News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kritik Konstruktif Mardani Ali Sera Terkait Visi dan Misi Jokowi Periode Kedua

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mardani Ali Sera di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (2/7/2019).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan sejumlah visi dan misinya untuk memimpin Indonesia 2019-2024, hari Minggu (14/7) di SICC, Sentul, Kabupaten Bogor.

Menanggapi hal itu, Mardani Ali Sera, Politisi PKS menyampaikan mengkritisi dan memberikan berbagai masukan konstruktif pada visi misi yang di sampaikan Presiden Jokowi.

Baca: Wakil Ketua Umum PAN Semangat untuk Terlibat Langsung Membantu Visi Indonesia Jokowi

Inisiator tagar #KamiOposisi itu menyampaikan secara garis besar pernyataan Jokowi cukup berani.

“Saya cukup apresiasi kepada visi misi yang disampaikan Presiden Jokowi. Pemimpin itu harus punya big view dan konsep Karena menjadi tumpuan semua, “ kata Mardani sesuai keterangan pers yang diterima, Senin (15/7/2019).

Lebih lanjut, menurut Mardani Ali Sera, pemimpin itu sendiri di puncak,

“Ketika anda sebagai pemimpin, anda sendirian berada di puncak,” ujarnya.

Sehingga saat jadi pemimpin anda sendirian di puncak, Mardani Ali Sera mengatakan, “Boleh minta pendapat, tapi keputusan ada di tangan anda sendiri terlebih dalam sistem presidensial, kekuasaan Presiden diberikan sangat besar.“ 

Wakil Ketua Komisi II DPR itu mengkritisi bab penegakan hukum dalam visi misi yang perhatian masih sangat kurang,

“Perkuatlah KPK dan pastikan sinergi KPK, Kepolisian dan Kejaksaan terjadi. Cari nakhoda yg dapat memimpin penegakan hukum baiknya bukan dari politisi. Tanpa penegakan hukum yg adil dan efisien tidak ada pertumbuhan ekonomi berkualiatas,” 

Ada 3 hal masukan konstruktif yang Mardani Ali Sera sampaikan: 

Pertama, Jokowi harus teguh memegang sikap kenegarawanan.

Akan banyak pihak yg menentang karena terganggu status quo nya. Jika akar tidak kuat pohon kebijakan yg pro rakyat akan tumbang.

Kedua, kata Mardani Ali Sera, cari tim kerja yg satu hati.

Baca: Ini Isi Surat Prabowo yang dikirim ke Amien Rais dan Presiden PKS Jelang Bertemu Jokowi

"Pilih para Pemberani dan Pejuang. Jangan yang sibuk memikirkan diri dan kelompok. Jika tim ini fokus melayani rakyat, insentif elektoral pasti didapat," kata Mardani Ali Sera.

Ketiga, lanjut Mardani Ali Sera, sederhanakan lembaga dan rantai komando. Berani memangkas birokrasi dan memfokuskan anggaran.

Rangkuman isi pidato Visi Indonesia yang disampaikan presiden terpilih Jokowi:

Baca: Lengkap Pidato Jokowi dalam Visi Indonesia: Penggunaan APBN Harus Tepat Sasaran

Baca: Pidato Jokowi: Kalau Ada Pungli, Hati-hati, Saya Akan Kejar, Saya Hajar Kalau Diperlukan

1. Pembangunan infrastruktur akan terus dilanjutkan

Infrastruktur yang besar-besar telah kita bangun.

Ke depan, akan kita lanjutkan yang lebih cepat dan menyambungkan infrastruktur-infrastruktur besar itu, infrastruktur-infrastruktur tersebut, seperti jalan tol, kereta api pelabuhan, dan bandara dengan kawasan produksi rakyat.

Kita sambungkan dengan kawasan-kawasan industri kecil, kita sambungkan dengan kawasan-kawasan ekonomi khusus, kita sambungkan dengan kawasan-kawasan pariwisata.

Arahnya harus ke sana, fokusnya harus ke sana.

Kita juga jangan lupa menyambungkan infrastruktur-infrastruktur dengan kawasan persawahan, dengan kawasan perkebunan, dengan tambak-tambak perikanan.

