News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2019

Saat Jokowi Ngomong Soal Calon Menterinya, Bahlil Malah Merendah

Penulis: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo (kiri) menyambut Presiden ketiga RI BJ Habibie (kanan) di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (24/5/2019). Dalam pertemuan tersebut BJ Habibie mengucapkan selamat atas terpilihnya kembali Presiden Joko Widodo untuk periode 2019-2024 berdasarkan hasil rekapitulasi KPU, serta berpesan agar proses pemilu tidak membuat bangsa pecah dan menghambat pembangunan. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyatakan pasangan capres-cawapres No urut 01 Joko Widodo-Maruf Amin telah memenangkan Pemilihan Presiden 2019 lalu.

Meski rival pasangan tersebut yaitu pasangan no urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno masih melawan, namun Jokowi yang juga presiden petahana telah bersiap-siap membenahi kabinetnya.

Untuk pertama kalinya sejak Pilpres 17 April lalu, Jokowi bicara soal kabinet.

Ia bicara soal kabinet yang segera dibentuk dan lembaga yang bakal 'dilikuidasi'.

Calon presiden Joko Widodo (Jokowi) akan memilih orang-orang yang berani melakukan eksekusi program atau kebijakan secara tepat dan cepat dalam pemerintahan ke depan.

"Sudah saya sampaikan bolak-balik, mampu mengeksekusi dari program-program yang ada, kemampuan eksekutor itu yang paling penting," ujar Jokowi seusai buka puasa bersama dengan HIPMI di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Minggu (26/5/2019).

Baca: Nur Khamid Berbunga, Istrinya yang Bule Cantik Asal Inggris Mau Pulang

Baca: Istrinya yang Bule Cantik Itu Tak Kunjung Pulang dan Tutup IGnya, Ini Pembelaan Nur Khamid

Selain itu memiliki jiwa eksekusi, Jokowi juga menginginkan para menterinya nanti mampu melakukan manajerial secara baik karena nantinya mengelola ekonomi makro maupun daerah.

"Mampu manage dari setiap masalah, problem, persoalan yang ada dengan program dan eksekusinya benar. Ya kalau yang lain-lain memiliki integritas, kapabilitas, saya kira itu," paparnya.

Likuidasi

Selain kriteria calon menteri, Jokowi juga menyatakan bakal melikuidasi lembaga-lembaga yang sudah tidak relevan dan tidak memberi kontribusi lagi.

Hal tersebut akan dilakukan Jokowi untuk periode selanjutnya bersama cawapres Ma'ruf Amin, jika nantinya telah sah ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai pemenang Pilpres 2019.

"Ke depan akan lebih banyak lembaga yang memang kita tidak permukaan akan dihapus dan ditiadakan," ucap Jokowi.

Jokowi menjelaskan, dalam lima tahun pemerintahannya sejak 2014 bersama wapres Jusuf Kalla, telah melakukan reformasi birokrasi dan reformasi struktural untuk menciptakan penyederhaan perizinan di Indonesia.

Ia menilai saat itu, banyak lembaga yang tumpang tindih dan akhirnya tidak menciptakan sebuah kelembagaan yang efisien.

"Ini tugas kita yang mudah-mudah sulit. Bisa dikatakan sulit, dalam 5 tahun kita bubarkan 23 lembaga yang dilihat tidak relevan dengan waktu dan zaman," paparnya.

Bahlil Lahadalia

Pada kesempatan yang sama, Jokowi mengaku kagum dengan sosok Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bahlil Lahadalia.

Kekagumannya tersebut, membuat Jokowi ingin mengangkat Bahlil menjadi menterinya pada Kabinet  Kerja periode selanjutnya bersama cawapres Ma'ruf Amin.

Bahlil Lahadalia, Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

"Saya lihat-lihat adinda Bahlil cocok jadi menteri, saya lihat dari atas sampai bawah cocok jadi menteri," ucap Jokowi saat memberikan sambutan buka puasa bersama dengan HIPMI di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Minggu (26/5/2019).

Baca: Sugeng, Terduga Pemutilasi Wanita di Malang, Namanya Cocok Dengan Tato di Kaki Korban

Baca: Sosok Sugeng, Terduga Pelaku Mutilasi di Pasar Besar Malang Ditangkap, Menoleh saat Nama Dipanggil

Jokowi pun meminta para pengurus dan anggota HIPMI yang hadir tidak kaget jika nantinya Bahlil menjadi menteri.

"Pinter membawa suasana, jadi kalau nanti beliau terpilih ya enggak usah kaget. Kan pas kan? Siapa yang setuju?," Ucap Jokowi yang disambut kata setuju dari para anggota HIPMI.

Saat kampanye Pilpres 2019, Bahlil menjadi salah satu pendukung pasangan nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf dan dirinya merupakan Direktur Penggalangan Pemilih Muda Tim Kampanye Nasional.

Merendah

Sementara Bahlil Lahadalia menanggapinya dengan merendah.

Ia masih enggan menanggapi terlalu jauh ucapan calon presiden Jokowi yang menilai dirinya cocok menjadi menteri.

"Saya enggak tahu, saya enggak mau berandai-andai lah," ucap Bahlil.

Menurut Bahlil, pemilihan menteri dalam kabinet pemerintahan ke depan merupakan hak prerogatif presiden dan menyerahkan sepenuhnya kepada Jokowi.

"Itu bapak punya kewenangan prerogatif lah, saya enggak boleh menanggapinya. Kalau saya kan hidup dari kampung, berproses alami aja, saya enggak bisa menilai diri saya," kata Bahlil.

Ia pun saat ini mengaku belum mempunyai pemikiran menteri bidang apa yang cocok untuk dirinya.

Tetapi, Bahlil akan selalu bertanggung jawab dengan setiap tugasnya yang diemban

"Kalau saya kan berproses dari bawah, sejak dari Papua memang udah berproses. Jadi setiap orang yang selalu melewati sebuah proses itu pasti akan selalau berfikir menyelesaikan hal-hal yang merupakan tanggung jawab dia, tapi saya pikir untuk urusan itu saya enggak mau berandai-andai," paparnya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menanggapi Presiden Jokowi yang menyebut Ketua HIPMI Bahlil Lahadalia pantas menjadi menteri di kabinetnya.

Baca: Anies Baswedan: Saya Tidak Pernah Menangkap Orang yang Kritik Saya

Baca: Jelang Kejuaraan Dunia, Timnas Panahan Indonesia Jalani Latihan di Venue Berangin

Baca: Mengurangi Nyeri Haid Tanpa Minum Obat, Kunyit dan Susu Bisa Dimanfaatkan

Menurut Hasto, Presiden Jokowi sudah tahu betul karakter orang-orang yang cocok bekerja dengannya.

"Kewenangan untuk memutuskan menteri ada di Presiden, dan untuk itu beliau akan mencermati. Dan pengalaman lima tahun ini, Pak Jokowi tahu mana sosok yang pantas jadi menteri itu," kata Hasto di DPP PDI Perjuangan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Minggu (26/5/2019).

Hasto memastikan, orang yang akan dipilih oleh Jokowi adalah sosok yang memiliki kemampuan di bidangnya.

Selain itu, sosok itu juga mampu membawa perubahan di kementerian yang dipimpinnya kelak.

"Bukan hanya sekadar aspek usianya muda, seorang menteri itu pemimpin. Maka dia harus memahami kepentingan yang dipimpinnya, punya leadership, punya kemampuan transformatif untuk membawa perubahan," ucap Hasto. (Seno Tri Sulistiyono/Fransiskus Adhiyuda)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini