Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan ratusan anggotanya mengalami luka-luka akibat kerusuhan aksi 21-22 Mei 2019.
"Anggota kami yang kena luka-luka kurang lebih 237 orang. Sampai hari ini sembilan di antaranya masih menjalani perawatan di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur," ucap Tito Karnavian, Selasa (28/5/2019) di Kemenko Polhukam, Jakarta.
Baca: Kapolri Beberkan 4 Nama Tokoh Nasional yang Diincar Eksekutor Hingga Pendana Diduga Pejabat Negara
Tito Karnavian melanjutkan pada Senin (27/5/2019) malam pihaknya sempat mengunjungi langsung sembilan anggotanya tersebut.
Dari antara mereka bahkan ada yang harus menjalani operasi, rawat inap hingga rawan jalan.
Dia juga memberikan semangat pada para anggotanya.
"Mereka ini ada yang sampai pecah, rontok giginya. Tangan terlepas dari engselnya. Tadi malam saya sudah kunjungi mereka. Ratusan anggota lainnya perlu rawan jalan," imbuh mantan Kapolda Metro Jaya itu.
Lebih lanjut, belajar dari peristiwa kerusuhan 21 dan 22 Mei lalu.
Utamanya di depan Bawaslu hingga ada korban dan berakhir dengan aksi kekerasan yang merugikan pelaku rusuh dan petugas.
Tito berpesan pada Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy agar menegakkan aturan yang berlaku.
Di mana tidak memberikan deskresi pada aksi unjuk rasa.
Baca: Moeldoko Mengaku Juga Diincar Hingga Harus Dikawal 2 Personel Kopassus
"Saya sampaikan ke Kapolda Metro Jaya tegakkan aturan, tidak diskresi lagi. Kami tidak akan izinkan ada mobilisasi massa. Apalagi aksi unras sampai malam hari. Karena unras itu memang ada undang-undangnya tapi tetap tidak boleh menganggu ketertiban umum hingga mengindahkan etika moral," imbuhnya.
Kedepan jika ada aksi unjuk rasa yang sampai mengganggu ketertiban umum dan hak asasi manusian serta tidak mengindahkan etika moral, menurut Tito pihaknya akan memubarkan dan jika ada yang melawan bakal diberi tindakan tegas.
Potret Perjuangan Aparat dalam Aksi Massa 22 Mei
Sejumlah aparat kepolisian terlihat sangat kelelahan mengawal aksi demo di depan Kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Diberitakan sebelumnya, petugas telah melakukan pengamanan aksi demo sejak Selasa (21/5/2019) malam hingga saat ini.
Pantauan TribunJakarta.com, sejumlah petugas tak kuasa menahan letihnya hingga terpejam di balik balutan seragam lengkap anti huru-hara.
Baca: Perkataan Terakhir Ustaz Arifin Ilham Kepada Ustaz Yusuf Mansyur: Abang Sudah Siap Menghadap Allah
Tak hanya itu, sebagian petugas pun terlihat mencoba beristirahat di balik tameng penghadang massa.
Sementara petugas lainnya, terlihat memanfaatkan beberapa menit waktu luangnya untuk bertatap muka melalui layar ponsel dengan istri dan anaknya.
Baca: Respons Anies Baswedan Sikapi Peristiwa Kerusuhan di Jakarta
"Halo nak ayah masih kerja," ucap seorang petugas yang tengah video call dengan keluarganya di depan Kantor Bawaslu, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019) siang.
Perjuangan tersebut pun masih belum berhenti, ketika petugas terlihat harus menahan emosinya lantaran mendapat cacian dari massa aksi demo.
Ketika azan berkumandang, terlihat sejumlah petugas menjalankan perintah agamanya dan langsung menjalankan salat meski di bawah terik sinar matahari.
Pukul mundur massa di Slipi
Petugas kepolisian berhasil memukul mundur massa aksi 22 di Slipi, Jakarta Barat, Rabu (22/5/2019) malam.
Pantauan Tribunnews.com di lokasi, Jalan Kemanggisan Utama Raya, massa yang sebelumnya aktif menyalakan petasan kini sudah berangsur kondusif.
Tampak, polisi berhasil membawa beberapa peserta aksi massa yang diduga menjadi provokator aksi.
Baca: Massa Aksi 22 Mei Tutup Jalan Kebon Sirih dan Gondangdia
Kini, petugas kepolisian masih berjaga di sekitar jalan Kemanggisan Utama, tepatnya di atas flyover Slipi, untuk mengantisipasi aksi susulan.
Kondisi sepanjang jalan itu pun dipenuhi oleh batu-batu sisa lemparan aksi massa.
Baca: Fadli Zon dan Neno Warisman Jenguk Korban Aksi 22 Mei di RSUD Tarakan
Terlihat pula pecahan botol kaca berserakan yang diduga bom molotov.
Sebelumnya, petugas kepolisian saling balas antara gas air mata dan tembakan petasan dari massa aksi.
Evakuasi mobil Damkar
Mobil pemadam kebakaran (damkar) berhasil dievakuasi petugas yang sebelumnya sempat dibajak massa aksi di Jalan Kemanggisan Utama Raya, Jakarta Barat, Rabu (22/5/2019) malam.
Pantauan Tribunnews.com di lokasi, mobil tersebut berhasil dievakuasi petugas sekira pukul 22.45 WIB.
Tampak, kondisi mobil mengalami kerusakan di bagian kaca depan.
Baca: Joko Widodo Dan Prabowo Serukan Warga Untuk Tidak Anarkis
Kaca depan mobil tersebut terlihat retak-retak akibat terkena pukulan benda tumpul.
Terlihat, ada dua petugas damkar yang mengevakuasi mobil itu.
Tak lama berselang, mereka membawa mobil tersebut dari lokasi kericuhan.
Petugas mengatakan mobil tersebut akan dibawa ke Posko Tanjung Duren.
Baca: Ustaz Arifin Ilham Meninggal Dunia - Aa Gym: Telah Wafat Guru, Sahabat Kita
Sementara itu, dihubungi secara terpisah, Kepala Seksi (Kasie) Pengendali Kebakaran Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Barat Rompis Romlih menjelaskan kronologi pembajakan.
"Jadi ketika mobil akan menuju lokasi dibajak oleh massa untuk melindungi mereka. Petugas damkar ada 4 orang seperti biasa, saat itu kebetulan di lokasi ada gas air mata, petugas ada sudah mau pingsan jadi mobil ditinggal dan mobil diambil," terangnya.
"Saat ini mobil sudah dibawa ke Tanjung Duren oleh petugas," imbuhnya.