TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Catarino Jorge Fernandes menangis terharu saat mengetahui dirinya terpilih mewakili Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung sebagai anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka 2019. Dia mendapatkan kabar tersebut ketika sang ayah yang mendukungnya sedang sakit.
"Saya menangis karena orangtua sedang sakit. Bapak sedang stroke. Waktu mendengar Bapak juga menangis," ujar Catarino kepada Tribun Network di PP PON Cibubur, Jakarta Timur, beberapa waktu lalu.
Baca: Jelang CPNS 2019 Dibuka, BKN Gelar Simulasi CAT di Sejumlah Wilayah, Syarat Mudah dan Kuota Terbatas
Pemuda bertubuh tinggi ini tetap berangkat ke Jakarta untuk mengikuti pendidikan dan latihan Paskibraka. Sebelum berangkat ke Jakarta, orangtuanya menyampaikan sebuah pesan. Catarino harus melakukan apa yang terbaik untuk dirinya.
"Jangan lupa untuk membanggakan nama provinsi, angkat derajat kamu dan orangtua," tutur Catarino menirukan pesan dari orangtuanya.
Baca: Surya Paloh Soal Rencana Pemindahan Ibu Kota: Keputusan Berani
Perjuangan Catarino untuk menjadi anggota Paskibraka tidak mudah. Dia dan anggota Paskibraka lain harus bangun tidur pagi setiap pukul 04.00 WIB.
Mereka, yang akan bertugas pada upacara Hari Kemerdekaan RI ke-74 di Istana Merdeka, terkadang harus bahu-membahu membangunkan. Mereka kemudian melaksanakan salat subuh berjemaah di masjid bagi yang beragama Islam.
"Maksimal tidur jam 22.00. Bangun jam 04.00. Kita punya waktu enam jam untuk istirahat. Sayang sekali kalau tidak dipakai," ujar Rafi Ahmad Falah, anggota Paskibraka asal Cilegon, Banten yang bercerita soal keseharian anggota Paskibraka kepada Tribun Network.
Baca: Fadli Zon Minta Pemerintah Lihat Prioritas Sebelum Pindahkan Ibu Kota
Setelah itu mereka memanfaatkan waktu seharian untuk berlatih. Sebanyak 68 siswa sekolah menengah atas dari 34 provinsi berlatih baris-berbaris untuk mengibarkan bendera. Di bawah terik matahari, mereka tetap berlatih.
Mereka mengenakan seragam warna merah dan putih. Mereka berlatih cara melipat bendera, menghentakkan kaki ke tanah agar selaras serta berlatih agar bendera bisa dibentangkan secara baik dan benar. Semua itu mereka lakukan atas dasar rasa cinta kepada Indonesia.
"Bisa memegang lambang bendera pusaka yang sangat sakral, yang sangat suci, itu sesuatu yang tidak ternilai," kata Rafi.
Baca: Cucu Tiri Punya Kesalahan di Sekolah, Dijadikan Senjata Kakek Cabul Ini Minta Dilayani
Untuk bisa menjadi seorang Paskibraka harus melalui kompetisi yang tidak mudah. Itu sebabnya penunjukan bisa membuat seseorang terkejut saking tidak percaya. Contohnya adalah Denollati Nonce Kawa Pararem, anggota Paskibraka dari Papua.
Baca: Alami Luka Bakar di Atas 65 Persen, Aiptu Erwin Dirujuk ke RS Pertamina
Deno, sapaan akrabnya, mengaku kaget bisa berangkat ke Jakarta untuk mengikuti diklat Paskibraka Nasional 2019. Deno mengaku baru belajar cara baris-berbaris pada April 2019.
Baca: Asri Maulana Mengaku Enjoy jadi Bagian Paskibraka Besok
Di sekolah tempat dia menimba ilmu tidak ada Paskibra. "Waktu ditunjuk mengikuti seleksi tingkat provinsi, saya lolos mewakili sekolah," tutur Deno.
Deno kini memiliki sebuah harapan saat menjadi anggota Paskibraka di Istana Merdeka esok. Dia berharap bisa berfoto dengan Presiden Joko Widodo usai melaksanakan tugasnya. "Ingin bertemu Presiden Jokowi," ungkap Deno yang mengagumi gedung-gedung tinggi di Jakarta.