News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bom Kartasura

7 FAKTA Terbaru Bom Bunuh Diri di Kartasura: Pelaku Bertindak Sendiri hingga Terpapar Paham ISIS

Penulis: Sri Juliati
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi pos pengalaman Lebaran 2019 Kartasura pascaledakan bom bunuh diri, Senin (3/6/2019) malam.

Berikut beberapa fakta terbaru peristiwa bom bunuh diri di Pospam Kartasura. Polisi dalami keterkaitan pelaku dengan kelompok terorisme.

TRIBUNNEWS.COM - Beberapa fakta terbaru terungkap pasca-peristiwa bom bunuh diri di Pospam Kartasura, Senin (3/6/2019) malam.

Satu di antaranya, polisi akan mendalami keterkaitan pelaku dengan kelompok terorisme.

Selain itu, terungkap pula sosok dan watak terduga pelaku bom bunuh diri berinisial RA (22) yang gemar menonton video perang Suriah.

Diketahui, ledakan yang diduga bom bunuh diri terjadi di Pospam Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, dekat dengan Tugu Kartasura, Senin (3/6/2019) pukul 23.00 WIB.

Baca: Polri Sebut Terduga Pelaku Bom Bunuh Diri di Sukoharjo Terpapar Paham ISIS

Seorang lelaki yang diduga pelaku bom bunuh diri mengalami luka parah di lokasi.

Saat ini, ia telah dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan.

Selain pelaku, tidak ada korban lainnya.

Dugaan sementara pihak kepolisian, bom yang digunakan untuk meledakkan diri di pos polisi tersebut berdaya ledak rendah atau "low explosive."

Berikut beberapa fakta terbaru seputar peristiwan bom bunuh diri di Kartasura, sebagaimana dirangkum Tribunnews.com dari Kompas.com, Tribun Solo, dan Tribun Jateng:

1. Polisi dalami keterkaitan pelaku dengan kelompok terorisme

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo (Vincentius Jyestha/Tribunnews.com)

Polri mendalami keterkaitan peristiwa bom bunuh diri di Kartasura dengan dugaan terorisme.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo menuturkan, polisi mendalami apakah pelaku yang berinisial RA (22) tergabung dalam kelompok teroris atau bertindak sendiri.

"Ya masih didalami apakah kelompok teror terstruktur atau lone wolf," ungkap Dedi melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Selasa (4/6/2019).

2. Identitas terduga pelaku bom bunuh diri

Foto pelaku usaha bom bunuh diri di Pos Pengamanan Kartasura, Rofik Asharudin. (Kanan) Foto saat Rofik tergeletak usai meledakkan diri (TribunSolo.com/Istimewa/Asep Abdullah Rowi)

Kapolda Jateng, Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel mengatakan, terduga pelaku diketahui berinisial RA (22) dan merupakan warga setempat.

"Korban diduga pelaku (peledakan) tinggal bersama orangtuanya di sini (Kartasura)," ungkap Rycko di Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (4/6/2019) dinihari.

Rycko mengatakan, pihaknya masih terus mendalami untuk mengungkap jaringan korban yang diduga pelaku peledakan tersebut dari semua bukti yang didapatkan dari olah TKP.

"Informasi dari petugas, memang ada beberapa barang yang ada kaitannya dengan tempat kejadian perkara," tuturnya.

Polisi, lanjut Rycko, telah menggeledah rumah orangtua dari RA dan menemukan sejumlah barang bukti yang berkaitan dengan ledakan di tempat kejadian.

Pemeriksaan dilakukan oleh tim dari Gegana, Laboratorium Forensik dan Inafis.

Pihaknya saat ini masih menunggu hasil pemeriksaan tersebut.

"Karena suasana masih gelap, tentunya kami harus lebih berhati-hati mengerjakannya sehingga perlu waktu pemeriksaan dan pengolahan TKP di rumah ini," ujarnya.

