Tapi secara pribadi, menurut Sutrisno, langkah yang diambil Bupati Madina prematur dan tergesa-gesa.
"Kalau saya hadir di sebelahnya saat ia akan mengundurkan diri, pasti saya melarang. Saya tidak setuju dengan hal ini, saya tahu betul kapasitas Beliau dalam memimpin Madina," katanya.
Sutrisno juga mengatakan, sikap ksatria Dahlan harusnya dijadikan contoh para elite politik Tanah Air.
Dahlan memenangi kontestasi pemilihan Bupati Madina pada 2015. Kala itu, ia diusung PDIP, PKB, Gerindra, Demokrat, PAN dan NasDem.
Pasangan Dahlan-Muhammad Jafar Nasution berhasil mengungguli pesaingnya dengan 56 persen suara. Di tengah jalan, Dahlan secara mengejutkan menyatakan mengundurkan diri.
Belum Dapat Informasi
Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Sumut Soetarto mengatakan, pihaknya belum mendapat informasi terkait pengunduran diri Dahlan.
Menurut Soetarto, pihaknya belum mendapan informasi atau pemberitahuan terkait ihwal apa Dahlan mengundurkan diri.
"Saya belum tahu pasti terkait pengunduran diri itu. Namun bagi kami, masalah pengunduran tersebut merupakan domain Beliau (Bupati Madina)," katanya kepada tribun/www.tribun-medan.com, Minggu.
Soetarto membenarkan, pada perhelatan pemilihan Bupati Madina lalu, PDIP merupakan partai pengusung.
"Benar kami merupakan partai pengusung. Namun, mengenai pengunduran dirinya ini, kami belum bisa memberi komentar apapun," katanya.(ase/gov/mft)