Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menceritakan kisah pidato Sutopo Purwo Nugroho yang mengisyaratkan kepergian.
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengisahkan pertemuannya dengan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho.
Melalui wawancara dengan stasiun televisi MetroTv, Senin (8/7/2019), Mahfud MD menjelaskan bahwa ia mengaku mempunyai firasat akan kepergian Sutopo lewat pidato dan pesan yang saat itu disampaikan kepadanya.
Seperti yang diketahui, Sutopo Purwo Nurgoho meninggal dunia di Guangzhou, China pada Minggu (7/7/2019) lantaran sakit kanker yang dideritanya.
Baca: Najwa Shihab Akan Rilis Buku Biografi Sutopo Purwo Nugroho, Humas BNPB Meninggal Karena Kanker
Mahfud MD menjelaskan bahwa ia sempat bertemu dengan Sutopo Purwo Nugroho pada akhir April 2019.
"Iya, tepatnya tanggal 24 April ya, di acara penganugerahan tokoh perubahan oleh Republika untuk tahun 2018 yang dianugerahkan tahun 2019, dia salah satu dari lima orang yang setiap tahun dipilih," ungkap Mahfud MD.
Mahfud MD menjelaskan, ada pesan berbeda yang disampaikan oleh Sutopo dalam pidatonya seusai menerima penghargaan itu.
"Saya pertama saya menganggap layak mendapatkan anugerah itu, tetapi saya kira isi pidatonya karena waktu itu kan lima orang harus pidato semua, itu hanya dibatasi kalau enggak salah dua menit atau tiga menit."
"Tapi dalam pidato yang pendek itu dia memberi pesan yang sangat mendalam," kata Mahfud MD.
Baca: Impian Sutopo yang Belum Terwujud, Naikkan Haji Orang Tua hingga Raisa & Rossa Retweet Info Bencana
Mahfud MD menuturkan bahwa dalam pidato yang disampaikan Sutopo, ia sudah mengisayaratkan bahwa penyakitnya sudah semakin parah.
"Pertama dia bercerita bahwa penyakitnya sudah sangat parah, dan mengisyaratkan tidak bisa ditolong, dan dia sudah stadium 4, dan belum ada dokter yang memberi harapan," kata Mahfud MD.
Meski begitu, Sutopo mengungkapkan bahwa dirinya akan tetap giat bekerja sampai akhir hayatnya.
"Tetapi dia mengatakan akan tetap bekerja sampai akhir khayat," kata Mahfud MD.
Baca: Media Internasional Beritakan Sutopo Purwo Nugroho, Sorot Dedikasi Kerja dan Optimisme Hidup
"Yang kedua perkataannya itu yang sangat mengesankan dia mengutip filosof yunani kuno Herakleitos kalau enggak salah," lanjut Mahfud MD.
"Herakleitos mengatakn begini, 'hidup itu adalah perubahan, kita harus siap berubah dan mengubah masyarakat, yang terpenting mengubah atau melakukan perubahan yang lebih baik bukan ke arah kesengsaraan, untuk itu pengabdian bagi kemanusiaan menjadi penting'. Itu yang masih saya ingat dari pertemuan itu," jelasnya.
Setelah berpidato, Sutopo juga masih sempat bertemu dengan Mahfud MD.
Ia saat itu mendatangi dan menyalami Mahfud MD dengan wajah berbinar.
"Sesudah itu dia turun dari panggung itu lalu menyalami saya dan berbicara tambahan gitu," kata Mahfud.
"Dengan penuh berbinar-binar 'Pak Mahfud saya sudah tidak ada harapan tetapi saya akan terus bekerja tolong didoakan', tetapi dengan tetap wajah tidak cemas begitu dengan mengatakan saya sudah tidak ada harapan itu," ungkap Mahfud MD.
Baca: Rossa Ungkap Penyesalan Tak Bisa Wujudkan Impian Sutopo untuk Foto Bersama: Baru Hari Ini Saya Baca
"'Karena saya sudah stadium 4' begitu, 'tetapi saya akan melanjutkan sisa hidup saya ini dengan sebaik-baiknya'," cerita Mahfud MD.
Lihat videonya di menit 1:44
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Sutopo Purwo Nugroho meninggal dunia di Guangzhou, China pada Minggu (7/7/2019) pukul 02.20 waktu setempat atau sekitar pukul 01.20 WIB.
"Pak Sutopo meninggal dunia saat sedang menjalani pengobatan penyakit kanker yang dideritanya di St. Stamford Modern Cancer Hospital, Guangzhou, China, sejak 15 Juni 2019 yang lalu," kata Humas BNPB.
Menurut informasi tersebut, sakit kanker paru-paru Sutopo Purwo Nugroho telah menyebar ke tulang dan beberapa organ vital tubuh.
Baca: Yakin Dirinya Akan Sembuh, Ini Keinginan Sutopo Purwo Nugroho yang Belum Terwujud sebelum Wafat
"Kanker yang dideritanya telah menyebar ke tulang dan beberapa organ vital tubuh," sambungnya.
Meski kanker yang diderita sudah parah, Sutopo Purwo Nugroho masih terus memberikan dedikasi untuk pekerjaannya.
Ia terlihat masih aktif memberikan infomasi mengenai kebencanaan di Indonesia.
"Sejak beliau divonis kanker Desember akhir 2017, beliau masih terus gigih dalam melakukan upaya pengobatan maupun dalam menginformasikan berbagai kejadian bencana yang terjadi di Indonesia selama 2018 hingga pertengahan 2019."
"Bahkan beliau masih sempat melakukan konferensi pers secara bersinambungan pada saat terjadi bencana gempabumi Lombok dan gempabumi Palu ditengah rasa sakit yang menderanya," ungkapnya.
Baca: Dirundung Duka, Putra Sulung Sutopo BNPB Beri Respon Terkait Pesan Terakhir Sang Ayah
Sutopo Dimakamkan di Boyolali
Meninggal dunia di Cina, jenazah Sutopo Purwo Nugroho dimakamkan di Boyolali, Jawa Tengah.
Jenazah Sutopo tiba di Boyolali pukul 06.32 WIB melalui Bandara Adi Soemarmo setelah diterbangkan dari Jakarta seprti yang TribunWow.com kutip dari TribunSolo.com.
Beliau dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) Sasonolayu, Boyolali, Senin (8/7/2019).
Baca: Orang yang Angkat Jenazah Sutopo Purwo Nugroho Ceritakan Ringannya Peti dari Kepala Humas BNPB
Sebelum dimakamkan, jenazah Sutopo disemayamkan di kediamannya di Jalan Jambu RT 7 RW 9, Desa Surodadi, Kelurahan Siwodipuran, Kabupaten Boyolali.
(TribunWow.com/Nila Irdayatun Naziha)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Sempat Satu Acara, Mahfud MD Ceritakan Firasat akan Kepergian Sutopo Lewat Ucapan dan Pidatonya