“Kami punya 270 lebih sensor gempa. Kalau di waktu tersebut belum semua sensor selesai digarap. Itu baru yang dekat-dekat pusat gempa."
Baca: Soal Gempa di Banten, Pakar Tsunami Widjo Kongko Beri Peringatan: Mari Siapkan Mitigasinya
Baca: Survey Terhadap Wilayah Terdampak Gempa Bumi
"Sehingga magnitudonya besar-besar dan dirata-rata. Rata-rata yang didapat jumlahnya besar."
"Setelah lebih dari 9 menit, ada lebih 50 sensor yang dikerjakan. Baru kemudian keluarlah 6,9," papar Daryono.
BMKG, lanjut dia, menjalankan SOP yang ada dan berupaya memberikan yang terbaik kepada masyarakat.
Akan tetapi ia mengatakan, hal ini kerap kali menjadikan BMKG mendapatkan beragam komentar.
“Kami telanjur mengeluarkan info cepat. Tapi kemudian info itu kami update."
Baca: Peringatan Dini BMKG Besok Minggu 4 Agustus 2019: Waspada Wilayah Gelombang Tinggi dan Angin Kencang
Baca: Wapres JK: Dampak Gempa Akan Ditangani dengan Baik
"Kami itu sebetulnya ingin melakukan SOP supaya masyarakat bisa segera mendapatkan info."
"Tapi, dampaknya kita kerap di-bully,” kata Daryono.
Pada gempa Banten, pantauan BMKG, guncangan gempa ini dirasakan di Lebak dan Pandeglang IV-V MMI; Jakarta III-IV MMI; Bandung, Serang, Bekasi, Tangerang, Bandar Lampung, Purwakarta, Bantul, Kebumen, II-III MMI; Nganjuk, Malang, Kuta, Denpasar, II MMI.
(KOMPAS.com/Nur Rohmi Aida)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengapa Ada Perubahan Informasi Kekuatan Gempa seperti pada Gempa Banten? Ini Penjelasan BMKG"