Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta menggelar sidang suap terhadap R Iswahyu Widodo dan Irwan, dua hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan.
Pada Kamis (16/5/2019), advokat Arif Fitriawan memberikan keterangan sebagai saksi di persidangan. Dia merupakan perantara pemberi suap kepada dua hakim tersebut.
Baca: Terdakwa Penganiaya Nenek di Jakarta Barat Dituntut Jaksa 2 Bulan Pidana Penjara
Di persidangan, Arif mengungkapkan meminta bantuan panitera pengganti PN Jakarta Timur, Muhammad Ramadhan. Ramadhan bertugas untuk melobi hakim di PN Jakarta Selatan.
Upaya itu dilakukan untuk mempengaruhi putusan perkara perdata Nomor 262/Pdt/G/2018/PN JKT.SEL mengenai gugatan pembatalan perjanjian akuisisi antara CV CItra Lampia Mandiri dan PT Asia Pasific Mining Resources.
"Saya meminta Pak Ramadhan melobi untuk memenangkan perkara," ungkap Arif saat memberikan keterangan.
Hubungan Arif dengan Ramadhan berawal pada saat Arif menerima informasi dari temannya ada panitera yang biasa membantu memenangkan perkara.
Belakangan, diketahui panitera itu M Ramadhan, yang bertugas di PN Jakarta Timur.
Ramadan merupakan mantan panitera pengganti di PN Jakarta Selatan. Dia bekerja sebagai panitera pengganti pada 2014.
Akhirnya, Arif dan Ramadan mengadakan pertemuan di McD TB Simatupang.
Di kesempatan itu, Arif membawa berkas-berkas dokumen dan menyampaikan keinginan memenangkan perkara.
Adapun, perkara itu ditangani hakim Iswahyu Widodo dan Irwan.
"Pak Ramadhan waktu itu bilang, oh itu bekas majelis saya," kata Arif.
Untuk membantu menangani perkara, Arif menambahkan, Ramadhan menyampaikan nilai uang yang harus dibayar jika ingin memenangkan perkara.
Setelah itu, Arif melaporkan kepada pihak kliennya.
Untuk diketahui, Jaksa Penuntut Umum (JPU) pada KPK mendakwa R Iswahyu Widodo dan Irwan, dua hakim pada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menerima suap.
Suap diberikan diduga diberikan untuk mempengaruhi putusan perkara perdata Nomor 262/Pdt/G/2018/PN JKT.SEL mengenai gugatan pembatalan perjanjian akuisisi antara CV CItra Lampia Mandiri dan PT Asia Pasific Mining Resources.
JPU pada KPK menyebut Iswahyu dan Irwan menerima uang sebesar RP 150 juta dan SGD 47 ribu dari Martin P Silitonga, selaku Direktur CV Citra Lampia Mandiri. Uang itu diberikan melalui Arif Fitrawan.
Iswahyu, Widodo, dan Ahmad Guntur ditunjuk sebagai majelis hakim untuk menangani perkara perdata Nomor 262/Pdt/G/2018/PN JKT.SEL mengenai gugatan pembatalan perjanjian akuisisi antara CV CItra Lampia Mandiri dan PT Asia Pasific Mining Resources.
Atas kasus ini perbuatan keduanya dikenakan Pasal 12 huruf c dan Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Pasal 55 ayat (1) ke-1, Pasal 64 ayat 1 KUHP.
Pemberian suap dalam perkara ini terkait penanganan perkara Nomor Nomor 262/Pdt/G/2018/PN JKT.SEL dengan penggugat Isrulah Achmad dan tergugat Williem J.V. Dongen dan turut tergugat PT. Asia Pacific Mining Resources (APMR) dan Thomas Azali agar majelis Hakim membatalkan perjanjian akuisisi PT Citra Lampia Mandiri (CLM) oleh PT APMR di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Baca: Alur Cerita Konflik Hanura Hingga OSO-Wiranto Saling Menyalahkan soal Turunnya Perolehan Suara
Perkara perdata tersebut didaftarkan di PN Jaksel pada 26 Maret 2018 dengan nomor perkara 262/Pid.G/2018/PN Jaksel dengan para pihak yaitu penggugat Isrulah Achmad dan tergugat Williem J.V. Dongen turut terguat PT APMR dan Thomas Azali.
Gugatan tersebut adalah gugatan perdata pembatalan perjanjian akuisisi PT CLM oleh PT APMR.