TRIBUNNEWS.COM - Pelaku pembantaian KM Mina Sejati sempat memberikan sejumlah uang dan pelampung untuk ABK yang hendak menyelamatkan diri dengan melompat ke laut.
Pencarian korban pembantaian sadis KM Mina Sejati masih terus dilakukan, terungkap fakta baru saat insiden berlangsung.
Seorang ABK yang selamat dari pembantaian KM Mina Sejati, Slamet menceritakan bagaimana salah satu pelaku pembantaian bernama Ferry Dwi Lesmana memberinya sejumlah uang dan pelampung untuk menyelamatkan diri.
Kapolres Kepulauan Aru AKBP Adolof Bormasa mengungkapkan, salah seorang pelaku pembantaian di KM Mina Sejati, Ferry Dwi Lesmana, sempat memberikan uang dan pelampung kepada seorang ABK bernama Slamet (55) alias Pak De sebelum ABK tersebut menceburkan diri ke laut.
Menurut Adolof, dari 13 ABK yang memilih melompat ke laut untuk menyelamatkan diri saat insiden pembantaian itu terjadi, Slamet merupakan ABK terakhir yang menceburkan diri ke laut.
• 2 Jenazah ABK Korban Pembantaian KM Mina Sejati Ditemukan Mengapung di Laut Aru
• Potret Kondisi Ambulans Puskesmas Cikokol yang Tak Bisa Digunakan Antar Jenazah Bocah Dibopong Paman
• Kronologi Lengkap Istri Sewa 4 Pembunuh Bayaran Bunuh dan Bakar Suami & Anak dalam Mobil di Sukabumi
• Pemindahan Ibu Kota Baru Indonesia Diberitakan Media Internasional, Kondisi Jakarta Paling Disorot
“ABK bernama Slamet alias Pak De itu yang terakhir kali turun tinggalkan kapal,” kata Adolof, kepada Kompas.com, Senin (26/8/2019).
Adolof menuturkan, saat hendak melompat ke laut, Ferry Dwi Lesmana bersama dua pelaku lain saat itu sempat menarik Slamet dan memintanya untuk tidak lompat ke laut.
Saat itu, Ferry sempat bertanya kepada Slamet soal perbekalan yang ia miliki dan keputusannya untuk mengikuti 12 ABK lain yang telah menceburkan diri ke laut.
“Setelah menariknya, Ferry mengatakan ke Slamet, 'Kamu mau turun, kamu punya bekal apa?, kamu punya uang?' Lalu dijawab Slamet, 'Tidak punya, tapi saya lompat saja tidak apa-apa siapa tahu ada yang lewat dan bisa membantu saya,'” ungkap Adolof meniru percakapan keduanya.
Menurut Adolof, hubungan antara Ferry dan Slamet di atas kapal sangat baik sehingga saat itu Slamet tidak dibunuh.