News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mati Listrik di Ibu Kota dan Sekitarnya

Mati Listrik Ibu Kota dan Sekitarnya, DPR Usulkan Indonesia Pakai Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Miftah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mati Listrik Ibu Kota dan Sekitarnya, Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi Nasdem, Kurtubi, Usulkan Indonesia Pakai Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

TRIBUNNEWS.COM - Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi Nasdem, Kurtubi mengusulkan agar Indonesia memiliki pembangkit listrik tenanga nuklir (PLTN).

Usulan tersebut diucapkan Kurtubi ketika tampil berbicara di program Indonesia Lawyers Club (ILC) Tv One pada Selasa (6/8/2019).

Menurutnya, Indonesia harus menjadikan PLTN masuk dalam bagian kelistrikan nasional, serta tidak boleh takut dengan teknologi tersebut.

"Saya himbau kepada Presiden Jokowi pada periode kedua ini, supaya umumkan dalam periode kedua ini Indonesia masuk memasuki pembangkit listrik tenaga nuklir," ucap Kurtubi.

Kurtubi berpendapat, teknologi nuklir saat ini relatif aman dan relatif murah untuk saat ini.

"Teknologi nuklir amat sangat aman untuk saat ini, sanggat relatif murah bersaing dengan babatubara. Mari kita songsong PLN kuat, listrik stabil, aman bersih. Inilah masa depan kita," lanjut Kurtubi.

Anggota Komisi VII DPR RI, Kurtubi. (dpr.go.id)

Baca: Mantan Dirut PLN Bahas Kemungkinan Sabotase dalam Blackout : Zaman Saya Pejabatnya Diiterogasi BIN

Baca: Serikat Pekerja Bongkar Bobroknya PLN: Direksi kalau Ngelawan Pemerintah, Dicopot Jabatannya

Menurutnya, jika proyek tersebut dapat dijalankan, PLN harus siap untuk mengemban tugas tersebut dan tidak boleh diserahkan pada pihak luar.

"Kelebihannya nuklir bersih, masuklah nuklir untuk kepentingan rakyat, harus PLN yang bangun. Masak negara besar ini takut. Yang berhak takut Jepang, mereka yang berhak takut. Tapi sekarang mereka punya pembangkit listrik tenaga nuklir," jelas Kurtubi.

Nantinya ketika memiliki PLTN, maka pembangkit listrik lainnya yang berupa geothermal dan juga batu bara juga akan didorong.

Tak hanya itu, dalam kesempatan tersebut Anggota DPR dari fraksi Nasdem itu juga mengingatkan akan cita-cita Bung Karno pada 1950-an yang berkeinginan bangsa Indonesia menguasai teknologi nuklir guna mensejahterakan rakyat.

Kurtubi juga mempertanyakan tenaga 35.000 Mega Watt yang di hendel PLN di sistem Jawa tak mampu untuk menaungi MRT serta RLT sehingga muncul seperti yang terjadi pada Minggu (4/8/2019).

"Bagaimana kalau MRT kita kayak di Paris, London? Maka ini harus dibenahi."

Baca: Hiroshima Peace Memorial Museum, Saksi Bisu Serangan Nuklir Pertama di Dunia

Baca: Ikan Koi Mati karena Listrik Padam, PLN Digugat

Pada saat itu, Jakarta dan sekitarnya mengalami blackout, transportasi MRT serta LRT yang membutuhkan listrik juga tidak bisa melayani masyarakat.

Seperti yang diketahui, kejadian mati listrik terjadi di beberapa wilayah Jakarta serta sebagian wilayah Jawa lainnya pada Minggu (4/8/2019) yang berlangsung cukup lama.

Akibat kejadian itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendatangi kantor PLN pada Senin (5/8/2019) pagi sebagai respon atas mati listrik massal yang terjadi beberapa wilayah Jakarta dan Sekitarnya.

Jokowi menilai, pemadaman yang terjadi, telah merusak reputasi PLN serta merugikan masyarakat.

Diperkirakan, kerugian ekonomi akibat mati listrik hingga blackout tersebut hampir dari Rp 90 miliar.

Presiden Joko Widodo berjalan meninggalkan Kantor PLN ditemani Menteri ESDM Ignasius Jonan (kanan) dan Plt Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani (kiri) usai melakukan pertemuan di kantor Pusat PLN, Jakarta, Senin (5/8/2019). Presiden mempertanyakan dan meminta klarifikasi manajemen PLN atas padamnya listrik secara total (blakcout) di wilayah Jabodetabek pada Minggu (4/8/2019). THE JAKARTA POST/SETO WARDHANA (THE JAKARTA POST/SETO WARDHANA)

(Tribunnews.com/Tio)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini