Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Daniel Johan menilai kasus pengeroyokan siswi SMP di Pontianak, Kalimantan Barat baru-baru ini merupakan tamparan keras bagi dunia pendidikan.
Menurutnya, kasus penganiayaan yang dialami siswi bernama Audrey oleh 12 siswi SMA ini sangat di luar akal sehat. Oleh karena itu, ia berharap kasus ini harus ditangani dengan serius oleh pihak terkait, hingga muncul rasa keadilan.
“Kami sangat prihatin dan berempati terhadap korban. Ini tamparan keras bagi dunia pendidikan kita, juga bagi kehidupan keluarga kita, bagi pendidikan nilai dan moral anak-anak kita. Apalagi kejadian ini dilakukan oleh sesama perempuan, yang seharusnya sangat memahami dan sama-sama memiliki naluri perempuan maupun naluri sebagai ibu nantinya," ucap Daniel melalui pesan singkatnya kepada Parlementaria, Kamis (11/4/2019).
Legislator asal dapil Kalbar ini berharap pihak berwajib terus mengusut kasus ini secara tegas dan adil. Bahkan tidak hanya pihak Kepolisian, namun juga harus jadi perhatian pihak-pihak terkait lainnya seperti Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) ikut menangani kasus ini dengan serius, agar kasus serupa tidak terulang lagi.
“Kita tidak bisa membayangkan bagaimana nasib bangsa Indonesia ke depan kalau perilaku seorang remaja perempuan terhadap perempuan saja seperti itu. Apa yang bisa kita harapkan bila perilaku para calon ibu seperti itu, padahal merekalah tulang punggung dan pondasi bagi anak-anaknya, para pewaris masa depan bangsa," tandas politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.
Untuk korban sendiri, ia berharap agar terus mendapat perawatan dari dokter serta pendampingan dari psikolog agar segera sembuh dari traumanya.
Sebagaimana diketahui beberapa hari belakangan masyarakat dikejutkan dengan berita penganiayaan yang menimpa siswi SMP bernama Audrey oleh 12 siswi SMA di Pontianak.
Kasus ini menjadi viral dan menjadi trending topic di media sosial, hingga muncul tagar #JusticeForAudrey.(*)