Dalam jumpa pers tersebut, mereka menjelaskan kronologi kerusuhan dan fakta-fakta yang ditemukan kepolisian.
Setelah kerusuhan tersebut, beredar berbagai informasi hoaks di media sosial yang meresahkan masyarakat.
Pemerintah melihat, berdasarkan rangkaian peristiwa hingga kerusuhan pecah, terlihat ada upaya membuat kekacauan nasional.
Hal itu terlihat dari pernyataan tokoh-tokoh yang kemudian menyalahkan aparat keamanan atas jatuhnya korban jiwa.
Rudiantara menambahkan, sesuai hasil analisa, pihaknya melihat modus penyebaran berita hoaks di media sosial pascakerusuhan.
Awalnya, pelaku mengunggah video atau foto ke Facebook dan Instagram.
Kemudian, pelaku melakukan screenshot unggahan.
Konten yang kemudian viral adalah screenshot tersebut.
Jadi, pemerintah melakukan pembatasan sementara penyebaran video dan foto di WhatsApp.
"Teman-teman akan alami pelambatan kalau download atau upload video karena viralnya yang negatif ada di sana. Sekali lagi ini sementara," kata Rudiantara.
Selain Whatsapp, warganet juga mengeluhkan koneksi yang bermasalah pada Instagram dan Facebook.
Mereka mengeluh tidak bisa memuat ulang linimasanya.
Dilansir dari Kompas.com, Instagram eror terjadi merata di Pulau Jawa, Bali, dan beberapa kota di Sumatera.
Pengguna Instagram dan WhatsApp pun banyak yang ramai membicarakannya di Twitter hingga tagar #instagramdown dan #whatsappdown kembali mengisi daftar trending topic.
Sebagian pengguna juga mengaku Facebook sempat mengalami eror.
Ini bukan kali pertama WhatsApp, Facebook dan Instagram down bersamaan.
Eror berjamaah juga sempat terjadi sekitar bulan April lalu.
(Tribunnews.com/Citra Anastasia/Kompas.com/Jessi Carina/Wahyunanda Kusuma)