Sambungkan ke sana, sambungkan ke sana, sambungkan ke sana.

2. Pembangunan sumber daya manusia

Kita ingin memberikan prioritas kepada pembangunan sumber daya manusia.

Pembangunan SDM menjadi kunci Indonesia ke depan.

Dan titik dimulainya pembangunan SDM adalah dimulainya dengan menjamin kesehatan ibu hamil, sejak hamil.

Kesehatan bayi, kesehatan balita, kesehatan anak-anak sekolah kita.

Ini merupakan umur emas untuk mencetak manusia Indonesia yang unggul ke depan.

Itu yang harus dijaga betul.

Jangan sampai ada stunting, jangan sampai ada kematian ibu, kematian bayi yang meningkat.

Tugas besar kita ada di situ.

Kemudian juga kualitas pendidikan akan terus kita tingkatkan.

Bisa dipastikan pentingnya vocational training, pentingnya vocational school.

Kita juga akan membangun manajemen talenta Indonesia.

Pemerintah akan mengidentifikasi, akan memfasilitasi, serta memberikan dukungan pendidikan dan pengembangan diri bagi talenta-talenta Indonesia.

Diaspora yang bertalenta tinggi, harus diberikan dukungan agar memberikan kontribusi besar pada percepatan pembangunan Indonesia.

Kita akan menyiapkan lembaga khusus yang akan mengurus manajemen talenta ini.

Kita akan mengelola talenta-talenta yang hebat, yang bisa membawa negara ini bersaing secara global.

3. Undang investasi yang seluas-luasnya

Kita akan mengundang investasi yang seluas-luasnya dalam rangka membuka lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya.

Jangan sampai ada yang alergi dengan investasi.

Yang menghambat investasi, semuanya harus dipangkas.

Baik itu perizinan yang lambat, yang berbelit-belit, apalagi yang ada punglinya, hati-hati, hati-hati.

Ke depan saya pastikan, akan saya kejar, akan saya kontrol, akan saya cek, dan akan saya hajar kalau diperlukan.

Tidak ada lagi hambatan-hambatan investasi, karena ini kunci pembuka lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya.

Baca: Pidato Jokowi Visi Indonesia, Sophia Latjuba: Janji-Janji, Slank: Lebih Nampol

Baca: Kabar Terkini Pemulangan Rizieq Shihab, Perintah Imam Besar FPI Ditunggu hingga Disebut Terzalimi

4. Reformasi birokrasi

Perlu adanya reformasi struktural agar lembaga-lembaga semakin simpel, semakin lincah.

Ini juga hati-hati.

Kalau pola pikir, kalau mindset birokrasi tidak berubah, hati-hati, saya pastikan, akan saya pangkas.

Tolong ini dicatat, karena kecepatan melayani, kecepatan memberikan izin, menjadi kunci bagi reformasi birokrasi.

Akan saya cek sendiri, akan saya kontrol sendiri.

Begitu saya lihat tidak efektif, tidak efisien, saya pastikan, akan saya pangkas dan akan saya copot pejabatnya.

Oleh sebab itu, butuh menteri-menteri yang berani.

Kalau ada lembaga-lembaga yang tidak bermanfaat dan bermasalah, saya pastikan, saya bubarkan.

Tidak ada lagi pola pikir-pola pikir lama, kita juga tidak ingin ada lagi pola kerja-pola kerja yang linier, tidak ada lagi kerja yang hanya rutinitas, tidak ada lagi kerja-kerja monoton, yang begitu-begitu saja, tidak ada lagi kerja di zona yang nyaman.

Penyakit kita ada di situ. Kita harus berubah, kita harus berubah, sekali lagi, kita harus berubah.

Kita harus membangun nilai-nilai baru dalam bekerja, yang menuntut cepat beradaptasi dalam perkembangan zaman.

Maka kita harus membangun Indonesia yang adaptif, Indonesia yang produktif, Indonesia yang adaptif, Indonesia yang kompetitif.

5. Jamin penggunaan APBN yang fokus dan tepat sasaran

Setiap rupiah yang keluar dari APBN, semua dipastikan harus bermanfaat, untuk ekonomi rakyat, meningkatkan kesejahteraan untuk masyarakat.


 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini