Kasus Lisa Marlina yang dianggap melecehkan masyarakat Bali kini tengah ramai diperbincangan, bukan pertam kali di Indonesia, yuk bijak main media sosial!
TRIBUNMATARAM.COM - Kicauan Lisa Marlina dengan nama akun @lisaboedi di Twitter sedang menjadi perhatian masyarakat Indonesia.
Pasalnya, desainer ternama asal Bali, Ni Luh Djelantik, berencana untuk melaporkan Lisa Marlina ke polisi karena kicauannya dianggap telah melecehkan martabat masyarakat Bali.
Belakangan, Lisa Marlina meminta maaf di Twitter karena kurang hati-hati dalam menyampaikan pendapat dan telah melakukan typo saat terlalu emosi membalas pengguna Twitter lain.
Selain Lisa Marlina, kejadian serupa juga sudah pernah terjadi di Indonesia. Jika Anda masih ingat, dulu ada kasus Florence Sihombing yang juga dianggap menghina warga Yogyakarta di media sosial.
Di luar negeri, juga ada banyak orang yang kehilangan pekerjaan dan harus berurusan dengan hukum karena unggahan yang salah di Kasus Lina Marlina yang dianggap melecehkan masyarakat Bali kini tengah ramai diperbincangan, bukan pertam kali di Indonesia, yuk bijak main media sosial!.
Kasus-kasus semacam ini membuat para ahli bertanya-tanya, mengapa kita susah bersikap bijak di media sosial dan malah jadi lebih agresif ketika hanya berhadapan dengan layar?
Baca juga:
• Viral Pendaki Rinjani di NTB Bagikan Tips Atasi Cewek Hipotermia dengan Disetubuhi, Basarnas: Sesat!
• Bank Mandiri Error Sejak Sabtu 20 Juli 2019 Kemarin, Hingga Ribuan Rekening Diblokir karena Hal Ini
• Selatan Jawa Dikabarkan Bepotensi Tsunami Besar, Jangan Panik Cek Laman Inarisk dari BNPB
1. Kontrol diri yang menurun
Sebuah studi yang mempelajari perilaku pengguna Facebook oleh profesor Universitas Kolombia Keith Wilcox dan profesor Universitas Pittsburgh Andrew Stephen mengungkapkan bahwa media sosial memang menurunkan batas kontrol diri kita.
Efek ini paling terasa pada orang-orang yang jaringan Facebooknya terdiri dari teman-teman yang paling dekat.
Dijelaskan dalam artikel Wall Street Journal, 2 Oktober 2012; hampir semua orang menampilkan citera yang melebihi diri asli di Facebook.
Ketika mendapat tanggapan positif, misalnya dalam bentuk “like”, ego kita pun naik dan kontrol diri menurun.
Wilcox mengatakan, anggap itu seperti efek perizinan: Anda merasa senang dengan diri Anda sendiri sehingga merasa memiliki hak.
Lantas untuk melindungi pandangan yang meningkat itu, beberapa orang kemudian membalas dengan keras terhadap orang-orang yang tidak sependapat.