11/3/2019), Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB, Stephane Dujarric, mengungkapkan, PBB merasakan duka mendalam atas kejadian Minggu pagi kemarin.
Berikut pernyataan Stephane Dujarric:
"Sekretaris Jenderal sangat sedih atas kehilangan nyawa dalam kecelakaan pesawat hari ini di dekat Addis Ababa. Sekjen menyampaikan simpati dan solidaritas yang tulus kepada keluarga para korban dan orang-orang terkasih, termasuk anggota staf PBB, serta belasungkawa yang tulus kepada Pemerintah dan rakyat Ethiopia," demikian tertulis dalam keterangan tersebut.
Baca: Pesawat Ethiopian Airlines jatuh: Indonesia larang terbang sementara Boeing 737 Max-8
Rasa kehilangan cukup mendalam juga disampaikan oleh Direktur Eksekutif WFP David Beasley.
David menyebut, hari jatuhnya pesawat itu menjadi hari yang sangat menyedihkan bagi Program Pangan Dunia, di mana para pekerja WFP rela berpergian jauh dari keluarga untuk membantu orang lain.
"Kami (WFP) berduka, mari kita renungkan bahwa masing-masing kolega WFP ini rela bepergian dan bekerja jauh dari rumah mereka dan orang-orang terkasih, untuk membantu orang lain mendapat kehidupan yang lebih baik. Kami juga berduka atas kehilangan rekan-rekan kami di badan-badan PBB," ungkap David.
Disampaikan, Juru Bicara Kemlu RI Arrmanantha Nasir,WNI yang ikut dalam rombongan tersebut direncanakan hadir dalam sebuah pertemuan di Nairobi, Kenya.
"Yang bersangkutan saat itu (saat kejadian) sedang menuju Nairobi dengan beberapa staf anggota WFP lainnya untuk menghadiri suatu pertemuan Nairobi, Kenya," kata Tata, saat konferensi pers, di kantor Kemlu RI, Jakarta Pusat, Senin (11/3/2019)
Sampai saat ini belum dipastikan berapa jumlah staf PBB yang menjadi korban pesawat yang jatuh setelah 6 menit lepas landas itu.(*)