Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) telah menyerahkan Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye (LPPDK) Pemilu 2019 kepada KPU RI.
Dalam penyampaian laporannya tersebut, dana kampanye PDIP tercatat sebesar Rp 345 miliar.
Jumlah tersebut diketahui bertambah sekitar Rp 239 miliar dari laporan awal dana kampanye mereka sebelumnya sebesar Rp 106.750. 833.809 (Rp106 miliar).
Bendahara Umum PDIP Olly Dondokambey membenarkan adanya kenaikan dana kampanye partai berlambang kepala banteng itu.
Baca: Karding: Saya Berani Tanggungjawab Zulkifli Membisiki Jokowi Minta Bagian untuk Pimpinan MPR
Ia kemudian berkelakar bahwa kenaikan dana itu berpengaruh besar terhadap kesuksesan PDIP.
Hal tersebut juga menjadi alasan partai pimpinan Megawati Soekarnoputri ini bisa memenangkan Pemilu 2019.
"Naik, bukan turun. Kalau turun kan nggak menang PDI Perjuangan. Makanya naik jadi menang," kata Olly Dondokambey di Ruang Samba, Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (1/5/2019).
Baca: Pertanyaan Prabowo Kepada Buruh: Kalian Mau Jadi Kambing atau Rakyat Terhormat ?
Menurut real count KPU RI khusus Pileg per 1 Mei 2019, hingga pukul 15.15 WIB, data masuk ke Situng sudah sebesar 25,5 persen atau 207.884 TPS dari total 813.350 TPS di Indonesia.
Hasilnya, PDIP masih unggul dan berada di puncak dengan mendapatkan 19,23 persen.
Baca: Mantan Tentara yang Culik 6 Bocah Diringkus, Foto dan Video Penangkapannya Viral di FB
Perolehan mereka terpaut 5,54 persen dari posisi kedua yang ditempati Partai Golkar dengan 13,69 persen.
Disusul Gerindra sebesar 11,81 persen.
Lebih lanjut Olly menjelaskan, kenaikan dana kampanye PDIP menjadi Rp 345 miliar tersebut rata-rata diperoleh dari sumbangan para caleg.
Baca: Foto Jokowi Cium Tangan Gus Dur Ditemukan Tak Sengaja Ketika Sang Fotografer Sedang Bersihkan CD
Per caleg rata-rata menghabiskan dana Rp 4 miliar hingga Rp 5 miliar.
Kegiatan sosialisasi para caleg menjadi yang paling banyak menghabiskan biaya.
Tercatat, sekitar 90 persen dari Rp4 miliar dihabiskan untuk giat sosialisasi. Sedangkan 10 persen sisanya dipakai untuk pengadaan APK.
"APK nya kita cuma 10 persen, tapi paling banyak itu sosialisasi. Jadi Rp4 miliar itu (alokasi) APK-nya sebesar Rp400-500 juta, lain-lainnya untuk kegiatan sosialisasi," ujarnya.
13 boks
PDI Perjuangan membawa 13 boks berisi dokumen-dokumen laporan dana kampanye Pemilu 2019 dalam penyerahan Laporan Penerimaan dan Pengeluaranan Dana Kampanye (LPPDK) ke KPU RI.
Bendahara Umum PDI Perjuangan Olly Dondokambey, dan Wakil Bendahara Umum PDI Perjuangan Rudiyanto Chen menyerahkan boks-boks tersebut ke Ruang Samba, Hotel Borobudur, Jakarta pada Rabu (1/5/2019).
Baca: PDI Perjuangan Serahkan LPPDK ke KPU, Total Penerimaan Rp 345 Miliar
Dalam laporan LPPDK ini, Olly Dondokambey menjelaskan PDI Perjuangan menerima dana kampanye sebedar Rp 345.025.077.816 atau Rp 345 miliar.
Jumlah ini diketahui bertambah sekitar Rp 239 miliar dari laporan awal dana kampanye mereka sebelumnya sebesar Rp106.750. 833.809 (Rp106 miliar).
"Laporan per awal itu kan baru Rp106 miliar setelah sampai akhir ini, sampai terakhir jumlah pengeluaran kita Rp345 miliar," kata Olly Dondokambey di lokasi, Rabu (1/5/2019) siang.
Jumlah tersebut dihabiskan untuk atribut dan pelaksanaan kampanye rapat umum serta kegiatan sosialisasi di Pemilu 2019.
Sementara itu, Olly Dondokambey menjelaskan jumlah LPPDK Rp 345 miliar rata-rata didapat dari sumbangan para caleg mereka.
Dengan pengeluaran rata-rata hampir Rp 4 miliar - Rp 5 miliar per caleg.
Paling besar dihabiskan untuk porsi anggaran pengadaan alat peraga kampanye dan transportasi sosial para caleg.
"Dari caleg-caleg ini totalnya Rp 345 miliar ini rata-rata dari caleg. Ada contoh ini ada beberapa caleg pengeluarannya hampir Rp5 miliar. (Rata-rata dipakai) APK sama transportasi sosialisasi mereka," jelas dia.
Kegiatan sosialisasi para caleg menjadi yang paling banyak menghabiskan biaya.
Baca: Hendardi: Pemilu Berjalan Baik, Tapi Belum Sempurna
Tercatat, sekitar 90 persen dari Rp 4 miliar dihabiskan untuk giat sosialisasi. Sedangkan 10 persen sisanya dipakai untuk pengadaan APK.
"APK nya kita cuma 10 persen, tapi paling banyak itu sosialisasi. Jadi Rp4 miliar itu APK-nya sebesar Rp400-500 juta, lain-lainnya untuk kegiatan sosialisasi," ujarnya.