News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bos PT Tjokro Bersaudara Divonis 15 Bulan Penjara Akibat Suap Direktur BUMN

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Utama PT Tjokro Bersaudara, Kurniawan Eddy Tjokro alias Yudi Tjokro

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta menjatuhkan vonis kepada Direktur Utama PT Tjokro Bersaudara, Kurniawan Eddy Tjokro alias Yudi Tjokro, selama 1 tahun 3 bulan penjara serta denda Rp 100 juta subsider tiga bulan kurungan.

"Mengadili, sebagaimana dakwaan kedua, dengan hukuman 1 tahun 3 bulan penjara serta denda Rp 100 juta subsider tiga bulan kurungan," kata hakim Frangki Tambuwun, saat menjatuhkan putusan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis (15/8/2019).

Upaya penjatuhan vonis itu lebih ringan daripada tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Bos Tjokro Group, Kurniawan Eddy Tjokro (KET) alias Yudi Tjokro resmi ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) (Tribunnews.com/ Ilham Rian Pratama)

JPU pada KPK menjatuhkan tuntutan pidana penjara selama 1 tahun 8 bulan, dikurangi selama dalam tahanan dan pidana denda sebesar Rp 100 juta subsider 6 bulan.

Upaya penuntutan itu dilakukan karena Eddy Tjokro dinyatakan telah terbukti secara sah melakukan tindak pidana korupsi berupa suap senilai Rp 55,5 Juta kepada Direktur Produksi dan Teknologi PT Krakatau Steel (Persero), Wisnu Kuncoro.

Baca: Dirut PT Tjokro Bersaudara Penyuap Pejabat Krakatau Steel Dituntut 20 Bulan Penjara

Baca: 5 Promo Ancol yang Bisa Kamu Nikmati saat Rayakan HUT ke-74 RI

JPU pada KPK menyebut Eddy Tjokro memberi sesuatu berupa uang tunai sebesar Rp 5,5 juta dan Rp 50 juta kepada Wisnu Kuncoro.

Pemberian uang tersebut diberikan melalui Karunia Alexander Muskitta, wiraswasta selaku perantara suap antara Eddy Tjokro dengan Wisnu Kuncoro.

Upaya pemberian suap kepada Wisnu Kuncoro itu dilakukan agar mendapatkan persetujuan pengadaan pembuatan dan pemasangan dua unit Spare Bucket Wheel Stacker/Reclaimer Primary Yard dan Harbors Stockyard yang keseluruhan bernilai Rp 13 Miliar.

Alexander Muskitta diduga bertindak mawakili dan atas nama Wisnu Kuncoro sebagai Direktur Teknologi dan Produksi PT Krakatau Steel.

Pada 20 Maret 2019, Alexander Muskitta menerima cek Rp 50 juta dari Kurniawan Eddy Tjokro kemudian disetorkan ke rekening Alexander Muskitta.

Pada 22 Maret 2019, uang Rp 20 juta diserahkan oleh Alexander Muskitta ke Wisnu Kuncoro di kedai kopi di daerah Bintaro. Beberapa saat kemudian terdakwa Alexander Muskitta dan Wisnu Kuncoro diamankan petugas KPK.

Selama proses persidangan, hakim menimbang bahwa selama persidangan majelis hakim tidak menemukan alasan-alasan pemaaf yang dapat menghapus kesalahan terdakwa, serta tidak ada alasan pembenar yang dapat menghapus sifat melawan hukum perbuatan terdakwa.

"Maka terdakwa harus dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana," kata hakim.

Adapun, hal yang memberatkan adalah perbuatan terdakwa bertentangan dengan program pemerintah yang sedang gencar-gencarnya memberantas korupsi, tindak pidana korupsi merupakan kejahatan luar biasa atau extraordinary crime.

Sedangkan, hal yang meringankan, terdakwa berlaku sopan di persidangan, terdakwa mengakui kesalahannya dan berterus-terang, dan belum pernah dihukum.

Setelah mendengarkan pembacaan putusan itu, Eddy Tjokro mengaku menerima putusan tersebut. Dia tidak mengajukan banding terhadap putusan tersebut.

"Terima," kata dia.

Sementara itu, JPU pada KPK mempertimbangkan akan mengajukan upaya hukum banding.

"Pikir-pikir," ungkapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini