TRIBUNNEWS.COM - Nadirsyah Hosen mengomentari wacana yang beredar mengenai quick count dalam Pemilu 2019 ini.
Intelektual muda ini menilai kehadiran quick count mampu menggeser keberadaan dukun atau klenik.
Namun beberapa hari ini, timeline di media sosial ramai membahas kabar Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta quick count ditiadakan.
Pasalnya, quick count dianggap banyak menimbulkan 'kemudaratan' atau dampak buruk.
Hingga saat ini Tribun masih mengonfirmasi mengenai kebenaran kabar tersebut.
Menanggapi kabar tersebut, Nadir menilai ajakan untuk meniadakan quick count adalah sama halnya mengajak untuk tidak mengikuti ilmu pengetahuan.
Sebagaimana diketahui, quick count adalah buah dari perkembangan ilmu pengetahuan yang kita bisa cecapi manfaatnya.
Lebih parah lagi jika kemudian quick count ditinggalkan dan klenik kembali digunakan, imbuh Nadir.