Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu prihatin dengan laporan internalnya yang menujukan ideologi Pancasila mulai luntur di tengah masyarakat.
Hal itu disampaikan Menhan Ryamizard saat mengahadiri acara halal bihalal di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (19/6/2019).
"Pancasila itu alat perekat, alat nomor 1 bangsa. Nah, sekarang sudah mulai Pancasila luntur. Sekarang gak ada masalah," kata Ryamizard.
Ryamizard justru ke khawatirannya dengan Pancasila muncul setelah 20-30 tahun kedepan.
Sebab, jika hal itu dibiarkan, Pancasila akan tergerus dengan nilai-nilai ideologi lain.
Generasi muda, kata Ryamizard, akan menjadi calon pemimpin yant terpapar ideologi lain selain Pancasila.
"Tapi 20-30 tahun lagi, kalau kita biarkan, itu pemimpin bangsa ini mungkin yang kemarin 30 tahun lalu masih mahasiswa, ke depan dia akan jadi Presiden, akan jadi Panglima TNI, atau Kapolri, dia menganut khilafah, selesai bangsa ini. Karena Pancasila tak ada lagi," kata Ryamizard.
Baca: Kivlan Zen Minta Perlindungan Hukum, Menhan Ryamizard Mengaku Sudah Bisik-bisik ke Polisi
Ryamizard pun menyebut, selain hilangnya nilai-nilai Pancasila, Indonesia akan terjadi pertumpahan darah seperti di Timur Tengah.
"Ini yang tidak kita inginkan dan sangat merisaukan kita. Karena kita ini penjaga Pancasila," katanya.
Ia pun membeberkan data internalnya soal pengganut ideologi lain selain Pancasila di Indonesi.
"ada 23,4 persen mahasiswa setuju dengan jihad untuk tegaknya negara islam atau khilafah. 23,3 persen pelajar SMA setuju jihad untuk negara islam. 18,1 persen pegawai setuju tak setuju dg ideologi Pancasila. 19,4 PNS menyatakan tidak setuju dengan ideologi Pancasila," jelas Ryamizard.
"ada 9,1 persen pegawai BUMN yang menyatakan tak setuju dg ideologi negara dan kurang lebih 3 persen, ada TNI terpengaruh dan tak setuju Pancasila. Ini memprihatinkan sekali," tutupnya.