TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog Komjen Pol (Purn) Budi Waseso mengaku telah melakukan pembenahan dalam lingkungan internal dalam memberantas praktik mafia pangan yang bekerjasama pihak luar.
Saat satu bulan menjabat di Bulog, Ia pun berhasil menangkap oknum yang diduga termasuk dalam jaringan mafia pangan. Akan tetapi kelanjutannya tidak membuahkan hasil yang maksimal.
"Saya sudah tidak punya kewenangan, saya sudah purnawirawan dan bukan lagi pejabat di Polri, bukan penyidik lagi. Tapi kalau masih (di Polri), saya jamin enggak sampai satu bulan selesai (kasus mafia pangan)," kata Buwas sapaan akrab Budi Waseso saat rapat dengan Komisi IV DPR, Jakarta, Kamis (20/6/2019).
Menurut mantan Kabareskrim itu, dalam mengungkap mafia pangan sangat mudah karena mafia tersebut pasti memiliki gudang untuk menyimpan komoditas pangan dan pastinya mempunyai jaringan.
Baca: Mendagri Bantah ada 1 Juta KTP Palsu Digunakan Pemilih Pemilu 2019
"Sangat mudah (mengungkap mafia pangan), tempatnya ada, semuanya nampak, tidak ada yang abu-abu. Sekarang tergantung kemauan kita, maunya apa, mau bagus atau mau tidak bagus," paparnya.
Buwas menilai mafia pangan sudah membangun jaringan yang mengakar hingga ke struktur internal Bulog. Oleh karena itu, Ia pun mengaku telah melakukan tindakan disiplin kepada bawahannya yang terbukti melakukan kesalahan.
"Selama saya masih di Bulog, saya harus merapihkan semua dari luar maupun dalam, karena terjadi mafia di luar, pasti ada kerjasama dengan dalam, itu sudah pasti. Tahun 2018 melakukan tindakan disiplin kepada 44 orang, sudah pecat 1 orang," papar Buwas.
Dengan tindakan tersebut, Buwas berharap penyakit mafia pangan tidak menular ke lainnya dan bisa hilang.
"Saya tetap komitmen untuk benahi Bulog, saya kerjasama sekarang dengan Satgas Pangan, Kapolri, Bareskrim, saya butuh dukungan karena saya tidak bisa apa-apa, sekarang saya sudah bukan di Polri," kata Buwas.