TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebuah video CCTV di sekitar jalan Gondangdia, Jakarta, menangkap momen saat massa yang diduga sebagai perusuh dalam aksi 22 Mei turun dari ambulans.
Diberitakan TribunWow.com, hal tersebut dibagikan di salurah YouTube KompasTV, Senin (27/5/2019).
Diketahui, video itu terdapat dalam tayangan eksklusif Aiman KompasTV.
Aiman menyebutkan, video tersebut merupakan video eksklusif yang didapat tim KompasTV.
Dalam rekaman CCTV itu, terlihat dua sisi jalan yang sepi.
Hanya ada beberapa mobil yang terparkir di sisi kanan dan kiri jalan.
Di sisi kiri jalanan tersebut, tampak mobil putih yang berhenti di jalur Trans Jakarta.
Diduga, mobil tersebut adalah mobil ambulans.
Pintu mobil itu terbuka dan memperlihatkan sejumlah orang berpakaian putih keluar dari sana.
Saat massa bergantian keluar dari ambulans, terlihat mobil patroli polisi sempat melintasi sisi kanan jalan.
Sementara, massa yang keluar mobil tampak berkumpul, bergerombol mengelilingi ambulans.
Begitu semua massa keluar dari mobil, mereka tampak berjalan bersama, dan ambulans pun pergi meninggalkan massa.
Simak videonya:
Mobil Ambulans Angkut Batu
Terkait mobil ambulans di aksi 22 Mei, sebelumnya diberitakan ada satu unit ambulans berlogo partai yang di dalamnya berisi banyak batu dan alat-alat ditemukan di sekitar lokasi aksi 22 Mei.
Dikutip dari Kompas.com, hal tersebut awalnya diungkapkan oleh Kepala Divisi Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Jakarta, Rabu (22/5/2019).
"Ada satu ambulans. Saya tak akan sebutkan ambulansnya ada (logo) partainya, itu penuh dengan batu dan alat-alat. Sudah kami amankan," ujar Iqbal.
Beberapa waktu setelahnya, disebutkan bahwa ambulans tersebut berlogo Gerindra Kota Tasikmalaya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono melalui keterangan persnya mengatakan ada tiga orang yang diamankan bersama dengan ambulans tersebut, Kamis (23/5/2019).
Tiga orang tersebut yakni Yayan sebagai sopir, Sekreatis DPC Partai Gerindra Kota Tasikmalaya Iskandar Hamid, serta Wakil Sekretaris Partai Gerindra Obby Nugraha alias Obby.
Melalui sebuah video yang bereda, sopir ambulans, Yayan nengaku mengaku tidak mengetahui adanya bongkahan batu di dalam ambulans yang ia bawa.
Dikutip dari channel YouTube Kompas TV, Kamis (23/5/2019), Yayan mengaku bahwa dirinya hanya diminta untuk datang ke kantor Bawaslu bertepatan dengan aksi massa 22 Mei.
"Assalamualaikum, saya Yayan, sopir Gerindra diperintahkan untuk ke kantor pusat Tjokroaminato, dari situ, saya langsung ke Bawaslu," jelas Yayan dalam video tersebut.
Baca: Menilik Asal Usul Ambulans Berlogo Gerindra Pembawa Batu Saat Aksi 22 Mei, Berikut Faktanya
Baca: Ambulans Gerindra yang Angkut Batu Nunggak Pajak 4 Tahun
Dalam keterangannya pula, Yayan menjelaskan bahwa di mobil ambulans yang ia bawa, tidak terdapat peralatan medis.
"Setelah diperiksa oleh bapak polisi ditemukan batu dan tidak ada alat medis di kendaraan saya sebagai sopir," ujar Yayan menambahkan.
Yayan mengaku diinstruksikan oleh Dewan Pengurus Cabang Partai Gerindra Tasikmalaya untuk membawa ambulans tersebut.
Ia menjelaskan bahwa diminta mengendarai mobil tersebut dari Tasikmalaya ke Jakarta dengan tujuan membantu korban saat aksi 22 Mei.
Keterangan kepolisian, Yayan diduga dibayar dengan uang operasional Rp 1,2 juta.
Namun secara tegas ia mengaku bahwa dirinya belum mendapatkan bayaran dari pekerjaannya itu.
"Belum, Pak. Saya juga belum dibayar," kata Yayan Kamis (23/5/2019).
Yayan membawa mobil ambulans berlogo Gerindra dengan plat nomor B 9686 BCF yang dimiliki oleh PT Arsari Pratama.
"Mobil ini atas nama PT Arsari Pratama yang beralamat di Jakarta Pusat," kata Kabid Humas Polda Metri Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono, Kamis (23/5/2019).
Yayan diamankan bersama dengan beberapa rekannya yakni Obby Nugraha alias Obby, Iskandar Hamid, Syamsora dan Surya Gemara Cibro.
Dijelaskan oleh Kombes Argo, ambulans tersebut berangkat ke Jakarta Selasa (21/5/2019) sekitar pukul 20.00 WIB.
"Bertiga menggunakan mobil ambulans berangkat ke Jakarta karena ada instruksi sesuai keterangan tersangka diperintahkan untuk berangkat ke Jakarta," kata Argo.
Setelah sampai di Jakarta, mereka kemudian menuju ke Bawaslu sekitar pukul 04.00 WIB Rabu (22/5/2019).
"Sekitar jam 04.00 WIB terjadi lemparan-lemparan antara petugas dengan pengunjuk rasa. Ada lemparan-lemparan kemudian ada saksi yang melihat batu diambil dari mobil tersebut. Kemudian tim menyisir dan menemukan mobil itu dan dibawa ke Polda," tutur Argo.
Argo mengungkapkan bahwa Yayan dan rekannya adalah simpatisan dan bukan penurus partai.
"Setelah kami cek ternyata simpatisan, dia bukan pengurus tapi simpatisan," imbuh Argo.
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Video Detik-Detik Massa Diduga Perusuh Aksi 22 Mei Turun dari Ambulans di Gondangdia