News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Grace Natalie: Film Bumi Manusia Bawa Pesan Buruknya Diskriminasi dan Intoleransi

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie nonton bareng Film Bumi Manusia dengan jajaran PSI yang turut dihadiri Sutradara Hanung Bramantyo di Jakarta, Kamis (22/8/2019) malam

Bagi yang sudah membaca novel Bumi Manusia tentu tahu inti dari karya sastra yang ditulis Pramoedya Ananta Toer dari balik jeruji besi itu.

Banyak nilai tentang menghargai seseorang tanpa memandang ras dan warna kulit.

MERIAH - Tiga pemain utama film Bumi Manusia, Iqbaal Ramadhan, Ine Febrianti dan Mawar De Jongh saat hadir pada gala premier (pemutaran pertama) film yang kisahnya diangkat dari dua novel berjudul sama tulisan sastrawan Pramoedya Ananta Toer, Perburuan dan Bumi Manusia di Surabaya Town Square (Sutos), Jumat (9/8). Gala premier dua film itu dihadiri seluruh artis pendukung, sutradara, produser dan artis pendukung film yang lain dari Falcon Pictrures. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ (SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ)

“Lebih dari sekedar nilai fisik, film ini ada sebuah value untuk belajar menghargai sesama. Tanpa melihat ras dan warna kulit,” ujar Sri Sultan Hamengkubuwono X.

Ine Febryanti dianggap beberapa orang yang sudah mengikuti special screening film Bumi Manusi, berhasil memerankan sosok Nyai Ontosoroh.

Dalam film tersebut, Nyai Ontosoroh digambarkan sebagai sosok yang tegar dan berani melawan ketidakadilan.

“Kunci film ini ada di sosok Nyai Ontosoroh,” ujar Anto Hoed.

Hingga akhir film, emosi para penonton dibuat naik turun.

Meski dihujani pujian, film Bumi Manusia tak lepas dari kritikan.

Baca: Mawar de Jongh Emosi Didorong Hanung Bramantyo Saat Syuting Film Bumi Manusia

Secara jalannya cerita, film yang berdurasi tiga jam itu tak begitu membosankan. Hanya saja untuk ukuran film Indonesia, cukup terasa film tersebut berdurasi 3 jam.

Mengambil latar waktu di akhir tahun 1800-an akhir, arsitektur dan setting tempatnya rasanya kurang menggambarkan.

Beberapa design bangunan terlihat kalau itu hanya sebuah bangunan semi permanen.

Kemistri Iqbaal Ramadhan (Minke) dan Annelies Mallemar (Mawar De Jongh) cukup bagus, meski dalam beberapa kesempatan keduanya terlihat agak kaku.

Terlepas dari semua itu, Indonesia patut bangga di antara film bertemakan roman picisan. Hadir sebuah film yang berangkat dari sebuah karya sastra serta memberikan banyak pembelejaran.

Jangan lupa mulai 15 Agustus 2019, film Bumi Manusia produksi Falcon Picture sudah mulai tayang di bioskop Indonesia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini