Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nama Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf Amin, Erick Thohir digadang-gadang menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) dalam susunan kabinet menteri yang beredar akhir-akhir ini.
Saat dikonfirmasi di Kompleks Kantor Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta Pusat, Rabu (17/7/2019), Erick Thohir menegaskan bahwa daftar susunan menteri itu bohong dan tak pernah ada rapat tanggal 14 Juli 2019 yang disebut sebagai dasar penetapan susunan tersebut.
Ditanya mengenai kemungkinan menduduki jabatan menteri, Erick Thohir mengaku lebih memilih fokus kembali ke dunia usaha.
“Saya kangen dengan dunia saya, dunia usaha, kemarin juga sudah umroh dan menghabiskan waktu dengan keluarga. Saya kira menjadi pengusaha juga terhormat, tak semua harus menduduki posisi pelayan publik,” ungkap Erick Thohir lalu tersenyum.
Baca: Serangan Terhadap Novel Baswedan Diduga Akibat Penggunaan Kewenangan Secara Berlebihan
Baca: Update Kasus Mayat Wanita Tanpa Busana di Persawahan Mempawah: Cairan di Organ Intim dan Pasar Malam
Baca: Kasus Pelesiran Idrus Marham: 3 Jam di Kedai Kopi, Uang Sogok, Hingga Dipecatnya Pengawal Tahanan
Baca: Hino: Ikut Kontes Safety Driving, Perilaku Sopir Truk di Jalan Berubah Lebih Baik
Ia mengatakan masih banyak nama yang memiliki kualitas bagus yang cocok untuk ditunjuk sebagai menteri.
“Saya kira sudah banyak orang yang berjuang, yang sudah berkeringat, dan banyak nama-nama yang bagus bisa membantu pemerintah. Apalagi kinerja kementerian sekarang kan sudah bagus,” ujarnya.
Walaupun memilih sebagai pengusaha, Erick Thohir tetap ingin memberi sumbangsih kepada negara yaitu membantu pemerintahan 2019-2024 untuk mewujudkan mimpi tahun 2030-2045 yaitu membuat Indonesia menjadi negara tujuh besar ekonomi dunia seperti pidato Presiden Joko Widodo tanggal 14 Juli 2019 lalu.
Menurutnya pengusaha bersama masyarakat serta pemerintah harus bahu membahu untuk mewujudkan soliditas ekonomi Indonesia menuju pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.
Erick berkata jika soliditas ekonomi tak bisa diwujudkan akan berakibat salah satunya perpecahan negara.
“Momentum bonus demografi jangan sampai terlewat dan jangan sampai terjebak ‘middle trap income’, ketika piramida penduduk terbalik sudah menjadi mayoritas penduduk usia tua tapi ekonomi tak solid bisa pecah contohnya Yugoslavia. Kita harus contoh Polandia yang bersatu tapi menjadi kekuatan ekonomi baru Eropa,” katanya.
“Kita harus mulai membuat ‘blue print’ ideologi di bidang ekonomi karena kita tak bisa terus bergantung pada Amerika Serikat atau Cina, kita harus punya strategi sendiri karena persaingan baru dimulai,” lanjut dia.
Lebih lanjut Erick menegaskan bahwa penentuan kabinet menteri adalah hak prerogatif presiden.
Ia mengatakan dirinya sebagai Ketua TKN hanya berfungsi maksimal untuk memenangkan Jokowi-Ma’ruf dalam kontestasi Pemilu 2019 dan tak memiliki kewenangan untuk ikut menentukan nama menteri.
“Beliau pasti berdiskusi dengan pihak yang berkepentingan, kalau TKN hanya berusaha memenangkan beliau dalam Pilpres. Memang pasti Pak Jokowi menerima masukan dari koalisi, tapi pasti beliau juga sudah membentuk tim sendiri untuk menentukan,” kata Erick.
Sebelumnya beredar draf berjudul 'Risalah Rapat Pengangkatan Menteri Pembantu Presiden Dalam Kabinet Kerja Jilid II Periode 2019-2024' dengan lambang Garuda Pancasila serta tulisan Koalisi Indonesia Maju.
Dalam draf itu, tercantum nama-nama menteri yang terpilih dari hasil rapat yang disebut berlansung di Sentul City International Convention Center Bogor Jawa Barat, Minggu 14 Juli 2019.
Ada sejumlah nama dalam draft tersebut yang berasal dari TKN Jokowi-Ma’ruf seperti Ketua TKN Erick Thohir disebut menjabat Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Moeldoko menjabat Menko Polhukam, Ketua Tim Hukum TKN Yusril Ihza Mahendra, disebut jadi Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, serta putri mantan presiden Aburrahman Wahid, Zannuba Ariffah Chafsoh alias Yenny Wahid, sebagai Menteri Sosial.
Ada yang ingin jadi menteri
Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Erick Thohir memberi pendapatnya atas berita bohong susunan kabinet menteri 2019-2024 yang tersebar dalam beberapa hari terakhir.
Ditemui di Kompleks Kantor Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta Pusat, Rabu (17/7/2019), Erick mengatakan ada dua kemungkinan yang ingin dituju atas tersebarnya kabar bohong tersebut.
“Saya kurang tahu detailnya, tapi yang saya tahu ada dua kemungkinan, pertama ada yang tidak ingin pemerintah berhasil dengan mengeluarkan nama-nama kontroversi. Kedua ada yang ingin menjadi menteri, pasti ada yang ingin mendapatkan benefit dengan memunculkan berita bohong tersebut,” tutur Erick.
Erick juga mengkonfirmasi bahwa tidak ada rapat yang dilakukan tanggal 14 Juli 2019 yang disebut-sebut menghasilkan susunan kabinet menteri itu.
“Ada rapat katanya tanggal 14 Juli 2019 itu bohong, ada tulisan sekretaris rapat adalah Pak Pramono Anung tapi Pak Pramono tak datang saat Pak Jokowi menyampaikan pidato visi Indonesia di Sentul. Pak Jokowi juga selesai menyampaikan pidato pukul sembilan malam lebih dan beliau langsung ke panggung sebelah untuk menonton Slank, jadi rapat itu tak ada,” tegas mantan presiden klub sepak bola Italia, FC Internazionale Milano tersebut.
Baca: Kapolri Bakal Bentuk Tim Teknis untuk Ungkap Kasus Novel Baswedan
Lebih lanjut Erick menegaskan bahwa penentuan kabinet menteri adalah hak prerogatif presiden.
Ia mengatakan dirinya sebagai Ketua TKN hanya berfungsi maksimal untuk memenangkan Jokowi-Ma’ruf dalam kontestasi Pemilu 2019 dan tak memiliki kewenangan untuk ikut menentukan nama menteri.
“Beliau pasti berdiskusi dengan pihak yang berkepentingan, kalau TKN hanya berusaha memenangkan beliau dalam Pilpres. Memang pasti Pak Jokowi menerima masukan dari koalisi, tapi pasti beliau juga sudah membentuk tim sendiri untuk menentukan,” tegasnya Erick.
Soal kemungkinan menjadi menteri Erick yang juga menjabat Ketua KOI (Komite Olahraga Indonesia) lebih memilih kembali menjadi pengusaha.
“Banyak nama-nama yang sudah berjuang, berkeringat, dan bagus-bagus. Saya pilih kembali ke dunia usaha dan kembali menghabiskan waktu bersama keluarga,” pungkasnya.