3. Polisi angkut sejumlah barang dari rumah terduga pelaku bom bunuh diri

Polisi membawa lima katong barang bukti hasil penggeledahan di rumah pelaku bom bunuh diri, RA (22), di Dukuh Kranggan Kulon, Desa Wirogunan, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Selasa (4/6/2019) dini hari. (Tribunsolo.com/Asep Abdullah Rowi)

Polisi membawa sejumlah barang dari rumah RA, terduga pelaku bom bunuh diri di Pospam Kartasura.

Penggeledahan rumah di Kampung Kranggan Kulon RT 1 RW 2, Desa Wirogunan, Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Selasa (4/6/2019), itu disaksikan langsung oleh Kapolda Jateng Irjen Pol Rycko A Dahniel dan Pangdam IV/Diponegoro, Mayjend TNI Mohammad Effendi.

"Kami menemukan beberapa barang yang diduga berkaitan dengan apa yang ada di tempat kejadian," ungkap Rycko, Selasa, seperti dikutip dari Tribun Jateng.

Namun, Rycko enggan merinci apa barang yang ditemukan Detasemen Khusus (Densus) Antiteror 88, Tim Gegana, Inafis hingga Laboratorium Forensik Polda Jateng.

"Barang yang ditemukan harus diteliti dulu. Kami tunggu hasilnya," tuturnya.

Sementara itu, Kades Wirogunan, Marjono mengungkapkan, Densus 88 Antiteror menemukan kabel, arang, belerang, serbuk putih, aluminium sebesar jari, hingga alat penumbuk.

"Saya diminta ikut masuk ke rumah, hanya 15 menit di dalam rumah itu, untuk menyaksikan penggeledahan," ucapnya.

Menurut Marjono, barang-barang bukti itu ditemukan polisi di dalam lemari milik RA yang tinggal bersama orangtuanya.

"Barang-barang itu di dalam lemari pakaiannya," ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua RT 1 RW 2 Kranggan Kulon, Wirogunan, Joko Suwanto.

Menurut Joko, polisi membawa sejumlah bahan kimia dan peralatan elektronik dari rumah tersebut.

"Yang semalam ada semacam bahan kimia, kemudian peralatan elektronik dan baterai," katanya seusai mendampingi petugas saat penggeledahan, Selasa, seperti dikutip dari Antara.

Sementara itu, dari olah TKP lanjutan pada hari ini, kata dia, petugas juga kembali membawa sejumlah barang-barang dari rumah pelaku.

"Ada beberapa wadah, sisa penggeledahan kemarin yang mungkin belum sempat dibawa," katanya.

Dia menambahkan, sejumlah barang-barang tersebut ditemukan di kamar pelaku.

Sementara itu, Kepala Dusun Wirogunan, Sudalmanto yang juga hadir dalam olah TKP tersebut juga melihat beberapa sak bubuk yang dibawa dari rumah pelaku.

Namun, Sudalmanto belum bisa memastikan isi barang-barang tersebut.

"Masih tertutup, tidak dibuka," katanya.

4. Alasan terduga pelaku bom bunuh diri dipindah ke RS lain

Pelaku bom bunuh diri Rofik Asharudin (22) dimasukkan ke dalam ambulance milik Polresta Solo di RSUD Dr Moewardi di Jalan Kolonel Sutarto, Kecamatan Jebres, Solo, Selasa (4/6/2019) sekitar pukul 04.10 WIB (Tribunsolo.com/Asep Abdullah Rowi)

Terduga pelaku bom bunuh diri di Kartasura, RA sempat dirujuk ke RSUD Moewardi Solo, Selasa (4/6/2019) pukul 00.30 WIB.

Namun, pada pukul 04.00 WIB, RA dipindahkan ke RS RS Bhayangkara Prof Dr Awalodin Djamin, Semarang.

Kasubbag Hukum dan Humas RSUD Dr Moewardi Solo, Eko Haryati mengatakan, dipindahkannya RA ke RS Bhayangkara di Semarang, kemungkinan karena faktor keamanan.

"Tiba di RSUD Moewardi pukul setengah 1 malam, rujukan dari PKU Muhammadiyah Kartasura dan langsung dibawa ke IGD," kata Eko kepada TribunSolo.com, Selasa (4/6/2019) siang.

"Tapi pukul 04.00 WIB sudah dipindahkan oleh kepolisian ke Semarang," lanjutnya.

"Kalau dari pihak kepolisan mungkin karena faktor keamanan ya, yang pasti bukan karena faktor medis," ujar Eko.

Dia menambahkan, sesampainya pelaku di RSUD Moewardi, pihak rumah sakit langsung melakukan pemeriksaan yang berkaitan dengan luka dan keluhan.

Antara lain pemeriksaan fisik, laboratorium, hingga scan kepala.

Saat dibawa ke RSUD Moewardi, pelaku mengalami luka bakar di beberapa bagian tubuh.

Antara lain tangan, kaki, hingga perut.

Namun, Eko mengatakan, kondisi terduga pelaku saat dirujuk ke RSUD Moewardi sebenarnya tidak terlalu parah.

"Tidak terlalu parah, karena masih bisa diajak komunikasi dan sadar," tutupnya.

5. Terduga pelaku gemar nonton video perang Suriah

Densus 88 saat melakukan penggeledahan di rumah terduga pelaku bom bunuh diri di Pospam Kartasura, Selasa (4/6/2019) dini hari. (TRIBUNSOLO.COM/PUTRADI PAMUNGKAS)

Masil (19), teman sepermainan terduga pelaku bom bunuh diri mengatakan, RA gemar menyaksikan video dokumentasi perang dan aksi radikal di Timur Tengah.

"Ia senang melihat video perang Suriah, termasuk pemenggalan kepala, lewat handphone," ungkap Masil, kepada TribunSolo.com, seusai penggeledahan di rumah RA, Selasa (4/6/2019) dini hari.

Masil menduga, RA telah dicuci otak oleh orang yang tak dikenal.

Apalagi, sejak RA mulai enggan diajak pergi ke masjid.

"Padahal, dulu orangnya biasa saja. Dengan teman-teman sekampung pun sering kumpul-kumpul, tapi tiba-tiba sudah tidak mau ke masjid," ucapnya.

Masil juga mengungkap hobi RA sebelumnya, yakni bermain musik.

"Namun, ia berhenti, katanya main musik itu haram," lanjutnya.

Masil pun pernah menawarkan pekerjaan pada RA yang diketahui memiliki aktivitas penulup (pemburu) burung.

"Kebetulan, saya ada informasi pekerjaan untuknya namun ia menolak," ujarnya.

Masil mengungkapkan, kepribadian RA yang makin tertutup membuat dirinya dan warga sekitar kesulitan berkomunikasi.

Namun, ia mengaku masih sesekali berkomunikasi dengan RA.

Hanya saja, ia tak pernah mengatahui secara pasti apa yang membuat temannya itu mengalami perubahan drastis.

Selain itu, RA diketahui kerap menghilang secara misterius dan tiba-tiba pulang ke rumah.

"Dulu, bahkan sampai masuk ke akun Facebook Info Cegatan Solo, masuk daftar orang hilang," ucapnya.

6. Masyarakat diimbau tetap tenang

Kondisi pos pengalaman Lebaran 2019 Kartasura pascaledakan bom bunuh diri, Senin (3/6/2019) malam. (TRIBUNVIDEO.COM/RADIF)

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Solo Subari mengimbau masyarakat Surakarta dan sekitarnya untuk tetap tenang pasca-ledakan bom bunuh diri di Kartasura.

"Percayakan penanganan kasus itu sepenuhnya pada aparat kepolisian lantaran pelakunya sudah ditangkap dan masih hidup maka bisa digali motifnya," tutur Subari saat dihubungi, Selasa (4/6/2019) pagi

Kepada seluruh umat Muslim maupun non-Muslim, Subari meminta agar peristiwa ini disikapi dengan arif.

Dia berharap, peristiwa itu tidak akan terjadi lagi ke depannya.

Subari menilai aksi bom bunuh diri di pos pengamanan Lebaran di Kartasura bisa bertujuan memancing di air yang keruh.

"Mungkin mereka (pelaku) ingin memancing di air yang keruh untuk bisa membenturkan satu golongan dengan golongan yang lain," ujar Subari.

Hal senada juga disampaikan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang meminta masyarakat untuk tetap.

Ganjar Pranowo (Pemprov Jateng)

"Untuk masyarakat tenang saja, biar aparat bekerja. Kami sedang melakukan perlakuan terhadap kondisi hari ini."

"Mohon tidak mendekat area itu agar polisi bisa bekerja dengan baik. (Masyarakat) bekerja seperti biasa saja, menyiapkan diri menyambut Lebaran," ujar Ganjar seperti dikutip dari Kompas TV, Selasa (4/6/2019).

Ganjar mengatakan, saat ini polisi tengah bekerja untuk mengungkap pelaku serta motif peledakan tersebut.

Selain itu, Ganjar juga mengimbau warga tidak menyebarkan video atau gambar mengerikan terkait ledakan bom bunuh diri di Kartasura.

Imbauan itu disampaikan Ganjar karena pihaknya mendapat informasi, video dan foto mengerikan terkait ledakan di Kartasura sudah menyebar di masyarakat.

"Beberapa info sudah masuk, bahkan masyarakan sudah dapat gambar video."

"Lebih baik tidak usah di-share dulu agar masyarakat tidak mendapatkan gambar-gambar atau visual yang mengerikan," imbau Ganjar.

7. RA terpapar paham ISIS

Mabes Polri mengungkap pelaku bom bunuh diri di Pospam Kartasura, terpapar paham ISIS.

Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, pihaknya mengetahui pelaku yang berinisial RA (22) terpapar paham ISIS dari pemeriksaan pelaku.

"Sementara dari hasil pemeriksaan pelaku, ini adalah suicide bomber."

"Yang bersangkutan secara individu terpapar oleh paham ISIS," ujar Dedi, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (4/6/2019).

Selain itu, Dedi mengungkapkan, RA merupakan lone wolf atau bertindak sendiri.

Ia menyebut, saat ini kepolisian masih mendalami ada tidaknya keterkaitan pelaku dalam suatu jaringan terorisme.

"Ini masih didalami, belum ada indikasi keterkaitan menyangkut masalah yang bersangkutan ikut dalam suatu jaringan."

"Baik JAD Jateng, yang telah diungkap beberapa minggu yang lalu, maupun dari kelompok yang lain," ucapnya.

Lebih lanjut, mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu menuturkan kondisi kesehatan pelaku cukup stabil dan sudah bisa berkomunikasi pasca mendapat perawatan di rumah sakit.

Dedi menegaskan pemeriksaan dan pendalaman terkait motif pelaku akan dilakukan apabila yang bersangkutan sudah betul-betul pulih.

"Semoga yang bersangkutan bisa segera sembuh, apabila nanti sudah betul-betul pulih kesehatannya akan didalami lagi tentang motif yang bersangkutan dapat pemahaman pemaparan tentang ISIS darimana."

"Apakah dari medsos atau secara konvensional bersentuhan dengan beberapa orang," tukasnya.

(Tribunnews.com/Sri Juliati/Vincentius Jyestha Candraditya/TribunSolo.com/Eka Fitriani/Putradi Pamungkas/Asep Abdullah Rowi/Kompas.com/Devina Halim)

(Tribunnews.com/Sri Juliati/TribunSolo.com/Eka Fitriani/Putradi Pamungkas/Asep Abdullah Rowi/Kompas.com/Devina Halim)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini