TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengungkapkan peningkatan jumlah hoaks seiring mendekatnya gelaran Pemilu 2019 mendatang.
Tercatat sepanjang Februari 2019 saja terdapat 353 hoaks yang beredar di media sosial.
Terkait hal itu, Rudiantara mengatakan memiliki tiga tindakan yang akan dilakukan pihaknya. Tiga tindakan tersebut dilakukan dari hulu, tengah dan hilir.
"Di hulu itu jangka panjang, literasi sosialisasi. Di tengah kami melakukan tindakan-tindakan di dunia maya, seperti tadi saya sampaikan dan kita informasikan ke publik setiap hari hoaks apa, hoaks of the day itu apa," ujar Rudiantara, di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Kamis (28/3/2019).
Baca: Sempat Dirawat di Singapura Akibat Sakit Asam Lambung, Rossa Tunda Perawatan Lantaran Jadwal Padat
Sementara di hilir, kata dia, Kemenkominfo akan bekerja sama dengan polisi. Alasannya, penindakan di dunia nyata dilakukan oleh aparat penegak hukum.
Rudiantara menegaskan pihaknya tidak bisa menyelesaikan masalah ini. Menurutnya semua elemen harus ikut berpartisipasi untuk membantu menghentikan penyebaran hoaks.
"Jadi kami support, profiling dan lain sebagainya kita support lah. Karena tidak bisa Kominfo menyelesaikan ini sendiri, literasi semua elemen harus ikut," kata dia.
Di sisi lain, ia juga mengapresiasi dan berterimakasih kepada media yang membantu membicarakan cara menggunakan media sosial hingga instant messeging dengan baik.
"Saya juga berterima kasih kepada media yang selalu menyediakan kolom atau kalau TV itu waktu-waktu khusus untuk bicara mengenai bagaimana menggunakan media sosial khususnya, maupun instant messeging dengan baik," tutur Rudiantara.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengungkap adanya peningkatan jumlah hoaks secara runtut sejak Agustus 2018 dengan jumlah 25 hoaks. Pada Desember 2018, jumlahnya meningkat tiga kali lipat sebanyak 75 hoaks.
Ia kembali mengungkap peningkatan yang signifikan pada Januari 2019 dengan 175 hoaks, dan Februari 2019 sebanyak 353 hoaks.
"Betul (ada peningkatan, - red), jumlah dari Agustus 25, Desember 75, Januari itu 175, Februari 353," ujar Rudiantara, di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Kamis (28/3/2019).
Ia mengatakan dari data tersebut terjadi peningkatan dan yang paling besar ternyata berkaitan dengan politik yakni sebesar 23 persen. Oleh karena itu, Rudiantara menilai peningkatan jumlah hoaks tersebut ada kaitannya dengan tahun 2019 sebagai pesta politik.