Sementara, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal mengatakan, massa yang datang pada dini hari ke kawasan Tanah Abang dan Wahid Hasyim, Jakarta, bukanlah massa spontan.
Ia menyebutkan, massa ini sudah dipersiapkan dan terencana.
Selain itu, polisi mengungkap adanya kelompok pihak ketiga yang ingin menciptakan martir dan juga diduga berniat melakukan upaya pembunuhan terhadap empat pejabat negara dan seorang pemimpin lembaga survei.
Baca: Selama Sepekan Ini, Polisi Telah Amankan Sepuluh Penyebar Hoaks Seputar Aksi 22 Mei
Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa, Muchammad Nabil Haroen, mengatakan adanya aksi unjuk rasa 21-22 Mei kemarin, hal yang biasa.
"Aksi 22 menurut saya bentuk kekecewaan dari beberapa kelompok terhadap penyelenggara pemilu. Jadi wajar ada aksi unjuk rasa sebagai hak konstitusional warga negara. Namun yang kemudian itu menjadi tidak bagus karena disampaikan dengan cara-cara yang anarkis yang tentunya berbeda dengan kelompok-kelompok yang berunjuk rasa dengan damai," ucap pria yang akrab disapa Gus Nabil di DPP PDI Perjuangan, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (27/5/2019).
Baca: Skenario di Balik Aksi 22 Mei, Ada 3 Eksekutor Bawa Senjata Api Hingga Incar 4 Tokoh Nasional
Ia mengatakan, jika melihat dalang atau aktor, bisa dilihat dari jejak rekamnya.
Bahkan, Gus Nabil menyebut mudah menebaknya.
"Ya tentu kita bisa melihat track record atau rekam jejak ya pihak-pihak yang bermain acara 22. Tidak jauh-jauh, mungkin ada kelompok Cendana atau yang lain. Saya pikir mudah terbaca," ungkap Gus Nabil.
Ia pun mengingatkan, diduga mereka-mereka ini orang yang pernah sakit hati dan meminta aparat bergerak untuk mengungkapkan siapa dalang sebenarnya.
"Orang yang sakit hati memendam duka yang lama. Saya minta aparat untuk menyelidiki. Karena buktinya cukup gamblang. Bagaimana ada penggerak demonstran dan dibayar. Saya pikir tidak perlu penyelidikan yang jelimet," ungkap Gus Nabil.
Untuk itu, ia berharap, tidak ada lagi aksi-aksi sedemikian rupa.
"Ya kita hentikan. Jangan sampai mengambil langkah-langkah inkonstitusional," jelasnya.
Baca: Kadernya Jadi Pengacara Prabowo-Sandiaga, Golkar Ancam akan Berhentikan Dorel Almir
Dalam kesempatan yang sama, Wasekjen PDIP Ahmad Basarah, mengatakan dengan adanya Gus Nabil, menggambarkan bahwa partai ini tempat bagi siapapun.
"Karena PDI Perjuangan itu rumah besar kaum kebangsaan. Kebetulan Gus Nabil itu ketua Pagar Nusa yang memilih bergabung ke PDIP. Dengan masuknya, membuktikan ini NU masuk di rumah bangsa, bukan milik satu partai tertentu," ucap Basarah.