TRIBUNNEWS.COM - Bagi Anda yang hendak menjalankan salat Idul Fitri, Rabu (5/6/2019) besok, penting bagi Anda untuk memperhatikan tuntunan salat Idul Fitri.
Hal ini agar salat Idul Fitri yang akan Anda jalani sesuai dengan perintah agama Islam.
Berikut 7 tuntunan salat Idul Fitri yang Tribunnews.com rangkum dari laman resmi Muhammadyah, www.muhammadiyah.or.id:
1. Waktu salat Idul Fitri
Waktu salat Idul Fitri adalah setelah matahari terbit dan berketinggian dua kali panjangnya penggalah (kurang lebih 6 m, sekitar setengah jam setelah terbitnya), atau sama dengan waktu salat duha.
Baca: Inilah Pentingnya Saling Memafkan di Hari Raya Idul Fitri Menurut Sains
2. Tempat Salat Idul Fitri
Tempat salat Idul Fitri adalah di lapangan, tidak di masjid.
Kecuali kalau hari hujan yang tidak memungkinkan salat Id di lapangan.
Rasulullah SAW mengerjakan salat Id di mushallaa, yaitu tanah lapang yang terletak 1000 hasta (2000 meter) dari masjidnya.
Beliau tidak pernah mengerjakan salat id di masjid, kecuali sekali karena hari hujan.
3. Pembatas Imam di Depan
Imam membuat sutrah (batas) di depannya
4. Ketentuan Salat Idul Fitri
Salat Idul Fitri dilaksanakan dua rakaat, tanpa azan, iqamat, bacaan assh-shalatul jamiah dan tanpa disertai salat sunat baik sebelum maupun sesudahnya.
5. Takbir saat Salat Idul Fitri
Takbir salat Idul Fitri, pada rakaaat pertama sesudah takbiratul-ihram tujuh kali dan pada rakaat kedua sesudah takbiratul_qiyam (intiqal) lima kali, dengan mengangkat tangan pada semua takbir yang tujuh kali dan lima kali tersebut.
Tidak ada tuntunan bacaan di sela-sela takbir tersebut.
Baca: Tertinggal Rakaat Pertama Salat Idul Fitri? Ini Cara Menyempurnakannya
6. Bacaan dalam Salat Idul Fitri
Sesudah membaca al-fatihah, imam membaca surah Al-A'la, atau surah Qaaf, pada rakaat pertama dan surah al-Ghaasyiyah atau surah al-Qamar/Iqtarabatis-Saa'ah pada rakaat kedua.
7. Khutbah idul Fitri
Khutbah Id dilakukan sesudah salat Id, hanya satu kali khutbah, yaitu tidak diselingi dengan duduk antara dua khutbah.
Khutbah dimulai dengan tahmid (membaca al-hamdu lillah), tidak dengan takbir, tetapi dalam khutbah Id memang diperbanyak menyelingi dengan takbir.
Khutbah diakhiri dengan doa, mengangkat jari telunjuk tangan kanan sebagaimana pada khutbah Jumuah.
(Tribunnews.com/Daryono)