TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Laode Muhammad Syarif, mengatakan Negara Indonesia membutuhkan sosok para penegak hukum seperti Baharuddin Lopa dan Hoegeng Imam Santoso.
Selama hidupnya, Baharuddin Lopa berprofesi sebagai jaksa. Dia pernah menempati posisi sebagai Jaksa Agung mulai dari 6 Juni 2001 sampai wafatnya pada 3 Juli 2001.
Sementara Hoegeng Iman Santoso adalah jenderal polisi. Dia pernah menjabat sebagai Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang bertugas mulai dari tahun 1968-1971.
"Penegak hukum itu pekerjaan saya. Saya ingin mencontoh penegak hukum yang hebat. Kami mencari jaksa mulai dari A-Z paling keluar Baharuddin Lopa. Polisi dari dulu Hoegeng. Terus masak tidak ada Hoegeng baru Lopa baru," kata Laode M Syarif, dalam peluncuran buku "Untuk Republik Kisah-Kisah Teladan Kesederhanaan Tokoh Bangsa", di Galeri Nasional, Jakarta Pusat, Selasa (13/8/2019).
Baca: PKS: Cukup Lima Saja Pimpinan MPR RI
Dia mempertanyakan kepada instansi Polri dan Kejaksaan Agung mengapa tidak kembali melahirkan tokoh-tokoh penegak hukum.
"Tanya Kapolri yang dulu sama sekarang, kenapa tidak ada Hoegeng baru. Baharuddin Lopa baru," kata dia.
Dia menegaskan, aparat penegak hukum harus lebih bersih dibandingkan profesi atau pekerjaan lainnya. Namun, dia menyayangkan, masih rendahnya kinerja penegakan hukum di tanah air.
"Penegakan hukum paling rendah skornya. Rule of law 20 persen, kualitas parpol masih rendah," kata dia.
Baca: Aa Gym Jadi Tukang Potong Rambut Saat Tahalul, Jamaah Haji Antre Demi Dicukur sang Dai Kondang
Untuk itu, selama masih bekerja sebagai aparat penegak hukum, sebisa mungkin Laode akan mencontoh sosok-sosok, seperti Lopa dan Hoegeng.
"Semoga kalau saya bisa mengakumulasi 50 persen saja dari mereka Insya Allah saya bisa selamat," tambahnya.