Utamanya, lanjut Tito, para penyidiknya bakal menggali soal pendemo yang berasal dari daerah seperti Sukabumi yang menurut pengakuan, mereka memang diperintah untuk berjihat.
"Mereka datang khusus tujuan melakukan aksi kejahatan rusuh. Seperti yang datang dari Sukabumi katanya mereka disuruh berjihat. Jihatnya apa? Kekerasan dan kejahatan. Kami sedang bekerja untuk menarik apakah ada link dari kelompok satu dengan yang lainnya dari yang sudah ditahan," terang mantan Kadensus itu.
Jawaban Wiranto
Selama dua jam penuh, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Wiranto menerima kunjungan dari Gerakan Suluh Kebangsaan yang diketuai Mahfud MD.
Dalam pertemuan tersebut, Wiranto menjelaskan seputar kasus 21-22 Mei 2019 kepada para tokoh Gerakan Suluh Kebangsaan.
Di antaranya soal mengapa pascapencoblosan atau saat pengumuman hasil pemilu terjadi demo besar-besaran.
Baca: Menkes Ingatkan Pemudik Manfaatkan Rest Area untuk Cek Kesehatan
Termasuk dijelaskan pula soal apa sebenarnya tujuan demo akbar yang digelar di Jakarta, apakah demo berlangsung damai, sesuai dengan komitmen penggagasnya hingga mengapa ada korban.
Terkait adanya korban, Wiranto menegaskan di tempat demo sama sekali tidak dilaporkan adanya korban yang meninggal tertembak.
Lantas, dimana kira-kira korban yang dilaporkan meninggal akibat tembakan senjata api?
Wiranto menjelaskan sangat mungkin hal itu terjadi saat perusuh menyerang di beberapa lokasi di Jakarta terutama asrama dan kantor Polisi.
Baca: Daftar Nama Korban Kecelakaan Tol Semarang-Batang, 4 Orang Meninggal Dunia, 4 Orang Luka
Dalam keadaan gelap, larut malam secara mendadak para preman banyaran dengan berbagai senjata menyerang asrama Brimob di Petamburan yang juga dihuni keluarga dan anak-anak mereka, membakar mobil dinas dan pribadi.
"Maka terjadi konflik yang cukup keras tatkala pasukan Brimob bertahan, disitulah sangat mungkin terdapat korban yang meninggal dunia. Serangan perusuh di tempat lainnya juga sangat mungkin menimbulkan korban meninggal," tegas Wiranto di kantornya, Selasa (28/5/2019).
Baca: Mengeluh Meriang dan Stres, Sofyan Basir Minta Penyidik KPK Menghentikan Pemeriksaan
Wiranto menambahkan dari fakta awal yang ditemukan, bekas tembakan, selongsong peluru, arah peluru, arah tembakan dan perkenan ada kecenderungan bukan dari senjata organik Polri.
Namun, saat ini Polri sedang membentuk Tim Pencari Fakta (TPF) guna mencari kebenaran.
"Dalam menghadapi ppera pendemo aparat keamanan telah bertindak profesional dan hati-hati menggunakan SOP yang berlaku untuk tidak menyerang (offensive) tetapi dalam posisi bertahan (defensive) sambil melakukan langkah persuasif," katanya.