TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jika tak ada aral melintang, calon presiden petahana Joko Widodo (Jokowi) akan kembali memimpin Indonesia.
Jokowi membutuhkan susunan pembantu yang andal untuk mendayung biduk perahu besar kabinet yang konon dinamai “Indonesia Kerja”.
Dari komposisi kabinet Kerja yang kini berada di ujung masa pemerintahan, siapa yang akan dipertahankan dan siapa yang akan hengkang?
Jawaban akan jadi lebih mudah jika ukurannya adalah integritas, untuk menjauhkan kabinet dari rongrongan praktik koruptif.
Di awal-awal pembentukan kabinet Kerja pada 2014 silam, Jokowi juga melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mengedepankan nilai-nilai akuntabilitas dan integritas.
Baca: Jajak Pendapat Kompas: 70,5 Persen Responden Yakin Hakim MK Independen dalam Memutus Perkara
Terlebih 3 tahun terakhir kepemimpinannya, pemerintahan Jokowi-JK mendapat stempel WTP alias Wajar Tanpa Pengecualian oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Stempel cukup membanggakan yang belakangan justru tidak ia sebut prestasi, melainkan sebuah kewajiban untuk menyelenggarakan pemerintahan yang bersih. Jokowi rupa-rupanya ingin sekali menunjukkan komitmen ini.
Kementerian Kementerian Bersih
Memimpin sebuah Kementerian untuk mendukung program pemerintah sekaligus menyelenggarakannya dengan prinsip _clean government_ memang bukanlah perkara sepele.
Salah satu Kementerian yang berhasil membalikkan keadaan, adalah Kementerian Pertanian (Kementan).
Sepuluh tahun lamanya predikat WTP tak mampir di Kementerian yang mengurusi hajat petani dan peternak untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional ini.
Tahun 2006-2007 Kementan mendapatkan opini disclaimer atau tidak menyatakan pendapat.
Kemudian pada 2008-2012 mendapatkan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP), dan 2013-2014 mendapatkan opini WTP dengan paragraf penjelasan (WTP-DPP). Status WDP kembali didapatkan Kementan di 2015.
Baru saat berada di bawah kepemimpinan Amran Sulaiman, Kementan mendapat opini WTP.
Tak tanggung-tanggung Kementan menorehkan sejarah baru dengan menggondolnya selama 3 tahun berturut-turut, yakni tahun 2016, 2017, dan terakhir 2018 yang baru saja diumumkan beberapa waktu lalu.
Untuk predikat ini, rangkaian kata pujian-pujian tak putus-putus dilontarkan untuk Mentan Amran.
Dalam Rapat Kerja Bersama Mentan belum lama ini, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Michael Wattimena malah mengumpamakan Amran layaknya pemain sepakbola kaliber dunia - bintang klub Juventus Cristiano Ronaldo, atau Lionel Messi di Barcelona.
Menurut Michael, hanya bintang sepakbola dunia yang mampu mencetak hattrick.
"Ibarat sepakbola, Amran itu sekaliber Messi dan Ronaldo yang merupakan tokoh utama kebangkitan tim sepakbola di klub dan negaranya," tandasnya.
Jokowi Incar Calon Eksekutor Kuat
Apalagi yang jadi kriteria para pembantu Jokowi Kabinet Indonesia Kerja? Jokowi sempat mengatakan bahwa setiap periode membutuhkan karakter menteri yang berbeda sesuai tantangan yang ada.
Kali ini ia membutuhkan seorang eksekutor buat mengisi pos menteri.
"Menurut saya, yang kita butuhkan sekarang ini adalah karakter menteri yang eksekutor. Eksekutor kuat, kuat di eksekusi,” katanya beberapa waktu lalu.
Keinginan Jokowi sejalan dengan pendapat pengajar Institut Pertanian Bogor, Rachmat Pambudy.
Menurutnya sektor pertanian memerlukan pemimpin tangguh, memiliki gagasan besar serta kemampuan manajemen yang baik. Kriteria ini dimiliki Amran yang telah memimpin Kementan selama 4 tahun terakhir di Kabinet Kerja.
“Mentan Amran adalah pelopor dalam menciptakan program pengembangan infrastruktur pertanian seperti embung, irigasi, jalan desa dan ekstensifikasi pertanian peternakan. Bahkan, dia juga dikenal sebagai penggebrak dalam mencetak sawah dan kebun,”ujar Pambudy.
Amran, lanjut Pambudy, juga berjasa atas pengembangan jagung secara besar-besaran. Pengembangan bawang merah, bawang putih, sapi daging dan ayam buras dalam program Sapi Indukan Wajib Bunting (SIWAB).
"Baru di zaman Pak Amran, beras, jagung, kedelai, gula dan bawang malah ekspor ke luar negeri," katanya.
Saat upacara peringatan hari Krida Pertanian Jumat (21/6) lalu, Amran Sulaiman menyampaikan rasa terimakasih sekaligus permohonan maaf pada seluruh jajaran di Kementerian Pertanian (Kementan), karena kerap kali mengganggu hingga larut malam untuk melakukan koordinasi program-progam kerja Kementan.
Amran bersyukur semangat kerja yang selama ini ia bangun bersama seluruh insan Kementan, telah membuahkan banyak pencapaian.
Di antaranya kinerja ekspor produk pertanian yang meningkat, stok beras di tanah air yang melimpah, sehingga harga bahan pokok terkendali di Ramadan dan hari raya Idul Fitri lalu.
“Kementerian pertanian juga mendapat apresiasi dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), yang hadir datang langsung ke sini. Kemarin kami presentasi di Istana, yang dipimpin ketua Wantimpres, dan mengucapkan terimakasih kepada seluruh jajaran pertanian tanpa kecuali,” ujarnya bangga.