News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Seleksi Calon Pimpinan KPK

Peran Perempuan Dibutuhkan KPK Sebagai Pucuk Pimpinan

Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Diskusi terbuka Pertimbangan Keseimbangan Jender Dalam Proses Pemilihan Calon Pimpinan KPK di Gedung ACLC KPK, Jakarta, Senin (29/7/2019)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Pansel Capim KPK) Yenti Garnasih menyayangkan hanya sedikit perempuan yang mendaftarkan diri sebagai capim jilid V.

Menurut Yenti Garnasih, perempuan dan laki-laki setara sifatnya dalam kekuatan pendidikan (Power Education) yang dia miliki.

Baca: 3 Capim KPK dari Polri Diduga Miliki Rekam Jejak Bermasalah, Ini Tanggapan Polri

Mantan anggota Pansel pimpinan KPK Diani Sadiawati, Yenti Garnasih, dan Natalia Subagyo keluar dari gedung KPK usai melakukan pertemuan dengan Pimpinan KPK, di Jakarta, Kamis (12/1/2017). Kehadiran mantan anggota Pansel ini untuk berdiskusi tentang pemberantasan korupsi khususnya kasus korupsi lama yang belum diselesaikan KPK. TRIBUNNEWS/HERUDIN (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

Tentu KPK dianggap sangat membutuhkan peran perempuan.

Yenti Garnasih menambahkan, dari 104 orang capim yang baru saja diumumkan kemarin pada hati Senin tanggal 22 Juli 2019.

"Sangat disayangkan dari sekitar 104 Capim yang lolos, hanya ada 6 capim dari perempuan dan sisanya laki-laki," ujar Yenti di Gedung ACLC KPK, Jakarta, Senin (29/7/2019).

Kaitannya dengan proses pemilihan capim KPK, Yenti menegaskan calon dari kalangan perempuan seharusnya ada.

Namun, walaupun demikian selalu ketua pansel, katanya, hal tersebut bisa terjadi.

Karena sudah diatur oleh undang-undang dan ada prosedur uang harus dilalui.

"Memang kalau menurut saya harus ada perempuan di KPK. Namun, meskipun demikian harus ada prosedur tertentu yang harus dilewati," kata Yenti.

Dengan begitu, menurut Yenti, capim perempuan bisa menepis berbagai isu gender selama ini.

Baca: Saat Wakil Ketua KPK Mengaku Kesulitan Menjalani Tes Psikologi Capim KPK 2019-2023

Bahwa perempuan selalu diisukan hanya sebagai ibu yang tugasnya melahirkan dan mengasuh anak di rumah.

"Jadi kita melihat persepsi betapa pentingnya perempuan. Memang selalu yang disuarakan selama ini perempuan tugasnya hanya melahirkan dan mengasuh. Padahal tidak, perempuan juga bisa memimpin dan bisa setara dengan laki-laki," ujar Yenti Garnasih.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini