TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus pembunuhan terhadap guru honorer asal Kediri, Jawa Timur, Budi Hartanto semakin terang benderang usai dua pelakunya menjalani rekonstruksi, Rabu (24/4/2019).
Aris Sugianto dan Azis Prakoso menjalani rekonstruksi di beberapa tempat dengan memeragakan 38 adegan.
Dikutip dari suryamalang.com, Rekonstruksi berlangsung di enam tempat, satu lokasi di Kota Kediri, tiga lokasi di Kabupaten Kediri, dan dua lokasi di Kabupaten Blitar.
Rekonstruksi di Kota Kediri dilakukan di Sanggar CK Dance Home Ruko GOR Jayabaya.
Di tempat ini korban dan sejumlah rekannya sempat latihan tari.
Baca: Rekonstruksi Pembunuhan Guru Honorer Asal Kediri: Peristiwa di Warung Hingga Bakar Barang Bukti
Sedangkan rekonstruksi di Kabupaten Kediri berlangsung di rumah tersangka Azis Prakoso di Desa/Kecamatan Ringinrejo.
Kemudian di warung nasi goreng dan masakan Malaysia milik tersangka Aris Sugianto di Jalan Surya, Desa Sambi, Kecamatan Ringinrejo.
Serta lokasi pembuangan kepala korban di Sungai Ploso Kerep, Desa Bleber, Kecamatan Kras.
Sedangkan rekonstruksi di Kabupaten Blitar berlangsung di rumah tersangka Aris Sugianto (34) di Desa Mangunan, Kacamatan Udanawu, dan lokasi pembuangan koper berisi tubuh korban di bawah Jembatan Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu.
Peristiwa di warung nasi goreng
Peristiwa berawal saat Budi Hartanto pamit kepada ibunya Habibah keluar rumah selepas magrib, Selasa (2/4/2019).
Saat itu, korban hendak pergi ke GOR Jayabaya, Kota Kediri.
Diketahui saat itu korban sempat melakukan latihan tari bersama sejumlah rekannya di Sanggar CK Dance Home Ruko GOR Jayabaya.
Baca: Rekonstruksi Pembunuhan Guru Honorer di Kediri, Bertengkar Usai Berhubungan Badan - Pelaku Menangis
Usai berlatih menari, korban kemudian menuju warung warung nasi goreng dan masakan Malaysia milik tersangka Aris Sugianto di Jalan Surya, Desa Sambi, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri.
Ditempat tersebut korban bertemu pelaku Aris Sugianto.
Selanjutnya Aris dan korban masuk ke dalam ruang kamar untuk melakukan hubungan sesama jenis.
Usai melakukan hubungan sesama jenis, terjadi percekcokan yang dilerai tersangka Azis Prakoso.
Namun, keterlibatan Azis dalam cekcok mulut tersebut membuat korban marah dan mengambil pisau yang disabetkan ke arah Azis.
Namun, sabetan pisau meleset dan berhasil direbut tersangka Azis.
Baca: 2 Pelaku Mutilasi Guru Honorer Asal Kediri Jalani Rekonstruksi: Terungkap Cara Pelaku Buang Mayat
Selanjutnya, Azis yang membacok korban mengenai tangan.
Azis kembali membacok korban mengenai bagian leher yang membuat korban terjatuh.
Selanjutnya tersangka Aris Sugianto membekap mulut korban supaya tidak berteriak dengan kain.
Tindakan ini yang mengakibatkan korban tewas karena tidak dapat bernafas.
Setelah korban tewas muncul ide dari Aris untuk mengambil koper milik ibunya dari rumahnya yang berada di Desa Mangunan, Kacamatan Udanawu, Blitar, Jawa Timur untuk membuang mayat korban.
Setelah Aris mengambil koper dari kediaman orang tuanya, kedua pelaku kemudian memasukan mayat korban ke dalam koper.
Namun, karena seluruh tubuh korban tidak muat masuk ke dalam koper, akhirnya Aris dan Azis memutilasi kepala korban.
Baca: Peragakan 38 Adegan Mutilasi Guru Honorer dalam Koper di Kediri, Tersangka Aris Kerap Menangis
Usai meenutilasi kepala korban pelaku membuang tubuh dan kepala korban di dua tempat berbeda.
Kepala korban dibuang lebih dulu di Sungai Ploso Kerep, Desa Bleber, Kecamatan Kras.
Kemudian baru tubuh korban yang sudah dimasukkan ke dalam koper dibuang di bawah Jembatan Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu.
Dalam rekonstruksi, Aris dan Azis mempraktikan cara membuang jasad korban yang dibungkus dalam koper.
Keduanya terlihat datang ke lokasi mengendarai Honda Scoopy milik korban.
Azis yang mengemudikan sepeda motor sedangkan Aris membonceng di belakang.
Koper berisi jasad korban diletakan di sela-sela posisi duduk Azis dan Aris.
Selanjutnya, Azis dan Aris turun dari sepeda motor.
Sedangkan koper berisi jasad korban masih berada di boncengan sepeda motor.
Lalu, keduanya mengangkat koper berisi jasad korban.
Kemudian, keduanya melempar koper berisi jasad korban dari atas tanggul sungai.
Setelah itu, kedua pelaku pergi meninggalkan lokasi.
Untuk menghilangkan jejak pelaku Aris membakar identitas dan pakaian korban di rumah orang tuanya yang jaraknya hanya sekira 1,5 kilometer dari lokasi tubuh korban dibuang, Rabu (3/4/2019) pagi.
Selain itu, Aris pun menyembunyikan sepeda motor milik korban di kamarnya.
