TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Indria Samego memuji sikap sportif Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (Zulhas) dan Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bertemu petahana Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (22/5/2019).
"Perlu diapresiasi adalah niat baik kedua politisi itu, Zulhas dan AHY. Mereka sportif atas kekalahannya dalam Pemilu 17 April lalu dan mengucapkan selamat pada pemenangnya," ujar Indria Samego yang juga Anggota Dewan Pakar The Habibie Center ini kepada Tribunnews.com, Kamis (23/5/2019).
Zulhas dan AHY benar-benar memahami, bahwa menang dan kalah itu merupakan konsekuensi logis dari kontestasi.
Apakah pertemuan Zulhas dan AHY dengan Jokowi bisa jadi sinyal akan bergabungnya PAN dan Demokrat?
Indria Samego memita semua pihak menahan diri untuk berspekulasi sampai kesitu.
Karena terpenting menurut dia, Presiden terpilih sudah menawarkan ruang untuk rekonsiliasi.
"Manfaatkan itu. Indonesia pasca pemilu adalah Indonesia yang kembali bersatu. Wajar saja bila ada imbalan diberikan pada PAN dan Demokrat," tegasnya.
Baca: Tanah Abang Tutup, Ketua DPRD DKI: Kasihan Pedagang Rugi Jelang Lebaran
Elite PKS Mendukung Pertemuan Jokowi Dan Prabowo
Elite Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mendukung terealisasinya pertemuan antara Joko Widodo (Jokowi) dengan Prabowo Subianto.
Menurut Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera, pertemuan Jokowi dengan Prabowo akan berdampak positif bagi masing-masing pendukung.
"Pertemuan antar elit bagus untuk menunjukkan bahwa ada kompetisi tapi tetap ada semangat persahabatan," ujar Wakil Ketua Komisi II DPR RI ini kepada Tribunnews.com, Rabu (22/5/2019).
Memang saat ini proses rivalitas masih berlangsung, setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) merilis hasil rekapitulasi, bahwa Jokowi-KH Ma'ruf Amin unggul dari Prabowo-Sandiga Uno.
Namun dia yakin satu waktu nanti, Jokowi-Prabowo akan bisa duduk bersama lagi untuk menyejukkan tensi politik pasca pilpres.
"Biarkan mengalir dan usaha dan doa dari kedua belah pihak" ucapnya.
Sejak 17 April Jokowi Sangat Ingin Bertemu Prabowo
Jokowi mengatakan, ia sangat ingin bertemu rivalnya Prabowo Subianto. Rencana untuk bertemu Ketua Umum Partai Gerindra itu bahkan sudah muncul sejak usai pemungutan suara 17 April 2019.
"Ya rencana kan sudah sejak awal, sejak 17 April sudah ada rencana, tapi belum ketemu," kata Jokowi usai menyampaikan pidato kemenangan di Kampung Deret, Tanah Tinggi, Jakarta, Selasa (21/5/2019).
Baca: Polri: Perempuan Bercadar Bawa Fake Bom
Jokowi menduga kendala waktu menjadikan rencana pertemuannya dengan Prabowo tak juga terlaksana.
Dia menegaskan, tetap ingin bersahabat dengan Prabowo dan seluruh pendukungnya.
"Mungkin belum ketemu waktunya. Yang jelas kita ingin terus bersahabat, terus bersilaturahim dengan Pak Prabowo dan Pak Sandiaga Uno dan seluruh pendukung yang ada," ujar Jokowi.
Pada kesempatan tersebut, Jokowi juga menyatakan bahwa ia dan Ma'ruf Amin akan menjadi presiden dan wapres bagi seluruh rakyat Indonesia setelah dilantik pada Oktober mendatang.
KPU sebelumnya menetapkan rekapitulasi hasil penghitungan dan perolehan suara tingkat nasional untuk pilpres 2019 dalam sidang pleno pada Selasa (21/5/2019) dini hari.
Hasilnya, pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin menang atas paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Jumlah perolehan suara Jokowi-Ma'ruf mencapai 85.607.362 atau 55,50 persen.
Sedangkan perolehan suara Prabowo-Sandi sebanyak 68.650.239 atau 44,50 persen. Selisih suara kedua pasangan mencapai 16.957.123 atau 11 persen.(*)