Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Prof. Rully Indrawan mengatakan koperasi generasi baru telah lahir, salah satu cirinya adalah ketergantungan kepada pemerintah semakin menipis, lebih mengarah kepada filosofi koperasi, yaitu self help organization.
"Mereka betul-betul bergerak dari bawah sesuai kebutuhan," kata Rully di acara perayaan HUT Koperasi ke-72 Kota Bandung bertajuk Koperasi Menuju Ekosistem Digital. Kegiatan berlangsung di Jl Gatot Subroto, Bandung, Jumat (02/08/2019).
Hadir dalam kegiatan tersebut, Wakil Walikota Bandung Yana Mulyana, Sekda Kota Bandung Ema Sumarna, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bandung Atet Dedi Handiman, dan Ketua Dekopin Kota Bandung Usep Sumarno.
Rully menjelaskan, ciri-ciri lain dari koperasi generasi baru ini adalah usaha yang dijalankannya, masuk pada wilayah-wilayah usaha modern, bukan lagi jenis usaha simpan pinjam, serba usaha dan konsumsi saja.
"Intinya usaha mereka mengarah ke usaha-usaha teknologi informasi seperti usaha yang digeluti oleh koperasi peringkat pertama dunia," kata dia.
Ciri lain koperasi generasi baru selanjutnya adalah pelakunya semua anak-anak muda yang pola pikirnya lebih kekinian, lebih kreatif dan inovatif. Mereka juga memanfaatkan teknologi digital untuk mengembangkan usahanya.
Adanya koperasi generasi baru ini, kata Rully, harus disyukuri, sebab bentuk koperasinya lebih mengarah kepada filosofi koperasi, yaitu kemandirian self help organization.
Yang penting, jelas Rully, fenomena yang tengah terjadi di dunia koperasi Indonesia, harus di backup atau dipayungi oleh payung hukum.
"UU baru tentang koperasi itu, InSya Allah dalam waktu dekat ini akan disahkan," ujarnya.
Dengan keluarnya UU Koperasi yang baru nanti, diharapkan ke depan ekonomi Indonesia bisa betul-betul berlandaskan pada semangat kebersamaan.
Harapan Rully, anak-anak muda pegiat koperasi generasi baru, yang saat ini masih berhimpun dalam komunitas, ada baiknya segera melegalkan diri dengan bergabung dalam koperasi.
"Ini tugas kita semua, untuk mengingatkan kepada kelompok-kelompok bisnis komunitas," pinta dia.
Dengan bergabung dalam wadah koperasi dipastikan anak-anak muda itu akan lebih mudah mengembangkan usahanya, bisa ekspor dan impor juga.
Untuk bergabung ke dalam wadah koperasi kata Rully tidak sulit, sebab bisa mendaftar secara online, jadi cepat mudah dan tidak berbiaya.
Terhadap koperasi-koperasi yang memang membutuhkan bantuan untuk biaya notarisnya, Kementerian Koperasi dan UKM siap memfasilitasi.
"Jadi saya kira, tidak ada alasan bagi start up-start up komunitas, untuk segera melegalkan dirinya," pinta dia.
Kepala Dinas Koperasi UMKM Kota Bandung Atet Dedi Handiman mengatakan saat ini jumlah koperasi berbadan hukum di Kota Bandung 2.521 koperasi, 772 koperasi berstatus aktif dan koperasi sehatnya mencapai 619 koperasi.
Sementara itu, jumlah anggota yang terdata tercacat sebanyak 229.012 orang dengan jumlah aset Rp7,5 M, dan sisa hasil usaha sebesar Rp1,6 M.
"Pada 2019, memang terjadi penurunan jumlah koperasi secara signifikan dikarenakan agenda kementerian koperasi dan UKM," kata dia.
Agenda tersebut adalah agenda reformasi total koperasi yang menitik beratkan pada Rehabilitasi, Reorientasi dan Pengembangan.
Agenda tersebut menurut Atet baik sebab jaman sudah berubah dan tidak pada tempatnya lagi menitik beratkan kesejahteraan rakyat lewat kuantitas, yang dibutuhkan saat ini adalah kualitas.
"Ini terbukti, walaupun terjadi penurunan jumlah koperasi secara signifikan tetapi gerakan koperasi saat ini betul-betul dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, dan berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi kota," katanya.
Ketua Dekopin Kota Bandung Usep Sumarno mengatakan koperasi di Kota Bandung banyak yang maju dan sukses. Oleh karenanya, pemerintah pusat khususnya Kementerian Koperasi dan UKM bisa menambah kuota koperasi-koperasi terbaik.
"Koperasi berprestasi tingkat Kota Bandung sangat banyak, jadi diminta kepada pak Sesmen agar pada tingkat nasional kuota koperasi berprestasinya ditambah," pintanya.(*)