News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Analisa tentang Ular Derik yang Disebut Menggigit Bripka Desri dan Meninggal 2 Hari Kemudian

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bripka Desri Sahrondi yang meninggal karena gigitan ular di Papua.

TRIBUNNEWS.COM, MALANG – Ular derik atau Acanthophis antarcticus merupakan ular mematikan. Mampu menggigit berulang-ulang dan bisa yang dikeluarkannya dalam jumlah yang banyak.

Pada Sabtu (27/7/2019) pukul 11.30 WIT, salah satu anggota Brimob Polda Papua, Bripka Desri Sahroni (40), digigit ular derik di sekitar Pos Iwaka, Kuala Kencana, Kabupaten Mimika, Papua.

Bripka Desri dinyatakan meninggal dua hari kemudian.

“Karena dia punya racun neurotoksin. Dan orang sana tidak ada yang mengerti neurotoksin. Bisa gigit lebih dari satu kali,” kata Pakar Herpetofauna dari Universitas Brawijaya (UB), Nia Kurniawan, Rabu (31/7/2019).

Menurutnya, racun neurotoksin dapat menyebabkan saraf membeku dan bisa menghentikan detak jantung.  

Pakar Herpetofauna Universitas Brawijaya (UB), Nia Kurniawan sedang melakukan karakterisasi protein venom ular Trimeresurus di salah satu laboratorium Universitas Brawijaya (UB), Kota Malang, Rabu (31/7/2019)

Hal itu yang menyebabkan korban gigitan ular itu bisa meninggal dunia. Nia Kurniawan menilai, daya tahan tubuh Bripka Desri kuat karena mampu bertahan dalam dua hari.

“Neurotoksin itu mematikan. Apalagi kalau ukurannya banyak. Saya baca beritanya tidak meninggal hari itu juga ya. Lumayan bagus itu fisik polisinya sehingga bisa bertahan sampai dua hari,” ungkap dia.

Bendahara di Perhimpunan Herpetofauna Indonesia (PHI) itu mengatakan, ular derik atau yang dijuluki death adder merupakan satwa endemik Papua dan Australia.

Baca: Promo Diskon Tarif Masih Berlanjut, KA Bandara Railink Masih Sepi Penumpang

Meski begitu, ular itu juga ditemukan di Amerika dalam ukuran yang kecil.

“Jadi, ular itu endemik dari Australia dan Papua. Tapi, jenis ular itu juga ada di Amerika. Di Amerika kecil. Kalau di Australia, Papua, besar-besar mungkin karena mangsanya masih banyak,” ujar dia.

Karena bentuknya yang gemuk, habitat ular itu berada di tanah atau di tumpukan daun-daun yang mengering. Jika tidak, ular itu akan berada di bawah tumpukan kayu.

“Habitat ular derik itu biasa dia di bawah. Dia ularnya bukan yang slim, jadi agak menggembung perutnya. Kalau di Amerika itu di bagian bawah, di seram. Di bawah tumpukan kayu,” ungkap dia.

Dimakamkan di Sumbar

Jenazah almarhum Bripka Desri Sahroni yang meninggal dunia setelah digigit ular saat bertugas di Papua akhirnya dimakamkan di kampung halamannya di Salido, Pesisir Selatan, Sumatera Barat melalui upacara kedinasan Selasa (30/7/2019).

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini