News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilu 2019

Jujur dan Adil Jadi Kunci Pemilu 2019 Berjalan Aman dan Sejuk

Editor: Ferdinand Waskita
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Diskusi dan Doa Bersama Untuk Pemilu Yang Jujur, Adil dan Damai di Jakarta.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik Effendi Gazali mengingatkan poin jujur sangat penting dalam pemilu.

Jujur menjadi pangkal dalam konteks komunikasi politik terjadinya pemilu yang damai aman dan sejuk.

Ia mengatakan penyelenggaraan yang adil dan jujur menjadi kunci Pemilu 2019 berjalan aman, damai dan sejuk.

Pengamat politik Effendi Gazali mengakui dirinya sempat bingung saat melihat banyak spanduk di jalan yang hanya bertuliskan "damai, sejuk dan aman".

"Adil dan jujurnya tidak disebutkan. Saya fakta loh ini, lihat saja di jalan-jalan. Tolong dicatat, Hari ini kita harus tambahkan kata "adil dan jujur," ujarnya dalam acara Diskusi dan Doa Bersama Untuk Pemilu Yang Jujur, Adil dan Damai Feat Sabyan Gambus, di Jakarta, Selasa (16/4/2019).

Ia menganologikan arti kejujuran layaknya pertandingan sepakbola dimana gol tetap disahkan meski sebelumnya terjadi pelanggaran.

"Ada pemain lain melakukan pelanggaran lalu memasukan bola, kita mau marah, lalu disuruh aman, damai. Itu bisa? jarang sepakbola seperti itu, kalah 8-0 tapi berakhir sejuk," contohnya.

Effendi menilai salah satu ketidakjujuran yang utama dan terjadi saat ini adalah keberadaan lembaga survei.

Alasannya sejumlah lembaga tersebut selalu mengatakan pelaksanaan survei dibiayai sendiri.

"Jika biaya sendiri, masa kerjaannya cuma menyerang pihak tertentu. Kalau Rocky Gerung bilangnya dungu, saya bilangnya gangguan kesehatan jiwa, agak ilmiah," jelasnya.

Effendi berpesan empat hal penting untuk mencapai pemilu yang adil dan dan damai.

Pertama adalah salat subuh berjamaah dan dilanjutkan dengan mendaftar awal ke TPS.

Kedua, warga diminta tidak takut jika melihat alat-alat berat atau alat-alat polisi di sekitar TPS.

Keberadaan alat dan personil kepolisian untuk mengamankan semua pihak.

"Ketiga, jangan pernah takut berbeda dengan lembaga survei, mereka ingin mempengaruhi kita sebelum masuk TPS bahwa kita kalah. Pilihlah dengan hati dan jangan takut,"ujarnya.

Pesan keempat Effendi kepada warga untuk menunggu penghitungan suara hingga selesai.

Minimal yang perlu ditunggu adalah hasil penghitungan suara pemilihan presiden.

Pengamat Tata Negara Irman Putra Sidin mengatakan demokrasi yang dibangun dari nilai-nilai agama pasti menghasillkan adil dan jujur.

Irman menambahkan hampir semua nilai-nilai konstitusi di dunia yang ada diambil dari agama.

"Peristiwa GBK 7 April itu bukti, langsung bersih lokasi, karena orang sadar ada yang melihatnya 24 jam. Mereka tidak perlu takut dengan CCTV, karena mereka sadar, datang dengan nilai-nilai agama sehingga saat ada kotoran, langsung diambil," ujarnya.

Irman menambahkan biaya demokrasi akan sangat murah jika dibangun dengan nilai-nilai agama.

Terkait konteks pemilihan presiden, ia mengatakan pemilihan nanti bukan sedang mencari pemenang dari sebuah pertarungan kekuasaan.

Besok masyarakat akan memilih presiden yang akan bersumpah dihadapan Tuhan dan menjalankan kewajibannya selurus-lurusnya.

"Presiden kuasanya besar sekali, bisa membawa kemuliaan dan kezaliman. Salah pilih sedikit, kita yang tanggung jawab sebagai pemilih, dan ini bukan tanggung jawab duniawi semata," katanya.

Baca: Jarang Diketahui, Inilah Bahan yang Dipakai dalam Tinta Ungu di Pemilu

Baca: Warga Sigandul Batang Sepakat Tak Mau Datang ke TPS untuk Nyoblos, Ini Alasannya

Koordinator Nasional GMI Tarisa Anindita Tutuko meminta milenial untuk mengawal pemilu yang jujur dan damai.

"Intinya jangan mau kita dicurangi, tolong dijaga pokoknya jangan sampai ada kecurangan dan kita harus damai," tegasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini