Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, PANDEGLANG - Marsani (52) tak bisa membayangkan rumahnya yang bertembok merah muda si Desa Sinarjaya, Kecamatan Mandalawangi, roboh saat gempa melanda Banten pada Jumat (2/8/2019) lalu. Dirinya beserta istri dan anak kalang kabut saat retakan pertama muncul dari bagian depan rumahnya.
"Istri sama anak sampai dorong-dorongan. Saking besarnya guncangan itu," kata Marsani saat ditemui di lokasi, Minggu (4/8/2019).
Setelah keluar, dia melihat bagian depan yang retak, lalu disusul oleh pendopo-pendopo rumah, dan menyambar ke dinding samping lewat atap.
"Padahal ini rumah sempat direhab, bagian atapnya dibetulin, ya walaupun udah lebih dari sebulan yang lalu dibetulkannya," lanjutnya
Marsani pun heran mengapa gempa saat ini bisa menghancurkan rumahnya, sementara gempa dan tsunami pada Desember 2018 lalu justru sebaliknya.
"Dulu juga terdampak cuma kecil saja rusaknya. Kalau semalam aduh enggak bisa kebayang," lanjutnya.
Baca: BNPB Sebut Jumlah Korban Meninggal akibat Gempa di Banten Bertambah Lagi
Barang-barang yang berada di dalam pun tak bisa diselamatkan. Untung sejumlah warga pada Sabtu (3/8/2019) dan personel dari TNI membantu mengeluarkan barang-barang yang bisa diselematkan. Marsani berharap bahwa bantuan kepadanya bisa segera datang, sebab tentu merenovasi rumah butuh biaya tak sedikit.
"Ini saya sekarang mengungsi di rumah anak. Ya semoga ada bantuan supaya rumah ini bisa dibangun lagi, karena ini rumah satu-satunya," pungkas Marsani.