TRIBUNNEWS.COM -- Pengamat politik Rocky Gerung dan politikus dari PDI-P Adian Napitupulu terlibat perdebatan sengit di acara Catatan Demokrasi Kita, Selasa (8/5/2019) malam.
Pada dialog tersebut, Adian Napitupulu awalnya mengkritisi pernyataan dokter dokter spesialis syaraf, Dr Ani Hasibuan soal pekerjaan KPPS.
Adian Napitupulu menganggap, pernyataan itu telah merendahkan pekerjaan KPPS.
"Saya itu berharap tadi mendengarkan analisa medis tanpa dibumbui pernyataan tendesius apapun termasuk menghakimi pekerjaan KPPS," ujar Adian Napitulu dilansir dari Youtube Indonesia Lawyers Club, Rabu (8/5/2019).
"KPPS tuh apa sih kerjaannya cuma nyatat-nyatat doang ? Sebagai dokter analisanya medis saja. Enggak perlu kemudian menghakimi apa yang mereka kerjakan," ungkap Adian Napitupulu.
Setelah itu, tampak kesempatan Rocky Gerung menyampaikan pendapatnya.
Ia menyebut kalau Adian Napitupulu dan Mantan Komisioner KPU I Gusti Putu Artha telah menghalangi pekerjaan Dr Ani Hasibuan sebagai periset.
"554 (KPPS yang meninggal dunia) itu sekitar 1 pesawat jumbo jet itu, sama dengan anggota DPR di senayan, bayangkan semua orang di senayan meninggal dunia, kok tiba-tiba, karena ini akut tidak kronis, tiba-tiba dalam jangka waktu yang pendek ada 554 orang meninggal," kata Rocky Gerung mengawali narasinya.
Ia pun mengaku berterima kasih kepada Ani Hasibuan yang ingin berusaha memecahkan misteri kematian tersebut.
"Jadi sekarang, misteri ini mau dipecahkan oleh siapa? oleh dokter? Saya berterima kasih kepada dokter Ani, karena dia lakukan sesuatu melampaui tugas harian dia, dia buat riset, karena itu dia mesti cari semua variable termasuk kerja KPPS, jadi biasa aja itu," jelasnya lagi.