News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penanganan Sumur YYA-1 Dinilai Dilakukan Sesuai Prosedur 

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto ilustrasi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Ikatan Profesional Lingkungan Hidup (IPLH) Arudji Wahyono menilai positif penanganan insiden sumur YYA-1 di Blok ONWJ oleh Pertamina.

Menurutnya, Pertamina sudah bertindak cepat dan sesuai prosedur lingkungan hidup. “Reaksi Pertamina sangat baik. Dari sisi emergency response, sudah cepat,” lanjut Arudji di Jakarta hari ini.

Menurut Arudji, hal tersebut dapat dibuktikan dari cepatnya BUMN tersebut melakukan tindakan.

Misalkan saja dengan segera menutup sumur tersebut, mengaktifkan Incident Management Team (IMT), memobilisasi 27 kapal dan 12 set Oil Boom, dan bahkan melalui kerja sama dengan Boot & Coots, perusahaan asal US sangat teruji menangani kasus serupa, termasuk peristiwa di Gulf Mecixo.

Baca: Nunung Srimulat Terjerat Narkoba, Bagus Permadi: Kok Bisa Orangtuaku Terjerumus Seperti Ini

Baca: Dialog: Lepas Lapas dari Kendali Narkoba (3)

Baca: Setelah Megawati, Hari Ini Prabowo Temui Putri Bung Karno Lainnya

Ia menambahkan, kerja sama yang dilakukan Pertamina dengan Boot & Coots, adalah bukti keseriusan Pertamina dan menangani insiden tersebut. Pasalnya, di Indonesia sendiri memang belum ada perusahaan sekompeten Boot & Coots dalam menangani kasus serupa. Dan yang jelas, perlu biaya besar untuk mendatangkan perusahaan tersebut.

“Boot & Coots tidak hanya memiliki para ahli penanggulangan blow out. Mereka juga menciptakan alat-alat baru yang diperlukan pada saat ada semburan khusus. Hal itu yang dilakukan Boot & Coots ketika terjadi insiden di Kuwait,” jelas Arudji.

Hal lain yang menurut Arudji juga sesuai dengan prosedur penanganan lingkungan hidup, adalah koordinasi yang dilakukan Pertamina dengan pihak terkait. Antara lain dengan SKK Migas, Kementerian ESDM, Kementerian LHK, Pemerintah Daerah, Dinas Lingkungan Hidup Daerah, TNI dan Kepolisian, Ditjen Perhubungan Laut, KSOP, KKP, Pushidros AL, KKKS dan berbagai instansi lainnya.

“Blok ONWJ termasuk Area Tiga, dari delapan area di Indonesia. Jika terjadi insiden di area tersebut, ONWJ adalah back bone dari Tim Penanggulangan Tumpahan Minyak di Laut, yang koordinasinya berada di bawah SKK MIgas. Makanya berbagai koordinasi yang dilakukan Pertamina tersebut sudah tepat,” kata dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini