Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) ternyata lebih luas sentuhan programnya daripada Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yang dikeluarkan perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Dengan kapasitas anggaran yang lebih besar, jangkauan programnya menyentuh hampir semua sektor.
Ditemui usai memimpin pertemuan Komisi XI DPR RI dengan Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali, di Denpasar, Selasa (12/3/2019), Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Achmad Hafisz Tohir menilai, bila dibandingkan PKBL, PSBI jauh lebih efektif.
PKBL yang juga dikenal dengan program Corporate Social Responsibility (CSR) ternyata kurang menyentuh banyak sektor.
PSBI tidak saja menyentuh banyak sektor, lebih dari itu mampu menggali keunggulan produk lokal.
Pemberdayaannya dilakukan dari hulu ke hilir. Ketika ditanya apakah PSBI lebih unggul daripada PKBL, Anggota F-PAN itu menjawab, “Bukan lebih unggul, tapi memang kapasitas PSBI lebih besar. BI itu mengelola keuangan, devisa, dan inflasi kita. Dana yang dikelola sangat besar.”
Bila PKBL berperan optimal seperti PSBI, sambung Hafisz, selesai urusan bangsa ini. Namun, ia menyayangkan program sosial PKBL hanya sekadar menjalankan program tanpa pendampingan yang maksimal.
"Banyak CSR BUMN tidak menjawab persoalan. Kadang hanya untuk melepas tanggung jawab saja sebagai CSR," keluh politisi asal Pelembang ini.
Ditambahkannya, tidak semua industri rakyat ini bisa diatasi pemerintah, karena memang ada keterbatasan APBN. Maka dengan PSBI dan PKBL pemberdayaan masyarakat terbantu.
"PSBI merupakan bentuk kepedulian atau empati sosial BI untuk berkontribusi dalam membantu memecahkan masalah sosial ekonomi yang dihadapi masyarakat," tutur Hafisz dalam sambutannya saat membuka pertemuan dengan BI perwakilan Bali.(*)