TRIBUNNEWS.COM - Sebagai seorang pemimpin yang besar, Bung Karno memiliki daya pikat dan karisma tersendiri sehingga membuat banyak orang ingin dekat dan mengenal Bung Besar.
Tercatat Soekarno menjalin persahabatan dengan banyak pemimpin dari negara lain, tanpa terkecuali John. F. Kennedy (Presiden AS ke 35), selain itu juga ada Nikita Kruschev, Pemimpin Uni Soviet.
Namun, ada salah satu kisah persahabatan yang membuat Sang Proklamator bersedih ketika ia berpulang.
Sosok yang satu ini bukalah pemimpin bangsa lain, bahkan di akhir hayatnya ia juga menjadi pemberontak bagi Republik.
Peristiwa itu disebut sebagai pemberontakan DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia) atau NII (Negara Islam Indonesia).
Yang membuat sedih Bung Karno bukanlah kelompok pemberontak tersebut, namun pimpinan dari kelompok itu adalah sahabat masa muda Soekarno.
Kartosoewirjo, adalah salah satu kawan dari Bung Karno kala masih menimba ilmu dan mondok di rumah HOS TJokroaminoto di Surabaya pada tahun 1918-an.
Ketika menjabat menjadi Presden pasca Kemerdekaan Indonesia, selang berapa tahun kemudia meletuslah pemberontakan yang dipicu kekecewaan dan dipimpin oleh sang sahabat, Kartosoewirjo.