TRIBUNNEWS.COM, MANOKWARI - Kapolda Papua Barat, Brigjen Pol Herry Rudolf Nahak mungkin menjadi pejabat paling sibuk di Papua Barat saat ini.
Kondisi kemanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di Papua Barat yang sempat terganggu dengan kerusuhan beberapa hari lalu, membuatnya tak punya banyak waktu bersantai.
Apalagi, beredar isu masyarakat akan kembali turun ke jalan menyuarakan tuntutan mereka atas kasus dugaan rasisme terhadap mahasiswa Papua.
Minggu (25/8/2019) siang, mantan Dirtipidum Bareskrim Polri ini kembali mengumpulkan pejabatnya di Polda Papua Barat untuk membicarakan kondisi kamtibmas dan wacana unjuk rasa.
Sehari sebelum unjuk rasa dan kerusuhan di Manokwari Senin (19/8/2019) lalu, Herry mulai sibuk mengatur pasukannya.
Baca: Cerita Sahabat Tak Tahu Siapa Pria yang Dinikahi Cut Meyriska Sampai Terima Undangan Pernikahan
Baca: Hasil Babak Pertama Badak Lampung FC Vs Persib Bandung Liga 1 2019, Skor Sementara 1-0
Baca: Nahkoda dan ABK KM Mina Sejati yang Selamat Dari Pembantaian Alami Trauma
Baca: Hendak Pulang ke Semarang Usai Touring ke Parangtritis, Pengendara CBR 250 RR Tewas Kecelakaan
"Kami sudah dapat info malamnya kalau akan ada pergerakan massa dalam jumlah besar, saya kumpulkan pejabat utama untuk mempersiapkan pasukan anggota untuk mengantisipasi. Kami juga berkoordinsi dengan BIN dan Pangdam," kata Herry.
Ia mengaku berulang kali ditelpon Kapolri, Jenderal Tito Karnavian untuk memastikan kondisi kamtibmas di Papua Barat tetap kondusif.
"Kapolri menelpon berkali-kali, setiap saat saya lapor ke beliau. Kapolri memberi arahan. Kalau berhubungan Kapolri itu, ketika ada sesuatu yang harus dilaporkan, saya langsung laporkan. Begitupun ketika beliu ada arahan, saya langsung ditelpon," kata dia.
Lanjut Herry, arahan yang selalu disampaikan Kapolri yakni, ia diminta untuk mendekati tokoh-tokoh masyarakat Papua Barat.
Baca: 4 Zodiak Ini Paling Keras Kepala dan Tak Mau Dengarkan Pasangannya, Cek Milikmu dan si Dia!
"Arahan yang saya ingat betul, Kapolri minta saya dekati tokoh-tokoh di sini. Libatkan mereka menyelesaikan masalah. Yang paling utama jangan sampai ada korban," ungkapnya.
"Tak boleh ada peluru tajam. Upayakan persuasif ketemu dan bicara tokoh, supaya kita tahu apa yang mereka inginkan dan bisa kita fasilitasi," sambung Herry.
Meski akhir-akhir ini sangat sibuk, hingga waktu istirahat berkurang, namun Herry mengaku hal itu sudah biasa dan menjadi sebuah dinamika dalam tugasnya sebagai pemimpin kepolisian di Papua Barat.
"Kita sudah bisa hadapi dinamika pekerjaan begini. Saya rasa seluruh anggota saya sudah paham, ini situasi yang harus dihadapi. Persoalan kurang istirahat sudah biasa," ujarnya.
Herry menuturkan, meski belum sepenuhnya, namun kondisi Papua Barat saat ini dianggap sudah cukup aman dan kondusif
"Secara umum saat ini aman terkendali, Sorong , Manokwari, Fakfak, semua sudah terkendali," pungkasnya. (tribun-timur.com)
Siapkan antisipasi
Sepekan usai kerusuhan di Papua Barat, beredar informasi massa akan kembali turun ke jalan untuk berunjuk rasa.
Kapolda Papua Barat Brigjen Pol Herry Rudolf Nahak mengaku telah mendengar informasi tersebut.
Ia pun telah mengumpulkan para pejabatanya untuk mengantisipasi kemungkinan terulangnya kejadian seperti unjuk rasa sebelumnya.
"Kita masih tunggu informasi katanya ada lagi besok mau turun ke jalan, kita komunikasikan dan coba antisipasi," kata Herry Rudolf Nahak, di Manokwari, Minggu (25/8/2019).
Menurut Herry, meski belum jelas, ia tetap mengantisipasi segala kemungkinan yang bisa terjadi.
"Informasi berkembang, ada yang bilang mau turun lagi, ada yang bilang nggak, tapi kita antisipasi juga, semoga kejadian tak terulang," ujarnya.
Baca: 4 Tengkorak Manusia di Kebun Warga Banyumas Diduga Satu Keluarga, Menghilang Sejak 5 Tahun Lalu
Baca: Kemensos dan BRI Pastikan 1130 KPM PKH di Kabupaten Sampang Mendapatkan Haknya
Baca: Resepsi Pernikahan Meyriska dan Roger Danuarta Padukan Dua Budaya Berbeda
Baca: Resepsi Pernikahan Meyriska dan Roger Danuarta Padukan Dua Budaya Berbeda
Herry mengatakan, pasca-kerusuhan, pihaknya telah rutin berdialog dengan tokoh-tokoh dan pimpinan pengunjuk rasa.
Ia meminta para pemimpin pengunjuk rasa, menahan massanya agar tak kembali turun ke jalan.
"Kita secara intens melalui anggota melakukan dialog dengan tokoh dan para pimpinan pengunjuk rasa. Kita komunikasi ke mereka dan meminta agar tak usah lagi turun ke jalan," kata dia.
Lanjut Herry, tak hanya dialog dengan pengunjuk rasa, Ia juga melibatkan tokoh agama untuk dapat menenangkan massa.
"Kita perbanyaklah dialog, ada juga turun ke gereja, dan dialog ke pemuka agama agar menenangkan umatnya. Kita semua tak mau kejadian seperti yang beberapa hari llu itu terulang lagi," pungkasnya. (tribun-timur.com)