News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kasus Suap di Kementerian Agama

RS Polri: Romahurmuziy Alami Pendarahan Saat Buang Air Besar

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umumm PPP Romahurmuziy atau yang akrab disapa Romy keluar gedung KPK Jakarta memakain rompi tahanan usai diperiksa oleh penyidik, Sabtu (16/3/2019). Romahurmuziy ditahan oleh KPK usai ditetapkan sebagai tersangka terkait dugaan suap seleksi jabatan di Kementerian Agama. TRIBUNNEWS/HERUDIN

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tersangka kasus dugaan suap jabatan di Kementerian Agama (Kemenag), M Romahurmuziy atau Rommy dibantarkan dari tahanan KPK ke RS Polri karena menderita sakit pada saluran pencernaan.

Kepala Rumah Sakit Polri, Brigjen Pol Musyafak, mengatakan Romahurmuziy mengalami pendarahan saat buang air besar.

"Hasil dari pemeriksaan atas keluhannya yaitu saat buang air besar ada pendarahan," ujar Musyafak di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (5/4/2019).

Baca: KPK Periksa Ketua KASN Jadi Saksi untuk Romahurmuziy

Romahurmuziy mengeluh sakit saat buang air besar sejak Jumat (29/3/2019).

Musyafak mengungkapkan dari hasil pemeriksaan awal, menyatakan Romahurmuziy tidak perlu dirawat inap.

Kepala Rumah Sakit Polri Kramat Jati Brigjen Musyafak menyampaikan keterangan terkait kondisi Kapolsek Ciracas yang dirawat di RS Polri Kramat Jati, Kamis (13/12/2018). (WARTA KOTA/JOKO SUPRIYANTO)

Akhirnya dirinya kembali dibawa ke rumah tahanan KPK.

Namun, empat hari kemudian, Selasa (2/4/2019), Romahurmuziy kembali mengeluh sakit yang sama.

Romahurmuziy akhirnya dibawa lagi ke RS Polri untuk pemeriksaan lanjutan.

"Ada keluhan kembali, keluhannya masih sama, kemudian datang ke IGD RS Polri atas permintaan dari KPK. Ada kecenderungan memang ada peningkatan pemeriksaan," ungkap Musyafak.

Setelah dilakukan pemeriksaan lagi, dokter menyarankan Romahurmuziy dirawat di RS Polri untuk pemeriksaan kolonoskopi.

Baca: Ditangkapnya Romahurmuziy oleh KPK Jadi Faktor Utama Turunnya Elektabilitas PPP

Hal ini dilakukan untuk mencari tahu kelainan pada saluran pencernaannya.

"Hari Kamis kami sudah melakukan pemeriksaan kolonoskopi untuk mengetahui saluran pencernaan bagian bawah dimana ditemukan adanya infeksi dan pelebaran pembuluh darah pada saluran pencernaan bagian bawah," jelas Musyafak.

Saat ini, dokter masih terus melakukan pemeriksaan lanjutan untuk mengidentifikasi penyakit yang dialami Romahurmuziy.

Penjelasan KPK

KPK memperpanjang masa penahanan dua tersangka kasus dugaan suap jual beli jabatan di lingkungan Kementerian Agama tahun 2018-2019.

Dua tersangka itu adalah Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Jawa Timur Haris Hasanuddin dan Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Gresik Muhamad Muafaq Wirahadi.

"Hari ini dilakukan perpanjangan penahanan yang pertama selama 20 hari dimulai dari 4 april - 24 april 2019," kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah kepada wartawan, Kamis (4/4/2019).

Baca: ‎Jokowi Beri Target Menang 80 Persen Suara Kepada Pendukungnya di Brebes

Seharusnya KPK juga memperpanjang masa penahanan tersangka lainnya dalam kasus ini, yaitu M Romahurmuziy alias Romy.

Juru Bicara KPK Febri Diansyah (Ilham Rian Pratama)

Namun, hal tersebut tidak dilakukan karena Romahurmuziy sedang dalam proses pembantaran di RS Polri sejak 2 April 2019 karena mengeluh sakit.

Baca: Masyarakat Indonesia Sangat Kurang Mengenal Penyakit Hemofilia

"Karena dia membutuhkan rawat inap di luar KPK. sehingga yang bersangkutan dibantarkan. Selama pembantaran tersebut tidak dihitung masa penahanan," jelasnya.

Akan tetapi, Febri Diansyah tidak bisa menjelaskan lebih rinci soal keluhan sakit yang diderita Romahurmuziy.

Menurutnya, hal itu bakal menyalahi prosedur yang sudah berlaku.

Baca: Peneliti KedaiKOPI Sebut Hingga Debat Keempat Undecided Voters Masih Ragukan Program Capres

"Artinya dari pemeriksaan dokter di KPK, penanganannya perlu dilakukan di luar rutan," kata Febri Diansyah.

Dalam perkara ini tersangka Muhammad Romahurmuziy alias Romy selaku anggota Komisi XI DPR dan mantan Ketua Umum PPP diduga telah menerima uang suap senilai Rp300 juta dari tersangka mantan Kakanwil Kemenag Jatim Haris Hasanuddin dan Kepala Kantor Kemenag Kab Gresik Muhamad Muafaq Wirahadi. Rinciannya, Rp250 juta dari Haris dan Rp50 juta dari Muafaq.

Suap itu diduga diberikan demi memuluskan proses pengisian jabatan di Kemenag Jatim.

KPK menduga tersangka Romy terlibat juga dalam proses pengisian jabatan untuk wilayah lain.

KPK juga menduga Romy tak sendirian dalam menerima aliran suap itu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini