TRIBUNNEWS.COM - Hilang 5 tahun karena dibunuh saudara kandung sendiri, 4 korban yang kerangkanya ditemukan di kebun belakang rumah di Banyumas sempat dikira ikut organisasi atau kelompok terlarang Gafatar.
Supratno alias Ratno endadak hilang secara misterius, salah satu korban yang kerangkanya ditemukan di Banyumas, Jawa Tengah sempat dikira ikut organisasi terlarang Gafatar.
Teka-teki "hilangnya" tiga anak dan cucu Misem, warga Grumbul Karanggandul, Desa Pasinggangan, Kecamatan/Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, selama hampir lima tahun terakhir akhirnya terungkap.
Ketiga anak Misem, Supratno alias Ratno (51), Sugiono alias Yono (46), dan Heri Sutiawan alias Heri (41), serta cucu Misem, Vivin Dwi Loveana alias Pipin (22), anak Ratno, selama ini terkubur di belakang rumah dan ditemukan tinggal kerangka.
• Fakta Baru Istri Bakar Suami dan Anak di Sukabumi, Akui Menyesal, Sewa Pembunuh Bayaran Rp 500 Juta
• Berhasil Diringkus Polisi, Inilah Potret 2 Pembunuh Bayaran yang Bunuh Ayah & Anak di Sukabumi
• Sebelum Bakar Mayat di Sukabumi, 2 Pembunuh Bayaran Beri Racun ke Ayah & Bekap Anak hingga Tewas
• Tak Diizinkan Jual Rumah, Istri Bunuh Suami & Anak Tiri di Sukabumi Ternyata Sempat Diancam Korban
Sebelum geger kabar penemuan kerangka Sabtu (24/8/2019) petang, mereka dikabarkan merantau entah ke mana.
Ratno dan Vivin adalah yang paling menimbulkan tanda tanya.
Ratno adalah pegawai negeri sipil (PNS) yang bertugas sebagai petugas perpustakaan di SMP Negeri 4 Banyumas, sedangkan anaknya kala itu masih berstatus mahasiswi di IAIN Purwokerto.
Kepala Tata Usaha (TU) SMP Negeri 4 Banyumas Suparyo mengatakan, Ratno kali terakhir datang ke sekolah 4 Oktober 2014 atau lima hari sebelum hari naasnya 9 Oktober 2019.
Bahkan, pada 9 Oktober pihak sekolah mendatangi kediaman Misem untuk mengonfirmasi keberadaan Ratno.
Jawaban yang didapat kala itu dari Saminah, adik Ratno yang kini jadi tersangka, adalah merantau ke luar kota.