Mayat ditemukan pencari rumput
Dikutip dari surya.co.id, orang yang pertama kali menemukan koper berisi mayat Budi Hartanto bernama Imam.
Imam menemukan mayat tersebut ketika sedang mencari rumput di pinggir sungai, Rabu (3/4/2019) siang.
Dia melihat koper tergeletak di pinggir sungai.
Setelah didekati, koper tersebut ternyata berisi mayat manusia.
Setelah penemuan tersebut informasi pun menyebar, hingga akhirnya Kepala Desa Karanggondang, Edy Sucipto, mendapat laporan.
Baca: Ingin Tahu Cara Pelaku Bunuh Budi, Ribuan Warga Kediri Menyerbu TKP Eksekusi Guru Honorer Dimutilasi
"Saya dapat laporan dari warga kalau ada penemuan mayat di pinggir sungai bawah jembatan. Saya cek ke lokasi benar, lalu saya lapor ke polisi," kata Kepala Desa Karanggondang, Edy Sucipto saat itu.
Edy mengatakan saat datang ke lokasi hanya empat orang.
Tetapi, Edy dan warga lain tidak berani membuka koper.
Tapi Edy dan warga yakin kalau koper yang tergeletak di pinggir sungai berisi mayat manusia.
"Ada bagian kaki yang terlihat dari luar. Kami tidak berani membuka sebelum polisi datang," ujar Edy.
Penemuan mayat manusia di dalam koper itu membuat warga di sekitat lokasi penasaran.
Mereka berkerumun di bibir sungai untuk menyaksikan proses evakuasi penemuan mayat di dalam koper.
Kasat Reskrim Polres Blitar Kota, AKP Heri Sugiono mengatakan begitu mendapat informasi polisi langsung meluncur ke lokasi.
Polisi langsung mengevakuasi mayat korban untuk dibawa ke RSUD Mardi Waluyo, Kota Blitar.
Setelah dibawa ke rumah sakit, identitas mayat tanpa kepala di dalam koper tersebut akhirnya diketahui.
Korban bernama Budi Hartanto (28) asal Jala Taman Melati, Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur.
Korban merupakan guru honorer di salah satu SD di Kota Kediri.
Hal itu diketahui setelah orang tuanya, Sudarmaji (54), mendatangi RSUD Mardi Waluyo, Kota Blitar untuk mengecek kondisi mayatnya.
Penangkapan pelaku
Setelah 9 hari kepolisian melakukan pelacakan terhadap pelaku, akhirnya Aris dan Azis ditangkap di dua tempat berbeda.
Azis ditangkap di Kediri, sementara Aris ditangkap di Jakarta.
Aris merupakan pelaku pertama yang ditangkap polisi, Kamis (11/4/2019) sore di Jakarta.
Berdasar keterangan dari Aris, berselang hitungan jam polisi menangkap Azis di Kediri.
Aris diciduk di Jakarta dengan bantuan anggota Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya.
Pihak Ditlantas membantu penangkapan setelah menerima informasi dari Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Timur bila pelaku menumpang bus.
Setelah mendapatkan informasi tersebut, pihak Ditlantas Polda Metro Jaya melakukan penyekatan di jalan tol.
Termasuk penjagaan di pintu masuk Cikarang Utama.
Baca: Ribuan Warga Kediri Menyaksikan Rekonstruksi Mutilasi Guru Honorer, Sampai Lewati Garis Polisi
Akhirnya pada saat situasi memungkinkan, polisi langsung melakukan penghentian di Tol Dalam Kota.
Lalu di bus tersebut, Aris dicari dan ditemukan ada di dalam bus.
Setelah keduanya ditangkap akhirnya kepolisian pun menemukan kepala korban.
Kepala korban ditemukan tim petugas gabungan Inafis Polda Jatim dan Polres Kediri di Sungai Kras, Dusun Plosokerep, Desa Bleber, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri, Jumat (12/4/2019).
Dari pengakuan tersangka, mereka membuang potongan kepala korban di Dam Sungai Bleber.
Selanjutnya petugas Inafis dari Polda Jatim dan Polres Kediri melakukan penelusuran.
Setelah dilakukan pencarian dengan menyusuri tepian sungai akhirnya potongan kepala korban ditemukan di pinggir sungai.
Sang adik tahu
Dari rekonstruksi yang dilakukan polisi dengan menyertakan dua tersangka, Azis Prakoso dan Aris Sugianto terungkap hal baru.
Saat rekonstruksi digelar di beberapa lokasi itu, Rabu (24/4/2019), terungkap ada orang lain yang mengetahui pembunuhan dan mengganti plat nomor kendaraan korban, tapi dia tidak melaporkan kepada polisi.
Orang yang mengetahui pembunuhan Guru Honorer tak lain adalah adik Aris Sugianto.
Sementara terkait dengan kemungkinan bertambahnya jumlah tersangka pada kasus ini masih melihat hasil rekonstruksi.
Hal itu diungkapkan Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera di sela ikut rekonstruksi.
Sebab, ungkap Barung, adik tersangka Aris diduga mengetahui adanya pembunuhan namun tidak melaporkan.
Baca: Ribuan Warga Saksikan 9 Fakta Baru Rekonstruksi Pembunuhan Guru Honorer Kediri
Adik Aris juga diduga mengganti plat nomor sepeda motor korban usai pembunuhan dan pembuangan mayat Budi Hartanto tersebut.
Tak hanya itu, Aris juga mempraktikan cara menyembunyikan sepeda motor milik korban.
Aris menyembunyikan sepeda motor korban di kamarnya.
"Sepeda motor korban disembunyikan di kamarnya Aris," ujarnya. (surya.co.id/ suryamalang.com/ tribunjatim.com/ tribunnews.com)