TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kebijakan baru dalam keputusan untuk menerapkan penggantian busana untuk anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional 2019 Putri menjadi 'celana panjang', mendapatkan tanggapan dari berbagai pihak.
Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) melalui Deputi Pengembangan Pemuda Kemenpora Asrorun Ni'am Sholeh pun memberikan penjelasannya.
Ia menjelaskan pihaknya telah melakukan rapat koordinasi (rakor) pada 12 Juli lalu, mengacu pada pelaksanaan pendidikan kilat (diklat) Paskibraka.
Rakor tersebut pun turut diikuti pihak terkait, sehingga ia menekankan bahwa keputusan itu tidak diambil secara sepihak.
Baca: Polres Pidie Sita 7 Kubik Kayu Ilegal di Ruas Jalan Tangse - Mane
Baca: Dituduh Tak Sebutkan Asal-usul Parfum yang Baru Ia Rilis, Tiwi eks T2 Terancam Digugat Sang Penemu
"Ini salah satu keputusan dalam rapat koordinasi pelaksanaan diklat paskibraka 12 Juli yang lalu, yang diikuti oleh pihak-pihak terkait, bukan keputusan sepihak. Ini juga didasarkan pada Perpres yang baru," ujar Asrorun, pada Minggu (28/7/2019).
Tentunya didasarkan pada Peraturan Presiden (Perpres) yang baru yakni Perpres Nomor 71/2018 tentang Tata Pakaian pada Upacara Kenegaraan dan Acara Resmi.
Pasal 4 pada Perpres ini mengatur penggunaan rok atau celana panjang bagi anggota Paskibraka perempuan.
Perlu diketahui, rakor itu diikuti sejumlah pihak yang terdiri dari panitia, pembina, dan pelatih dari Garnisun, Setpres, Kementerian Kominfo, PPI serta Kemenpora yang membahas terkait pelaksanaan pelatihan, pendidikan, hingga waktu penugasan.
Satu diantaranya yang menjadi pembahasan adalah mengenai seragam anggota Paskibraka Nasional 2019 putri.
Pembahasan mengenai seragam bukan tanpa sebab, hal itu karena peristiwa 'seragam terlalu ketat' pernah dialami oleh anggota Paskibraka sebelumnya.
"Soalnya, dulu pernah ada yang kebesaran, dan ada yang ngepres (terlalu ketat pada tubuh)," jelas Asrorun.
Sehingga kali ini ia tidak ingin peristiwa itu terulang kembali, dirinya pun berharap agar penampilan para anggota Paskibraka bisa terlihat sempurna, tanpa terkecuali.
Mulai dari aspek baris berbaris hingga pemakaian seragam yang harus dijaga kerapihan dan kekompakannya.
"Makanya perlu diperhatikan secara serius, mulai dari aspek persiapan baris-berbaris sampai uniform, harus sempurna," jelas Asrorun.
Terlebih, semua pihak terkait juga menginginkan kesempurnaan, sehingga dirinya akan berupaya maksimal untuk menjawab tantangan tersebut dengan menerapkan koordinasi yang baik dengan semua pihak, termasuk mengenai penggunaan seragam.
"Saya sebagai penanggung jawab program maunya perfect, hal ini juga menjadi concern Pak Kasetpres, beliau sangat detil dan teliti. Saya harus mengimbangi dengan upaya maksimal dan harus melakukan koordinasi agar diperoleh pertimbangan yang utuh dari seluruh pihak," tegas Asrorun.
'Celana panjang' bagi anggota Paskibraka Nasional 2019 Putri, kata dia, kemungkinan besar memang akan diberlakukan.
Hal itu karena upaya penerapan serupa, juga telah diberlakukan pada institusi TNI/POLRI.
"Saat itulah diinformasikan dari Garnisun kemungkinkan penggunaan celana panjang bagi yang putri, dan ini juga sudah berjalan di TNI/POLRI," pungkas Asrorun.
Saat ini ada 68 orang anggota paskibraka nasional 2019 yang sedang menjalani pendidikan dan pelatihan intensif di Pusat Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga Nasional (PPPON) Cibubur.