Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam rangka peringati hari lahir Pancasila pada 1 Juni 2019, DPP PDI Perjuangan menyambut dengan baik karena semangat menggelorakam Pancasila terus digaungkan.
PDI Perjuangan juga menilai, jika bulan Juni merupakan bulan lahirnya para pemimpin bangsa serta bulan Bung Karno.
Adapun dasar penyebutan bulan Juni merupakan bulan Bung Karno karena dalam bulan Juni ada moment-moment bersejarah. Pertama hari lahirnya pendiri bangsa, Ir. Soekarno yang jatuh pada tanggal 6 Juni 1901.
Hal itu disampaikan Wasekjen PDI Perjuangan dalam acara Lingkar Dialog Pancasila dengan tema Masa Depan Pancasila: Prospek dan Ancama di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (27/5/2019).
"Bulan Juni bulan Bung Karno, pertama tanggal 6 juni 1901 lahirnya Bung Karno 1 Juni 1945 lahirnya Pancasila 21 Juni 1970 wafatnya bung Karno," ucap Ahmad Basarah.
Lanjut Basarah dirinya juga menyebut selain Soekarno, nama Soeharto, B. J Habibie, Jokowi merupakan tokoh yang lahir dibulan Juni.
"Memang bulang Juni bulan lahir pemimpin 8 Juni Soeharto, Habibie, 25 Juni, Jokowi 21 Juni. Dan bagi saudara- yang lahir bulan Juni bersyukurlah," ungkap Basarah.
Baca: Respon Sekjen PDIP Terkait BPN Prabowo Andalkan Bukti Link Berita Gugat Pilpres ke MK
Wakil Ketua MPR RI ini juga menegaskan, Pancasila yang di sampaikan oleh Bung Karno pada 1 Juni 1945 merupakan bukti bahwa bangsa yang besar tidak untuk dipecah belah.
Ia juga berkisah bagaimana muncul isu Pancasila 1 Juni 1945 hanya untuk golongan Soekarnois, sedangkan, piagam Jakarta hanya untuk kaum muslim.
Basarah menyebut, hal itu merupakan upaya untuk memecah belah bangsa.
"Ini yang sama lalu dikotak-kotakan untuk memecah. Pancasila bangsa Indonesia hanya satu, bukan dua atau tiga," jelas Basarah.
Untuk itu, Basarah mengatakan bangsa Indonesia harus berbangga punya Presiden Joko Widodo yang tegas dan mengeluarkan Kepres tentang hari lahirnya Pancasila 1 Juni pada tahun 2016, lalu.
"Bersyukurlah kita punya Presiden mengeluarkan hari lahirnya Pancasila," tegas Basarah.
Oleh sebabnya, para pemuka agama, perwakilan ormas, dan bem mahasiswa yang hadir dalam dialog ini diharapkan mampu menyumbang suara dengan masukan-masukan dan kritikan agar bulan Juni ini mampu diresapi baik dikalangan masyarakat Indonesia.
"Ini sebagai peringatan bulan bung Karno DPP PDIP ingin mendengarkan masukan-masukan dari tokoh-tokoh agama, dll untuk beri masukan kepada PDIP Perjuangan baik sebagai parpol maupun sebagau partai pemerintah," jelas Basarah.
"Peringatan 1 juni 2019 bukan sekedar seremoni, kita beri roh dan jiwa kita kembalikan semangat Pancasila," tutupnya.
Turut hadir dalam acara itu, perwakilan organisasi keagamaan yakni PB Nahdatul Ulama, PP Muhammadiyah, PGI (Persatuan Gereja-Gereja Indonesia), Presidium KWI (Konferensi Waligereja Indonesia), Parisada Hindu Dharma Indonesia, WALUBI (Perwakilan Umat Budha Indonesia) dan MATAKIN (Majelis Tinggi Agama Konghuchu Indonesia).
Acara ini turut mengundangan perwakilan organisasi seperti The Wahid Foundation, Ma'arif Institute, ICRP (International Conference on Religious and Peace), Vox Populi Institute.
Lalu Komunitas Bela Indonesia, Setara Institute, Para Syndicate Institute, Ketua ANBTI (Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika, The Mega Institute, DPP TMP (Taruna Merah Putih), DPN REPDEM (Relawan Perjuangan untuk Demokrasi), DPP BAMUSI (Baitul Muslimin Indonesia), DPP GANTI (Gerakan Nelayan dan Tani Indonesia) dan DPP BMI (Banteng Muda Indonesia).
Sejumlah perwakilan BEM se-Jakarta dan organisasi kemahasiswaan seperti HMI, GMNI, PP PMKRI, GMKI, PMII, IMM, HIKMAHBUDHI, KMHDI dan LMND.