News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2019

Polisi Duga Kerusuhan Bukan Spontan, Tapi Ada yang Mengarahkan

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dua bus polisi terbakar di flyover slipi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kepolisian menyebut bahwa kerusuhan pascademo di depan Kantor Bawaslu, Jakarta, Selasa (21/5/2019), sudah direncanakan. Kepolisian tengah melakukan penyelidikan menuntaskan kasus tersebut.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol M Iqbal memaparkan kronologi peristiwa hingga akhirnya terjadi kerusuhan, Rabu (22/5/2019).

Iqbal mengatakan, berdasarkan kronologi tersebut, pihaknya yakin ada pihak yang merencanakan kerusuhan.

"Saya sampaikan bahwa dari rangkaian tadi, peristiwa dini hari tadi bukan massa spontan. Tetapi peristiwa by desain, settingan," kata Iqbal dalam jumpa pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu.

Berikut kronologi kejadian yang dipaparkan Iqbal: Pukul 10.00 WIB Beberapa kelompok mulai melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Bawaslu, Selasa.

Aksi berjalan damai.

Koordinator lapangan meminta kepada Kapolres Jakarta Pusat Kombes Harry Kurniawan untuk dizinkan berbuka puasa bersama serta shalat magrib, shalat isya hingga tarawih berjamaah di lokasi.

Baca: Anies Baswedan Sebut 80 Orang Masih Dirawat di RSUD Tarakan dalam Kerusuhan Aksi 22 Mei

Baca: Uang Ratusan Juta Dirampok Saat akan Disetorkan ke Bank

Baca: Rano Karno Ditanya Soal Kelanjutan Film Si Doel The Movie, Apa Katanya?

Baca: Jadi Motivator, Dr. Aqua Dwipayana Buka Sharing Komunikasi di Lapas dan Rutan Wilayah Sumbar

Baca: Pelatih Kalteng Putra Tanggapi Dugaan Mengulur Waktu Saat Timnya Lawan Persebaya

Kepolisian memberikan toleransi meskipun dalam aturan massa harus membubarkan diri pukul 18.00.

"Kita lihat bukan hanya aspek yuridis, apalagi ini Ramadhan," kata Iqbal.

Saat itu, polisi dan tentara yang berjaga ikut buka puasa dan shalat berjamaah.

Pukul 21.00 WIB

Kapolres Jakpus mengimbau massa untuk membubarkan diri.

Setelah imbauan beberapa kali, massa kooperatif membubarkan diri. Proses berjalan damai.

Pukul 23.00 WIB

Tiba-tiba ada massa yang tidak diketahui asalnya. Mereka memprovokasi hingga melakukan anarkistis.

Lantaran tidak boleh lagi ada kerumuman massa, Kepolisian membubarkan. Ketika didorong mundur, massa melawan dengan melempar batu, molotov, dan petasan ukuran besar ke arah petugas.

Anggota Brimob bersitegang dengan massa di Jalan Wahid Hasyim, Jakarta, Rabu (22/5/2019). Petugas kepolisian terus mendorong massa yang pendemo yang masih bertahan di Gedung Bawaslu. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

"Massa tersebut sangat brutal," ujar Iqbal. Polisi terus melakukan upaya penanganan hingga lima jam.

Massa saat itu terpecah, ada yang mengarah ke Jalan Sabang, ada yang masuk ke gang-gang kecil.

Dalam proses itu, Polisi mengamankan 58 orang yang diduga provokator.

Polisi sedang memeriksa mereka. Dugaan sementara, mayoritas berasal dari luar Jakarta.

Pukul 03.00 WIB

Sekitar 200 orang berkumpul di Jalan KS Tubun.

Polri menduga massa tersebut sengaja dipersiapkan.

Seketika itu, massa bergerak ke arah asrama Polri di Petamburan. Mereka menyerang asrama dengan melempar batu, molotov, petasan, botol.

Saat itu, asrama dijaga petugas piket. Massa dihalau dengan tembakan gas air mata.

Meski dihalau, massa malah masuk ke asrama dan melakukan pengerusakan. Mereka sampai membakar kendaraan yang terparkir.

Sebanyak 14 kendaraan dibakar (11 mobil diantaranya adalah mobil pribadi dan sisanya mobil dinas). Selain itu, sebanyak 11 kendaraan lainnya rusak.

"Kita amankan 11 orang dari ratusan massa yang diduga provokator," kata Iqbal.

Pukul 5.00 WIB

Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono mendatangi lokasi asrama.

Di lokasi, Kepolisian menemukan sejumlah orang yang terluka.

Polisi sedang memastikan informasi adanya orang yang meninggal.

Dari rangkaian penanganan, Kepolisian mendapatkan sejumlah fakta.

Iqbal mengungkapkan, orang-orang yang diamankan mayoritas berasal dari Jawa Barat, Banten, hingga Jawa Tengah.

Sejumlah orang yang merupakan bagian peserta aksi unjuk rasa di depan kantor Bawaslu masih bertahan di depan Sarinah, Jakarta Pusat, Selasa (21/5/2019) malam, meski demontrasi rasa telah bubar. Mereka sempat memprovokasi polisi dengan melancarkan sorakan dan teriakan. ((KOMPAS.com / VITORIO MANTALEAN))

Setelah digeledah, kata Iqbal, ditemukan amplop yang berisi uang.

Fakta lain, Kepolisian menemukan satu unit ambulans berlogo salah satu partai yang berisi batu dan berbagai alat.

Kepolisian sedang mendalami semua temuan tersebut. Menurut Iqbal, ada sejumlah informasi lain yang belum bisa diungkapkannya karena masih didalami.

Pihaknya berjanji akan menjelaskan nantinya kepada publik. (Rakhmat Nur Hakim)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Polri Duga Kerusuhan Direncanakan, Begini Kronologinya",

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini