TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Merujuk Situng KPU yang sudah mencapai 80 persen, Presiden Jokowi bersama KH Ma’ruf Amin yang menjadi cawapresnya, kemungkinan besar akan kembali melanjutkan pemerintahannya untuk periode 2019-2024.
Tekad Jokowi yang akan memfokuskan periode keduanya ke pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) pun sangat diapresiasi banyak pihak.
Salah satu apresiasi datang dari Kelompok Kerja (Pokja) Industri Kreatif Komite Ekonomi Industri Nasional (KEIN).
Ketua Pokja Industri Kreatif KEIN, Irfan Wahid, menyampaikan fokus Jokowi dalam pembangunan SDM sangat penting untuk mencetak insan-insan muda terampil dan kreatif yang akan menggerakkan ekonomi nasional ke depan.
“Fokus pembangunan periode kedua yang disampaikan Presiden Jokowi tidak berlebihan, mengingat berdasar Situng KPU, perolehan suara paslon 01 memang sudah sulit terkejar. Jadi kami menilai fokus Presiden Jokowi untuk membangun SDM 5 tahun ke depan sangat tepat,” kata Ketua Pokja Industri Kreatif KEIN, Irfan Wahid, di Jakarta, Senin (13/5/2019).
Baca: Jokowi Ajak Pemda Kerja Bareng Upgrade SDM Lulusan Sekolah Dasar
Mengutip data Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), kata Ipang, jumlah tenaga kerja ekonomi kreatif terus meningkat tiap tahun.
Pada 2015, misalnya, tenaga kerja di industri ini mencapai 15,9 juta orang, di 2016 sebesar 16,91 juta orang dan di 2017 sebesar 17,4 juta orang dan 2018 sekitar 18 juta orang.
Menurut Ipang, sapaan akrab Irfan, Indonesia membutuhkan tambahan 58 juta tenaga kerja terampil pada 2030. Kebutuhan ini pun masi harus menyesuaikan dengan kondisi industri dan perkembangan teknologi di masa depan.
“Oleh karenanya, upaya untuk terus mencetak insan-insan terampil dan kreatif sudah mejadi keharusan pemerintah, dan KEIN siap untuk terus membantu kerja-kerja Presiden Jokowi dalam mewujudkan ini,” kata anak dari ulama kondang Gus Solah ini.
Sebagai langkah konkret, kata Ipang, pendidikan SMK sudah harus dispesifikasikan atau dikhususkan untuk kebutuhan industri.
Salah satunya dengan pembukaan jurusan-jurusan industri kreatif. Hal ini karena SMK yang seharusnya menjadi pencetak anak-anak muda terampil, masih menjadi penyumbang pengangguran terbesar saat ini, yakni 11,24% pada 2018.
“Industri kreatif harus bernafaskan kreativitas dan padat karya, sehingga dengan meningkatkan pertumbuhan industri ini, maka akan juga meningkatkan pertumbuhan lapangan pekerjaan dan menurunkan pengangguran,” imbuh pakar periklanan ini.
Ipang memaparkan, beberapa hal yang bisa dilakukan dalam mendukung peningkatan human capital bagi industri kreatif yakni, pendidikan vokasi industri berbasis kompetensi, pembangunan politeknik/akademi komunitas di Kawasan industri, pengembangan “link and match” SMK dan industri.
“Serta pelatihan industri berbasis kompetensi sistem 3 in 1 yakni pelatihan, sertifikasi kompetensi, dan penempatan kerja,” ujarnya.
Seperti diberitakan, setelah fokus di urusan infrastruktur, Presiden Jokowi akan menitik-beratkan pembangunan di masa pemerintahan keduanya ke urusan SDM. Menurut Jokowi, upaya ini paling sulit namun berimplikasi besar bagi bangsa kita.
Data terakhir, kata Jokowi, 51 persen tenaga kerja Indonesia lulusan SD. “Ini persoalan yang harus kita selesaikan besar-besaran, tidak hanya untuk 10-100 ribu orang,” kata Jokowi lewat akun Instagram-nya, baru-baru ini.
Untuk itu, lanjutnya, diperlukan pelatihan-pelatihan agar keahlian dan keterampilan tenaga kerja kita menjadi lebih baik.
“Pendidikan kejuruan, SMK di daerah-daerah, agar dihubungkan dengan industri-industri agar lulusannya sesuai dengan kebutuhan, dan siap untuk hal-hal yang baru,” kata Jokowi.