Keluarga Zulfirmansyah tiba di Bandar Udara Internasional Christchurch, Selandia Baru, Sabtu (23/3) sekitar pukul 14.00 waktu setempat. Keluarga yang terdiri dari tiga kakak kandung dan satu kakak ipar itu pun langsung bergegas ke Rumah Sakit Umum Christchurch, tempat di mana Zulfirmansyah mendapat perawatan.
Bersama Tim Aksi Cepat Tanggap (ACT), keluarga Zulfirmansyah menempuh perjalanan sekitar 45 menit menuju rumah sakit. Setibanya di rumah sakit, mereka pun melapor kepada pihak keamanan dan meminta izin untuk melakukan kunjungan pasien.
Yulierma, kakak kedua Zulfirmansyah mengaku tidak sabar ingin segera bertemu dengan Zulfirmansyah dan anaknya, Averro’es Omar Syah.
“Alhamdulillah, kami bersama tim dari ACT (Aksi Cepat Tanggap) sudah tiba di Christchurch. Tidak sabar ingin lekas ketemu, ingin melihat dan memastikan kondisi mereka secara langsung. Semoga jalannya dimudahkan untuk masuk,” kata Yulierma.
Meski sempat ada kesalahpahaman dengan pihak keamanan rumah sakit, akhirnya keluarga Zulfirmansyah mendapat izin untuk masuk ke dalam ruang perawatan. Reporter ACTNews Shulhan Syamsur Rijal yang turut serta mengatakan, sayangnya pihak kepolisian tidak mengizinkan penggunaan kamera dengan alasan privasi keluarga.
“Ketika keluarga sudah masuk, sempat ada suara tangis. Saya mendengar dari luar ruangan. Hanya keluarga yang diperbolehkan masuk,” ungkap Shulhan Syamsur Rijal, salah seorang Tim ACT.
Pemberangkatan keluarga Zulfirmansyah ke Selandia Baru sendiri bukanlah urusan yang mudah. Rombongan yang terdiri dari Hendra Yaspita, Yulierma, Nurhamidah dan Alhamdani itu berangkat dari Padang ke Jakarta pada Kamis (21/3) pagi. Namun, tidak bisa langsung ke Selandia Baru karena penerbangan penuh.
Keluarga Zulfirmansyah beserta Tim ACT baru bisa melakukan perjalanan pada Jumat (22/3) malam, dan tiba di Selandia Baru pada Sabtu (22/3) siang, N. Imam Akbar selaku Senior Vice President ACT mengatakan, sampainya keluarga dan langsung bertemu dengan Zulfirmansyah telah menimbulkan rasa lega.
“Kami (Tim ACT) bersyukur, keluarga akhirnya bisa bertemu dengan korban, Zulfirmansyah. Insya Allah, keluarga telah merencanakan akan singgah satu minggu di sini (Christchurch), mengingat masing-masing dari mereka pun memiliki pekerjaan di Indonesia,” terang Imam. (*)