Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM - Ketua Komisi I DPR RI, Abdul Kharis Almasyhari memuji langkah TNI AL terkait insiden KRI Tjiptadi 381 dengan kapal pengawas perikanan berbendera Vietnam.
“Yang penting tidak tembak-tembakan karena kita tidak boleh sesuai dengan perjanjian internasional antara kapal pemerintah dan pemerintah. Kalau kenyataan senggol-senggolan itu mungkin kejadian di lapangan,” kata politikus Partai Keadilan Sejahtera itu di Jakarta, Sabtu (4/5/2019).
Baca: Menteri Susi Tenggelamkan 13 Kapal Berbendera Vietnam di Perairan Pulau Datok
Menurutnya, keputusan TNI AL sudah tepat, tujuannya ingin menegakkan keadilan di perairan Indonesia.
“Saya pikir hanya masalah halau menghalau untuk kemudian memproses hukum,” tambahnya.
Video detik-detik kapal pengawas perikanan Vietnam tersebut menabrak KRI Tjiptadi 381 viral di media sosial, terutama Facebook.
Berdasarkan penjelasan Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) I Laksmana Muda TNI Yudo Margono melalui rilis yang diterima, Minggu (28/4/2019), kejadian ini terjadi di Perairan Indonesia, tepatnya di Laut Natuna Utara.
Insiden ini bermula saat KRI Tjiptadi 381sedang melaksanakan Penegakan Hukum dan Kedaulatan di Perairan Indonesia, tepatnya di Laut Natuna Utara.
Penegakan hukum ini dilakukan terhadap Kapal Ikan Asing (KIA) Vietnam BD 797 yang sedang melaksanakan illegal fishing dan menangkap KIA Vietnam itu.
Namun, KIA itu tersebut dikawal oleh Kapal Pengawas Perikanan Vietnam atau Coast Guard Vietnam.
Kapal Coast Guard Vietnam berusaha menghalangi proses penegakan hukum dan kedaulatan yang dilakukan oleh KRI Tjiptadi-281 dengan memprovokasi melalui usaha mengganggu proses penegakkan hukum dan kedaulatan dengan cara menabrakkan kapalnya ke KRI Tjiptadi 381.
Kejadian dibenarkan berada di Perairan Indonesia dan ini dilihat berdasarkan lokasi penangkapan.
Baca: Perang Netizen Indonesia Vs Vietnam di Medsos, Akun Instagram Maskapai Ini Jadi Korban
Sehingga penangkapan yang dilakukan KRI Tjiptadi 381 sudah benar dan melalui prosedur yang sesuai.
Namun, pihak Vietnam mengklaim bahwa wilayah tersebut merupakan perairan Vietnam.