TRIBUNNEWS.COM - Ibu kandung Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono, Siti Habibah dikabarkan telah berpulang pada Jumat (30/8/2019).
Kabar itu dibenarkan oleh petinggi Partai Demokrat.
Baca: Kabar Duka, Ibunda SBY Siti Habibah Meninggal Dunia
Wakil Sekjen Partai Demokrat Rachland Nashidik mengatan, Siti meninggal dunia pada pukul 19.21 di Rumah Sakit Mitra Keluarga Cibubur.
Sebelumnya, ibunda SBY dikabarkan jatuh sakit dan dirawat di Rumah Sakit Mitra Cibubur sejak Kamis (8/8/2019).
Jatuh Sakit Siti Habibah masuk ke rumah sakit sejak Kamis sore.
Baca: BREAKING NEWS - Ibunda SBY, Siti Habibah Meninggal Dunia
Meski begitu, kondisi Siti Habibah sempat stabil dan membaik.
Hal ini dibenarkan oleh Ketua Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat Imelda Sari.
"Sejak Kamis lalu sakit keras. (Sekarang) kondisinya stabil," kata Imelda saat dikonfirmasi wartawan, Minggu (11/8/2019).
Sakit Faktor Usia
Sementara itu, Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menyampaikan, penyebab sakitnya ibunda SBY itu karena faktor usia.
Diketahui, Siti yang biasa dipanggil Eyang Habibah itu juga sudah sulit beraktivitas seperti biasa.
"Eyang Habibah memang sudah sepuh dan sudah lama terbaring tak bisa beraktivitas, karena faktor usia yang sepuh," kata Ferdinand Hutahaean. (Rosiana Haryanti)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Ibunda SBY Meninggal Dunia, Begini Riwayat Sakitnya
Punya riwayat sakit gangguan empedu
Catatan Tribunnews.com, Siti Habibah pernah memiliki riwayat sakit berupa gangguan empedu.
Ia pernah menjalani operasi pada 2011, saat SBY masih menjabat Presiden.
SBY Pernah Ungkap Serangan Berupa Surat yang Bikin Ibunya Sakit Berhari-hari
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merupakan presiden pertama yang terpilih melalui pemilihan secara langsung di Indonesia.
SBY memenang pemilu presiden (pilpres) pada tahun 2004 lalu.
Kala itu SBY berpasangan dengan Jusuf Kalla sebagai wakil presiden.
Tak hanya pada tahun 2004, SBY juga kembali memenangkan pilpres pada tahun 2009.
SBY yang saat itu berpasangan dengan Boediono sebagai wakil presiden, berhasil mengalahkan pasangan Jusuf Kalla-Wiranto, dan Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto.
Selama 10 tahun memimpin Indonesia, SBY tentu saja memiliki sejumlah kisah yang dialaminya.
Itu seperti yang ditulisnya dalam buku yang berjudul "SBY Selalu Ada Pilihan" terbitan Kompas tahun 2014 lalu.
Baca: PDIP Undang Parpol yang Tak Usung Jokowi-Maruf, Ditanya Undangan pada SBY, Ini Jawaban Ketua DPP
Dalam buku itu, SBY menceritakan adanya berbagai serangan yang diterimanya selama menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia.
Termasuk serangan yang ditujukan kepada keluarganya.
Satu di antara anggota keluarga SBY yang mendapatkan serangan adalah sang ibu.
SBY mengungkapkan, saat itu sang ibu yang bernama Hj Siti Habibah berusia 82 tahun.
Sejak tahun 2007, Hajah Siti Habibah tinggal di Jakarta setelah lebih dari 40 tahun tinggal di Blitar, Jawa Timur.
Menurut SBY, ibunya lahir dari komunitas pesantren di Tremas, Pacitan.
"Sejak muda beliau adalah pengagum Bung Karno, bahkan ketika saya sering sowan kepada beliau di Blitar, beberapa kali kami berziarah di makam Proklamator Bung Karno, di Kota Blitar," terang SBY.
Meski demikian, pada suatu hari sang ibu mendapatkan sebuah surat.
SBY menuliskan, surat itu ditujukan ke ibunya sekitar 6 tahun sebelum dia menulis buku tersebut.
SBY mengungkapkan isi surat tersebut sungguh tidak pantas.
Bahkan, dia juga menyebutnya "tidak beradab."
Baca: Undang Wayang Kulit ke Istana Sudah Dilakukan Era Presiden Soekarno dan SBY
Termasuk bahasa yang digunakan juga sangat kasar.
"Isinya sungguh tidak pantas dan tidak "beradab". Di samping bahasanya sangat kasar, surat itu juga penuh dengan penghinaan dan penistaan, baik kepada saya maupun kepada beliau," tulis SBY.
SBY melanjutkan, surat itu juga disertai sumpah serapah, dan doa-doa yang sangat buruk kepada keluarganya.
"Karena begitu terganggunya perasaan beliau, ibunda saya sampai mengalami sakit berhari-hari," terang SBY.